42. Why? √

4.8K 307 46
                                    

SULIT di percaya bagi Rafa jika apa yang ia pikirkan dan ia percayakan akhir-akhir ini ternyata salah. Rafa telah salah mempercayai seseorang, dan dengan teganya Rafa menyakiti orang yang di cintai nya tanpa mau mendengarkan penjelasan apapun.

Rafa sudah terlalu di butakan oleh rasa cemburu dan terkhianati, hingga ia tidak bisa menilai mana yang benar dan mana yang salah.

Rafa sadar jika selama ini Rafa selalu menyakiti Kezia. Apalagi semenjak kedatangan sahabat kecilnya, semua berubah jadi berantakan. Bukan ini yang Rafa mau. Dari awal ia menjadikan Kezia sebagai kekasihnya ia bertekad untuk move on dari masa lalu. Melupakan rasa cintanya dengan Safira, dan memulai lembaran baru dengan Kezia.

Tapi apa yang Rafa lakukan? Ia malah kembali terjebak dengan masa lalu, dengan perasaan yang tidak bisa di paksakan. Safira telah banyak berbohong padanya.

Tentang cerita di masa lalu, yang katanya Alden memaksa Safira untuk menjadi pacarnya, ternyata Safira lah yang memaksa Alden karena Safira mencintai Alden. Dan semua cerita yang Safira sampaikan itu bohong.

Kezia tidak berselingkuh dengannya, bahkan itu di tegaskan oleh Alden. Bagaimana mungkin Rafa tidak mempercayainya? Rafa marah pada dirinya sendiri, merutuki kebodohan dan kelabilannya dalam percintaan dan pikiran.

Suara tangisan tergugu seseorang menyadarkan Rafa dari lamunannya. Rafa menunduk, menatap sosok itu dengan tatapan dingin. Tidak peduli dengan tangisannya yang begitu menyayat hati.

Jika saja Rafa belum tahu yang sebenarnya, mungkin Rafa akan bergerak maju, memeluk tubuh mungil itu dan menenangkannya. Tapi sekarang tidak. Rafa sudah terlanjur kecewa. Lebih ke kecewa pada dirinya sendiri.

"Saya gak nyangka ternyata kamu bisa melakukan hal sejauh ini Fira. Kamu memanfaatkan Saya yang memiliki rasa sama kamu, untuk menuntaskan rasa sakit hati kamu karena Alden lebih menyukai Kezia dari pada kamu."

Safira mendengar apa yang di ucapkan Rafa, tapi ia tidak sanggup untuk menjawabnya. Safira terlanjur patah hati karena Alden. Niat hati ingin memiliki Alden sepenuhnya, tapi ia malah kehilangan semuanya.

"Kenapa kamu tega memfitnah pacar kamu sendiri dan Kezia. Orang yang tidak salah apapun Fir. Kenapa?"

Rafa meraup wajahnya kasar. Raut mukanya sudah sangat nelangsa, matanya memerah menahan segala emosi jiwa. Dadanya bergemuruh, suasana didalam sana sangat mendung.

"Kezia tidak selingkuh Fir. Dia.. dia baik, dia bahkan memaafkan kesalahan saya yang selalu membohongi nya, dia selalu memaafkan saya di saat saya menyakitinya. Tapi.. kamu.. kamu membuat semuanya semakin parah. Kenapa kamu harus kembali Fira? Kenapa kamu harus melakukan ini semua? KENAPA??!!"

Rafa berteriak di akhir kalimatnya, sudah terlalu sesak menahan emosi yang membuncah di hatinya. Untung saja keadaan taman sekolah lumayan sepi, jadi tidak ada yang melihat kemurkaan Rafa.

Safira bangkit, mengusap air matanya kasar. Mendorong kecil tubuh besar Rafa dengan masih sesegukan.

"KAMU GAK TAU APA YANG AKU RASAIN HIKS... KAMU GAK TAU GIMANA RASANYA MENCINTAI SEORANG DIRI.. KAMU GAK TAU RAFA.. AKU BENCI SAMA KEZIA KARENA DIA SEMPURNA HIKS... DIA GAK SAKIT, DIA PUNYA BANYAK TEMAN, DAN DIA PUNYA KAMU YANG CINTA SAMA DIA. TAPI AKU? HIKS.. AKU IRI SAMA KEZIA.. AKU PENYAKITAN, AKU GAK PUNYA TEMEN, AKU GAK BEBAS MELAKUKAN SEMUA HAL, DAN AKU TIDAK MEMILIKI PACAR YANG PERHATIAN. Hiks..."

Safira meluapkan segala emosinya pada Rafa, memukul-mukul tubuh Rafa berharap Rafa merasakan bagaimana sakitnya menjadi Safira.

"Kamu gak tau hiks.. gimana rasanya jadi aku.. yang selalu mendengarkan pacar aku membicarakan cewek lain, yaitu Kezia. Setiap kami bertemu, setiap kamu bertelponan, yang selalu di ceritakan oleh Alden adalah Kezia, Kezia dan Kezia. Alden jahat.. tapi Kezia lebih jahat. Andaikan Kezia gak ada pasti Alden gak akan suka sama Kezia. Hiks..."

BAD LIAR (Completed)Where stories live. Discover now