Chapter 5: part 3

5K 342 10
                                    

Pada awalnya, Sakura dan Ino mengalami kesulitan dalam melakukan penyelidikan. Pertama-tama, tempat yang disebut Kuil Naka berada di pinggiran desa. Disekeliling tempat itu, ada tidak terlalu banyak rumah.

Selanjutnya, waktu juga menjadi penghalang, karena mereka bertanya tentang apa yang terjadi segera setelah perang besar. Sudah lebih dari dua tahun terlewati setelah berakhirnya perang besar. Kenangan orang-orang tentang kejadian itu juga mulai memudar. Akhirnya, dihari ketiga setalah kedua memulai penyelidikan mereka dekat Kuil Naka, mereka mendengar cerita yang cukup besar.

"Aku kebetulan melihat ANBU! Aku rasa ada sekitar tiga orang!" Orang yang mengatakan hal itu adalah Rock Lee.

"Kapan?" Sakura bertanya.

"Aku rasa sekitar dua tahun yang lalu." Lee menjawab.

"Aku kadang datang ke daerah ini saat berlari-lari, aku bahkan pergi seperti hari ini. Nah, bukan kah ini biasanya daerah yang cukup sepi? Itulah mengapa aku mengingat aku kebetulan melihat ANBU pada hari itu. Yah...tapi...itu karena ANBU ada dimana-mana, dan itu tergantung pada misi bukan? Itu mengapa aku bahkan tidak berpikir itu sesuatu yang mencurigakan."

Sakura dan Ino bertukar pandang dan mengangguk.

"Sakura-san dan Ino-san, apa yang kalian selidiki? Apa tidak masalah untuk kalian, mungkin aku bisa sangat membantu!?"

Meskipun Lee menawarkan, Sakura dan Ino dengan lembut menghindar.

"Tentu. Jika sesuatu terjadi, kami akan meminta bantuanmu."

Lee sama seperti Naruto, dia cenderung terburu-buru. Namun untuk apa yang Sakura dan Ino lakukan sekarang, yang bekerja untuk mengumpulkan bukti, mereka berdua berpikir Naruto dan Lee tidak cocok untuk pekerjaan ini.

**

Di sore hari, Sakura dan Ino bertemu dengan Sai. Hari ini, mereka akan bertemu bersama untuk melaporkan hasil pekerjaan mereka. Saat berjalan kembali ke rumah, Sakura berjalan dengan ringan, karena meskipun itu sepele, mereka memiliki hasil. Jika mereka dapat menjerat Kido sedikit demi sedikit, itu akan terhubung untuk menyelamatkan Sasuke. Hanya dengan berpikir hal itu, tekad Sakura terisi ulang.

"Aku bilang lepaskan aku."

Tiba-tiba dia mendengar suara marah. Sakura berhenti melangkah dengan terkejut. Itu berasal dari suatu tempat dekat gang dekat rumah.

Sakura mengintip ke dalam gang. Hari sudah malam, namun karena cahaya dari lampu jalan sedikit menyinari, dia tidak benar-benar dalam keadaan gelap. Seorang pria sedang dihimpit di tanah oleh beberapa orang. Orang yang menghimpitnya ke bawah menggunakan topeng ANBU.

"Cukup, biarkan aku pergi!"

"Diam! Kau dicurigai sebagai teroris!"

"Aku katakana itu bukan aku!"

Dari suara-suara teriakan itu, Sakura mengenal suara orang yang diserang.

"Sasuke-kun!?" Sakura mengencangkan suaranya.

"Sakura!?"

Orang yang dihimpit ke bawah mengangkat wajahnya. Seperti yang diduga, dia Sasuke.

"Tolong katakan pada mereka. Saat aku kembali ke desa aku tiba-tiba diserang. Mereka mengatakan aku membunuh terosis dan semacam..."

Sakura mencoba mengatakan pada mereka untuk melepaskannya, namun Sakura menekan suaranya.

"Tunggu. Apa kau benar Sasuke-kun?"

Sakura bertanya dengan hati-hati. Bagaimanapun dia selalu berpikir tentang tiruan Sasuke. Sampai hari ini, ketika dia bimbang kan hal itu. apapun yang terjadi, dia menjadi waspada dan curiga padanya.

Sasuke menarik napas pendek.

"Ini karena aku memberi tahumu. Apa kau lupa dengan wajah rekanmu? Cobalah lihat aku baik-baik."

Ada sedikit aura jahat yang tersembunyi saat dia berbicara. Saat itu Sakura refleks menatap kembali mata Sasuke, pandangannya terhalang seperti kabut.

"Genjutsu..........!"

Sakura tidak mampu berdiri. Tapi itu bukan genjusu dengan tingkat yang kuat. Dia dengan segera menormalkan chakranya dan kembali mengubah sikapnya. Tidak lama setelahnya, dia merasakan kehadiran seseorang dibelakangnya.

"!"

Ketika ia mencoba menengok ke belakang, dia merasakan rasa nyeri menusuk di tengkuknya. Dia merasakan seperti disuntik dengan obat.

Tidak ada kekuatan yang mengalir kelututnya. Kehilangan kekuatan, dia kemudian roboh. Ia jatuh dengan wajah menghadap ke tanah.

Sakura Hiden: Pemikiran Cinta, Membentuk Angin Musim SemiWhere stories live. Discover now