Chapter 4: part 4

3.7K 365 15
                                    

Aku akan membuktikan jika Sasuke yang mereka lihat itu hanyalah Sasuke gadungan ――

Sejak dia mengatakan hal tersebut di kantor Hokage, dia mengatur ulang pikirannya saat kembali kerumahnya. Namun, tak ada satu ide pun yang singgah di benaknya.

'Bagaimana aku bisa membuktikan jika orang itu hanyalah Sasuke gadungan? Selain itu.. Akankah Sasuke kembali ke desa?' Hal itulah yang sedang dipikirkan oleh Sakura.

―― Cepatlah kembali.. Sasuke-kun.

―― Dia mengatakan sesuatu seperti, 'Diriku yang asli tidak mungkin melakukan hal semacam itu.' Aku merasa tidak tenang dan rentan, karena itulah aku jadi tidak bisa berpikir dengan baik. Aku ingin menemui Sasuke-kun. Semua itu dapat aku uraikan satu persatu, lebih dan lebih lagi.. Seolah pendoa ajaran Budha.

―― Itu tidak berguna! Ya, tidak berguna jika seperti itu.

Sakura meninggalkan rumahnya.

Dia berpikir jika menggerakkan sedikit tubuhnya akan membuat suasana hatinya lebih segar.

Dia mulai berjalan tanpa memutuskan kemana dia akan pergi, melangkah tanpa sebuah tujuan yang pasti, tapi kemudian dia melihat jika dia berjalan mendekati Akademi.

Barangkali itu adalah keputusan yang sebenarnya disadari olehnya, ingin menjauh dari kebisingan jalanan yang padat.

Karena ini masih awal siang, dia tidak bisa mendengarkan suara anak-anak.

Dia mencoba mengamati mereka dengan sedikit melewati pagar.

Berbalik arah ke halaman sekolah, dia melihat anak-anak yang umurnya kira-kira 10 tahun. Mereka bertarung berpasang-pasangan. Kemudian dia melihat guru yang bergabung dalam latihan itu. 'Ah!' Dia berpikir. 'Itu Naruto ya?!'

"Hey, perhatikan!! Ini bukan hanya soal jumlah gerakan! Kendalikan tubuhmu dan pikirkan serangan berikutnya dengan tepat-ttebayo!"

Setelah perang besar dunia ninja, dia mendengar bahwa Naruto adalah instruktur spesial di Akademi. Seperti yang dia lihat, terlihat seakan Naruto melakukan tugasnya dengan baik.

"Oi! Kalau pertarungannya sudah selesai buatlah segel perdamaian dengan benar. Sebelum kalian, ada murid kuat dan lemah yang mengakhiri latihan bertarung mereka seperti ini karena ini adalah aturan ninja."

Naruto akan menjitak keras kepala murid yang tidak patuh pada aturannya.

―― Kau juga melakukan ini dulu, dulu sekali.

Dengan berkata hal itu di dalam pikirannya, Sakura tertawa kecil.

Seperti biasa, di akhir pelajaran Naruto membariskan muridnya berderet-deret untuk mengucapkan terima kasih satu sama lain.

Ketika Naruto mengangkat wajahnya, dia melihat Sakura. 'Ohh' dia meninggikan suaranya.

"Sakura-chan."

Sakura sedikit melambaikan tangannya.

"Tolong, kalian tunggu sebentar ya!"

Ketika Naruto meninggalkan pesan itu kepada murid-muridnya, dia segera datang menghampiri Sakura.

"Kenapa kau ada disini? Bukannya hari ini kau sedang istirahat?"

Ketika Naruto bertanya demikian, Sakura merespon.

"Ya! Tentunya seperti itu."

Dia mengatakannya dengan ambigu.

"Sebagai seorang guru, kau mengerjakan pekerjaanmu dengan sangat baik. Iya kan?" kata Sakura.

Sakura Hiden: Pemikiran Cinta, Membentuk Angin Musim SemiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang