XII. Words That Were Never Spoken

3.7K 526 52
                                    

Hari ini perjamuan tahunan sekte di LianHua Wu diadakan, membuat Wei WuXian sedari tadi merengek meminta ikut pada Lan WangJi hanya untuk memakan makanan perjamuan yang di hidangkan adik seperguruannya itu.

Perjamuan sekte di LianHua Wu memang terkenal karena masakannya yang enak sekaligus dalam porsi yang banyak sehingga siapapun kultivator yang datang akan pulang dengan perut kenyang dan bahagia.

Tentu saja Wei WuXian yang diberi kesempatan di bumi lagi itu tidak mau menyia-nyiakannya. Alih-alih menjalankan tugas, kali ini istri HanGuang-Jun itu malah terlihat ingin bermain-main.

"Ayolah Lan Zhan~ bukankah A-Lian juga ikut kenapa aku harus tinggal? Apa kau tega mengurung hantu istrimu ini di Jingshi sendirian huh?"

"Wei Ying." Lan WangJi masih menatap serius wajah sang istri yang sedari tadi sudah cemberut sembari menggembungkan pipinya. Sungguh, Lan WangJi benar-benar tidak bisa menahannya lagi melihat Wei WuXian bertingkah memelas seperti itu. "Jangan sampai yang lain tahu," lanjutnya.

Akhirnya pertahanan Lan WangJi roboh juga. Sangat sulit memang berhadapan dengan Wei WuXian yang sedang dalam mode menggemaskan seperti sekarang.

"Aaaaaaa tentu saja. Aku tidak akan ketahuan. Kau memang terbaik!"

Setelah memekik senang lelaki itu langsung memeluk Lan WangJi yang masih berdiri tegap di hadapannya.

Cup!

Satu kecupan manis Wei WuXian meluncur indah pada pipi putih Lan WangJi, membuat suaminya itu terlihat mengerjap beberapa kali.

"Lan Zhan gendong ...."

Lan WangJi bergeming. Sesaat kemudian lelaki itu mengangkat tubuh sang istri, menggendongnya seperti koala yang menemplok pada batang pohon.

"Wei Ying, ada apa?" tanyanya menyadari sikap Wei WuXian yang tiba-tiba berubah manja padanya.

"Tidak ada. Memangnya aku tidak boleh minta gendong? A-Lian bahkan tidak minta tapi selalu di gendong Lan Er Gege ini—mphhh!"

Mulut Wei Wuxian sudah dibungkam oleh Lan WangJi. Pria itu tampaknya sudah kehabisan kalimat karena Wei Ying-nya hari ini terlalu imut.

Lelaki itu melumat lembut bibir manis sang istri hingga tidak sadar ada seonggok makhluk kecil yang sudah menatap keduanya penuh tanya.

Lan WeiLian tengah berdiri di ambang pintu dengan mulut terbuka dan mata berbinar. Ia sungguh penasaran serta antusias dengan apa yang ayah dan gēgē cantiknya mainkan.

"Diē~ Wei Gēgē~ sedang main apa?"

Wei WuXian dan Lan WangJi otomatis menoleh dan menemukan Lan WeiLian yang sudah mendekat ke arah mereka.

Wei WuXian menatap suaminya cemas karena putrinya itu telah melihat pemandangan yang seharusnya belum boleh ia lihat.

Namun, Lan Wangji masih tidak menampilkan raut wajah yang signifikan. Ya—memang wajahnya begitu tidak begitu.

"A-Lian s-sejak kapan berdiri di sana?" tanya Wei WuXian langsung menggendong tubuh putrinya.

"A-Lian ingin main juga! Ayo main lagi giliran A Lian—Gēgē cium A Lian chuuu~!"

Bocah itu sudah memajukan bibirnya sendiri ke wajah Wei Wuxian membuat sang ibu tidak bisa berkata apa-apa lagi selain mengecup pelan bibir mungil A Lian.

"Diē cium A-Lian—chuuu~!"

Lan WangWangJiji tersenyum kecil lalu beralih mencium putrinya. Tapi setelahnya, sang ayah malah menjahili Lan WeiLian dengan mendaratkan serangan kecupan kupu-kupu pada wajah mungil itu membuat bocah itu menggelengkan kepalanya cepat, mencoba menghindar.

A Little Pieces Of Heart - WangXian [忘羡] ✓✓Where stories live. Discover now