Chapter 5: part 4

4.2K 353 19
                                    

Awalnya ia merasakan sakit leher. Dengan munculnya rasa sakit itu, ia merasa dirinya secara bertahap sadar. Dia merasakan sensasi dingin dan keras, pada bahu dan pinggulnya.

Ia menyadari sesuatu saat dia berguling di lantai dengan posisi tidak biasa: Dia mencoba menggerakkan tangan dan kakinya, tapi dia tidak bisa.

Perlahan ia membuka matanya, kedua tangannya terikat di belakang punggung. Kedua pergelangan kakinya diikat dengan logam pengikat yang sama.

Sakura merasa sedikit mual, tapi mereda setelah beberapa saat.

Ruangan itu tidak lain hanyalah beton. Kosong dan luas. Di bagian depan, pintu besi berkarat. Tidak ada jendela, dia tidak yakin apakah dia berada si bawah tanah.

Sakura bahkan tidak tahu berapa lama waktu yang dilewati sejak ia diculik.

Ia tidak mampu mematahkan pengikat atau mencoba untuk menempatkan kekuatan di kedua tangannya. Kekuatannya belum bekerja dengan baik.

Ketika ia diculik, sesuatu disuntikkan pada lehernya. Mungkin ini adalah efeknya.

Pada pintu besi, terdapat jendela kecil. Ia melihat seseorang mengintip. Orang itu menggunakan topeng ANBU.

"Dia sadar. Beritahu Kido-sama."

Setelah dia berbicara, Sakura mendengar langkah kaki lainnya pergi menjauh.

Penjaga dengan topeng mengatakan 'Kido-sama'. Kemungkinan dia berada di salah satu tempat persembunyian Kido.

Ingatannya kembali pada saat dia diculik. Taktik murahan. ANBU menangkap Sasuke, yang telah kembali ke desa.

Hal seperti ini tidak harus terjadi di dekat rumah Sakura.

Sakura sudah curiga sejak awal, namun dia tidak waspada saat itu. Sebagai shinobi kejadian seperti itu sangat fatal.

"Ini sangat buruk, aku..." Sakura menutup matanya.

Dia malu pada dirinya sendiri karena tertangkap dengan siasat yang jelas itu.

Sakura mendengar beberapa langkah kaki.

Pintu terbuka, seorang pria dengan hidung bengkok masuk. Disampingnya seorang bekulit putih terang dengan kacamata lensa satu. Pria berhidung bengkok mengenakan matel di atas pakaian misiya. Sedangkan pria denga kacamata lensa satu menggunakan gaun putih. Dibelakangnya dua orang berdiri dengan topeng ANBU. Di sisi lain pintu, dua orang berdiri mengawasi Sakura.

"Jadi kau Kido, eh?" Sakura berbicara pada pria berhidung bengkok. Suaranya sedikit tersedak.

"Benar, Haruno Sakura. Kau, apa kau tahu keberadaan Uchiha Sasuke?"

"Keberadaan.... Sasuke-kun? Aku ingin menanyakan hal itu..."

Sakura dengan posisi yang membuatnya sulit berbicara. Dia berguling seperti ulat, dan sang musuh memandang rendah didrinya. Dia dipermalukan, matanya terlihat muram.

"Jadi orang yang menciptakan...tiruan Sasuke..dan membuatnya terlihat di banyak tempat....itu kau.."

"Benar. Kami pikir dia akan kembali ke desa jika kita melakukannya, tapi dia tidak kembali. Itulah mengapa kami menculikmu."

"Dengan tujuan... membuat Sasuke-kun...kembali ke desa...?"

"Itu alasan mereka menculik ku?"

"Kau dan pria itu adalah rekan. Kalian di tim yang sama. Bukankah kau rekan yang bertarung bersama di Perang Besar? Jika dia mendengar kau hilang, pria itu kemungkin akan kembali ke desa."

"Hmmm, aku tidak yakin akan itu. Karena Sasuke-kun tenang dan terkendali. Bahkan jika ia mendengar aku menghilang...."

"...Dia tidak akan kembali ke desa." Dia mencoba melanjutkan, tapi sedikit rasa sakit menjalar di dadanya.

"Aku ingin tahu apakah Sasuke-kun... benar-benar tidak akan kembali. Bahkan jika aku menghilang, eh...."

Sakura berpikir dia ingin Sasuke kembali. Tapi dia dengan cepat menghilangkan pemikiran itu. Ini tidak baik. Ini berarti jika Sasuke kembali, dia akan jatuh ke perangkap mereka, memenuhi harapan orang-orang itu. Itulah mengapa Sasuke tidak harus kembali.

"Tapi jika Sasuke-kun tidak kembali, itu berarti Sasuke-kun tidak mengkhawatirkanku..."

Sakura merasakan rindu pada Sasuke, tetapi juga merasa cemas pada diri Sasuke. Pikiran Sakura kacau.

"Jika dia tidak kembali..." Kido melanjutkan kalimatnya. "Cerita yang sederhana. Kami akan membunuhmu. Jika ia mendengar jasadmu ditemukan, dia kemungkinan akan kembali. Setidaknya, untuk upacara pemakaman."

"Jika seperti itu, coba bunuh aku sekarang!"

Ia pikir ia dapat melepas borgol dengan kemarahannya, namuan kekuatannya tetap tidak bekerja dengan baik.

"Aku pikir kau tidak perlu melakukan hal yang sia-sia."

Pria dengan kacamata lensa satu-mungkin pria ini yang bernama Magire, seorang ninja medis-- berbicara.

"Suntikan yang kami berikan di lehermu mengakibatkan otot-ototmu mati rasa. Secara bersamaan, obat itu membuat chakra sulit untuk terbentuk. Lebih baik kau patuh dan berbaring di sana. Dengan begitu kua tidak membuang kekuatanmu. Begitulah."

"Ku..." Sakura mengeratkan gigi gerahamnya.

Kemudian Kido berbicara:

"Kami tidak akan membunuhmu dalam waktu dekat. Karena kami akan membunuhmu di depan pria itu."

Sakura memandang balik wajah Kido.

"Di depan Sasuke-kun...?"

"Benar. Dengan begitu, kualitas matanya akan meningkat." Saat berbicara, Kido mendekat dan memperlihatkan senyum lebarnya.

"Kualitas...matanya...?"

"Apa yang mereka bicarakan?"

Kido memperlihatkan senyum liciknya.

"Klan Uchiha adalah Klan yang mencintai secara mendalam. Karena kecenderungan yang mencintai terlalu dalam, dikatakan anggota Klan Uchiha diberi kekuatan mata yag kuat. Kau juga mengetahui tentang ini bukan?"

"....."

"Anggota keluarga, rekan, kekasih-jika salah satu dari mereka dibunuh di depan mata mereka, siapapun akan dilanda kesedihan. Tapi untuk Klan Uchiha, semua itu tidak terjadi. Kesedihan yang berlebih mempengaruhi saraf mata mereka, dan itu memberikan kekuatan pada mata mereka."

"....."

"Dengan kesedihan, kemarahan dan duka... kemampuan matanya bisa diasah. Tidak salah lagi. Itulah mengapa kauakan dibunuh di depan matanya."

Sakura mengambil napas.

"Melakukan hal seperti itu...Apa yang kalian...?"

"Obat Sharingan." Kata Kido.

"Menggunakan mata pria itu sebagai bahan, kami akan membuat obat. Jika seseorang meminum obat itu, mereka akan mampu menggunakan Sharingan. Ini akan terjual dengan baik."

Tawa 'kukku' Kido merayap sepanjang lantai beton.

"Jumlah uang yang tidak pernah dilihat sebelumnya, dan aku akan mendapatkannya. Uang... Uang...!"

Suara kekehannya menjadi tawa keras. Kemudian mengisi seluruh ruangan.

"Orang ini..."

Untuk pertama kalinya Sakura tidak merasa jijik pada Kido. Sebaliknaya dia merasa takut.

Sakura Hiden: Pemikiran Cinta, Membentuk Angin Musim Semiحيث تعيش القصص. اكتشف الآن