43. Asing √

5.1K 304 44
                                    

PERKATAAN Alden tempo hari memang ada benarnya juga. Harusnya dari awal Kezia tidak memakai hati dalam hubungannya dengan Rafa. Ia dan Rafa hanyalah orang asing yang di pertemukan karena suatu tragedi, dan berlanjut saat Rafa di rekrut Bu Rini untuk menjadi Tutornya.

Harusnya Kezia jangan terlalu cinta kepada Rafa, sama halnya dengan Kezia kepada para mantannya, agar saat ada masalah ia tidak terlalu sakit hati. Namun, hal itu tidak berlaku untuk Rafa. Kezia senang atensi Rafa ada di sekitarnya, ia merasa terlindungi, di perhatikan dan di cintai. Kezia juga mendapatkan banyak harapan pada diri Rafa.

Rafa hadir dalam hidup Kezia untuk memberi warna merah, kuning, hijau mengganti warna kelabu yang selalu melingkupi Kezia. Tapi Rafa jugalah yang memberi luka paling menyakitkan untuk Kezia.

Kezia terlalu kecewa pada Rafa. Kezia sudah berusaha menerima Rafa yang selalu membohonginya, Kezia tahu Rafa bohong tentang Safira waktu itu, tapi Kezia mencoba percaya dan dewasa. Tapi kepercayaan itu runtuh, meninggalkan jejak persakitan yang di ciptakan oleh Safira, orang yang Rafa puja dan oleh lelaki itu sendiri

Kezia tersenyum miris. Menatap pantulan dirinya di cermin Full Body yang ada di dalam kamarnya. Seragam yang super ketat dan pendek, rambut Kezia bahkan telah berubah menjadi pendek sebahu dengan warna coklat terang, gelang hitam melingkari pergelangan tangannya, kaos kaki panjang hingga lutut membalut kakinya, juga sepatu Converse andalannya.

Jari jemari lentiknya membelai lekukan dada yang tampak menyembul karena kancing kemeja seragamnya sengaja ia lepas dua. Terlihat sangat sexy. Kezia menyeringai sinis.

Kezia tidak boleh terus berada di titik terendah, Kezia harus bangkit dan kembali berdiri tegak, menunjukkan pada semua orang jika Kezia, Queen of School tidak pernah terlarut-larut dalam masalah.

Kezia akan kembali menjadi Kezia yang sebenarnya, bukan Kezia gadis baik yang tiap hari belajar Kimia. Kini Kezia sudah tidak peduli lagi, Kezia ingin menikmati masa-masa terakhir sekolahnya dengan tenang atau mungkin dengan sedikit permainan.

   

*****

"Ada kabar tentang perkembangan Mama gak Pa?"

Kezia menyuapkan sesuap nasi goreng kedalam mulutnya. Menatap Galih yang duduk di kursi utama meja makan, menunggu jawaban.

Galih tersenyum tenang, namun tidak dengan matanya yang menyiratkan kekhawatiran. "Mama baik-baik saja."

Galih berbohong. Nyatanya kondisi Mayumi malah semakin lama semakin parah, koma yang di alaminya belum juga menunjukkan tanda-tanda membaik hingga tersadar. Mayumi masih betah dalam mimpi indahnya.

Namun Galih tidak ingin membuat Kezia khawatir dan panik. Karena Galuh tahu jika Kezia beberapa hari lagi akan menghadapi Ujian Nasional, Putrinya harus fokus pada ujiannya.

Kezia mengangguk paham. Meminum susu coklat yang sudah di siapkan Bi Jum. "Syukurlah Pah. Aku belum bisa jenguk Mama, soalnya aku sibuk belajar dan ada tambahan belajar di sekolah Pah."

Memang akhir-akhir ini Kezia mengalihkan semua masalahnya dengan belajar, Kezia ingin Ujian Nasional nanti ia mendapatkan nilai yang bagus, hasil kerja kerasnya sendiri.

"Iya sayang gak apa-apa. Kamu fokus belajar aja yah."

Mata Kezia melirik kesana kemari mencari sosok adiknya yang tidak ada di meja makan. Kemana adiknya itu? Apakah adiknya tidak lapar?

BAD LIAR (Completed)Where stories live. Discover now