31. Tidak akan Mengalah ✓

4.1K 314 38
                                    

MASIH berdiri terpaku di tempatnya. Kezia hanya terdiam saat para sahabatnya datang menghampiri dengan beribu-ribu pertanyaan tentang pertengkarannya dengan Rafa, yang mana adalah pertama kalinya selama ia berpacaran.

"Kok bisa sih Lo ribut sama Rafa? Tadi gue baru aja mau nyamperin Lo ke Kantin, eh malah liat Lo disini." Lea merangkul siku Kezia supaya gadi itu mengalihkan sedikit perhatiannya kepada para sahabatnya bukan pada koridor kosong.

"Kez. Are you okay?" Zani menatap Kezia penuh kekhawatiran.

"Lo ribut karena Safira itu? Tadi kita sempet liat pertengkaran kalian. Rafa belain si Fira karena Lo hina si Fira?"

Kezia masih diam. Tidak menyahuti pertanyaan Rena. Matanya masih terfokus pada satu titik di depannya yang padahal tidak ada apa-apa.

"Kezia. Look at me!" Rena menangkup wajah Kezia untuk terus menatapnya. Rena memasang wajah serius penuh perhatian.

"Dengerin gue okay."

Kezia mengangguk, tanda ia ingin mendengarkan Rena.

"Denger yah Kezialita Aulia. Kezia yang gue kenal itu gak lemah karena cinta. Bahkan Kezia yang gue kenal selama ini gak pernah nangis cuma karena cowok brengsek cem Rafa. Lo gak bisa begini terus Kez, gue gak rela liat sahabat gue di sakiti sama cowok bangsat yang keliatannya baik kalem eh taunya pakboi itu. Gue gak suka! Gue mau Lo lawan dia Kezia. Tunjukin kalau dia itu gak berhasil buat seorang Kezia lemah-"

"Nyatanya gue udah lemah Ren." Kezia melirik kosong pada netra kecoklatan milik Rena.

Rena menghela napas. Bersedekap dada. "Ck. Iya gue tau Lo udah lemah karena cinta. Tapi gue gak suka liat Lo pasrah aja saat tuh pelakor menguasai Rafa. Bahkan yah menurut gue Safira itu lebih jalang dari si Karen, dia keliatannya doang polos eh taunya Medusa."

Zani mengangguk membenarkan apa yang di katakan Rena.
"Bener kata Rena. Gue aja gak nyangka kalau Safira bisa begitu. Dari yang gue denger cerita Lo sama liat barusan, dia itu kek manfaatin kepolosannya buat menghanyutkan orang lain. Sama aja ke Rafa, keliatannya doang baik, eh taunya fuckboy juga." Ia berdecih sinis.

"Makanya Kez. Gue juga setuju apa kata Rena di awal. Kalau Lo gak boleh ngalah. Kalau Lo bener udah cinta sama Rafa, Lo rebut dia dari si pelakor sok suci itu. Lagian gue juga sebel sama si Alden, dia kok diem aja sih liat pacarnya Deket sama cowok lain walaupun itu sahabat." Lea mendengus, membodohi sikap Alden dalam hatinya.

"Udah sekarang Lo gak usah nangis dan bermuram durja. Gue mau Lo nanti pulang sekolah tempelin si Rafa terus, pokoknya Lo harus bikin si Kezia terus menatap ke Lo tanpa ada kesempatan buat menoleh ke si Safira yang bukan siapa-siapa Lo itu. Lo tunjukin ke Safira kalau Lo itu pacarnya Rafa! Gak usah pikirin hati Lo yang sakit itu, Lo harus mentingin ego dan kebahagiaan Lo Kez. Tapi kalau Lo udah berjuang untuk membuat Rafa terus perhatian sama Lo tapi dia tetep ngelirik Safira. Lo tinggalin dia. Dia gak cocok Nerima cinta Lo Kez. Lo terlalu baik buat dia. Walaupun Lo nakal, tapi hati Lo itu baik. Gak munafik."

Kezia menatap Rena dengan tatapan tak terbaca. Namun hatinya membenarkan apa kata Rena.

Iya betul. Ia tidak boleh lemah hanya karena cinta, supaya Rafa dan Safira tidak terus menyakitinya. Kezia harus menunjukkan kalau Kezia lebih unggul dari siapa pun, termasuk dari sisi mendapatkan perhatian dari Rafa.

Lihat saja saat Kezia beraksi.

Kezia menyunggingkan sudut bibirnya membentuk Smirk yang tampak mengerikan namun cantik di wajah ayunya.

*****

"RAFA!!!"

Kezia terlihat berteriak kemudian berlari menghampiri Rafa yang sedang berdiri menatapnya sambil merangkul tubuh Safira yang tampak melemas.

BAD LIAR (Completed)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ