XV. A Wish From Heart

4.2K 506 71
                                    

Flashback

Malam sebelum hari ulang tahunnya esok, Lan Weilian terbangun dari tidurnya. Seperti biasa malam ini pintunya juga sudah terbuka setengah seperti malam-malam biasanya. Seekor kelinci abu-abu juga sudah terlelap nyenyak di samping gadis itu.

Kau lagi? Setidaknya berubahlah menjadi ibu! Jangan hanya terus masuk ke kamarku tengah malam begini!

Lan WeiLian membopong tubuh kelinci ke luar kamarnya. Gadis itu baru menyadari kalau malam ini di luar sedang turun salju. Padahal ia berniat mengembalikan kelincinya ke gunung belakang. Tapi karena hawa dingin yang menusuk dari kepingan salju yang mulai menutupi jalannya membuat Lan WeiLian mengurungkan niat.

"Besok ulang tahunku, aku tidak sabar menunggu. Hmm ... bagaimana kalau jangan tidur sampai fajar? Kau mau menemaniku?" tanyanya pada si kelinci. Tapi hanya hening yang ia dapat. Tentu saja si kelinci tidak akan menjawab seperti dulu.

Gadis itu melangkah pelan kembali ke dalam kamar dengan kelinci di gendongannya.

"A-Lian? Kau belum tidur?"

Lan WeiLian menoleh ke ambang pintu, menampakkan sang kakak yang sudah berdiri di sana dengan lentera yang menyala meremang.

"Kakak habis berkeliling? A-Lian tidak bisa tidur," ujarnya. Gadis itu meletakkan kelincinya di atas dipan lalu mendekat ke arah sang kakak.

"Ingin kakak temani?" Lan SiZhui mengusap puncak kepala adiknya pelan. Seutas senyum lembut mengembang di wajahnya.

"Tidak perlu. A-Lian juga sudah tidak mengantuk."

Lan WeiLian beralih menggapai pinggang sang kakak lalu memeluknya. Gadis itu menyenderkan kepalanya manja membuat sang kakak otomatis meraih pundak sang adik.

"Kalau begitu apa kau mau menemani kakak menerbangkan lampion?"

"Lampion? Tengah malam begini?"

Lan SiZhui melepaskan pelukannya pada sang adik kemudian meraih tangan dingin gadis itu.

"Ikut kakak."

###

Kakak beradik itu beralih menuju ke halaman utama. Terlihat beberapa murid muda dan Lan JingYi sedang merakit dan membenarkan beberapa lampion yang akan di terbangkan.

Lentera kertas berwarna putih itu tampak polos belum ditulis atau digambar apapun, membuat Lan WeiLian mengernyit bingung.

"Kakak kenapa lampionnya banyak sekali dan semuanya masih belum di lukis?"

Lan SiZhui tampak menggeser beberapa tumpukan lampion di atas tanah dan mengambil salah satu lampion yang berada di bawah tumpukan lampion yang lainnya.

"Yang ini tidak. Ini milikmu."

Lan Weilian meraih lampion dari tangan sang kakak lalu mengamatinya. Lampion yang satu ini sudah dilukis gambar kelinci yang terduduk di atas daun teratai.

"Woahhh, kakak yang menggambarnya?"

"Mn. Kau menyukainya?"

"Ya A-Lian suka. Ini indah—ayo terbangkan!"

Lan JingYi yang berada sedikit jauh dari keduanya itu kemudian mendekat membawa beberapa lembar lampion yang sudah di lukis oleh beberapa murid dan dirinya.

"Aku sudah selesai. Apa yang polos akan diterbangkan sekalian SiZhui?" tanya Jingyi

"Mn. Terbangkan saja semuanya."

A Little Pieces Of Heart - WangXian [忘羡] ✓✓Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu