[ 12 ]

9.9K 1K 131
                                    

renjun sudah pulang dari rumah sakit dan ini sudah satu minggu semenjak renjun keluar dari rumah sakit, sebenarnya renjun tidak begitu nyaman karena pandangan para maid itu seperti mengisyaratkan 'masih punya muka untuk kembali anak ini' 

beruntungnya selama seminggu ini mas jeno dan haechan terus menerus bergantian menjaganya, jadi renjun tidak begitu takut berada dirumah. renjun sudah tidak perlu mengendap endap lagi karena haechan sendiri sudah tau kalau renjun istrinya jaemin jeno, ulang hanya jaemin jeno.

"mas jennnn, mau makan apa buat makan malam??" -renjun 

"makan masakan seafood yang biasa kamu buat gimana? nanti ada haechan juga" jawab jeno namun matanya tetap fokus pada playstationnya itu 

"iya ?! baiklahh njunnie akan memasak seafood ~" -renjun 

renjun berjalan riang ke dapur melewati maid maid yang menatapnya garang 

renjun memasak dengan telaten, dia memasak banyak sekali menu masakan seafood kesukaan lee brothers ini 

"sayangg, laperrr ~" kekeh haechan sambil duduk di meja makan 

"iya sayang channie" renjun menyuguhkan semua yang dia masak ke meja 

"enak aja, sayangnya renjun tuh cuma buat suaminya" balas jeno masam sambil memeluk renjun dari belakang, renjun menoleh ke para maid itu dan tersenyum kemenangan 

"iya, sayangnya sama mas sama kak jaem" -renjun

"hyung gak disayang?" saut mark yang membuat renjun tersentak kaget 

"s-  sayang kok hyung ..." ucap renjun sambil melirik ke jeno 

jeno yang tahu arti dari lirikan renjun itu memotong topik yang mark bicarakan 

"hyung, dimana jisung sama jaemin?" -jeno

"kau merindukanku jeno? ugh mendadak bulu kudukku berdiri" ucap jaemin dan ditertawakan oleh semua orang yang ada disana 

"dih, jadi orang ge eran banget heran, pantat lo rapet gua doain" -jeno

"mas, kak, udah ih, aa jisung dimana kak jaem?" -renjun 

"didepan, lagi sama chenle" -jaemin 

"a-  ah begitu .... ya sudah, injun mau mandi dulu" lalu renjun pergi ke kamarnya dengan lesu dan memulai kegiatan membersihkan dirinya itu 

saat berjalan menuju kamarnya, renjun sempat bertatap mata dengan chenle, dan sekilas dia melihat chenle tersenyum? tapi apa arti senyumannya itu?

. . . 

"kamu hati hati ya dirumah, jangan bukain pintu buat orang yang enggak kamu kenal" ucap jeno sambil mengelus rambut renjun 

"ihh iya mass, injun sudah besar tauk!" renjun mengerucutkan bibirnya kesal namun masih memakaikan dasi di leher jeno 

"ya udah, mas berangkat dulu dek" -jeno 

jeno kembali pergi bekerja, sedangkan jaemin seharusnya tidak ada jadwal namun tiba tiba ada tugas mendadak di rumah sakit itu karena baru saja terjadi kecelakaan besar, jika mark dan jisung? mungkin tidak perlu ditanya lagi    

. . . 

"qian kun?" tanya pemuda yang memakai topeng itu pada pemuda yang lebih tua dengannya 

"ya benar, anda siapa?" tanya kun heran dan membenarkan kacamatanya 

"senang bertemu dengan anda-" pemuda itu menunduk 90 derajat "panggil saja aku haje" ucap pemuda itu mengeluarkan smirk andalannya yang sialnya terlihat tidak menyeramkan

"wah, aku terkesan dengan kesopananmu, haje" ucap kun sambil berdiri dan menepuk punggung pemuda itu "jadi ada apa kau menemuiku pagi pagi begini?"

"oh ayolah pamannn, ini sudah jam 10 pun kau bilang pagi?" haje tidak sengaja mengeluh dan langsung berdiri tegak kembali "a- ah maafkan saya" dan dia kembali berulang kali menundukan tubuhnya 90 derajat yang membuat kun terkekeh "jadi gini paman, bisakah paman mengajariku beberapa bela diri?" 

"untuk apa? dan saya ini bukan guru bela diri" -kun

"saya ingin menjaga diri saya tentu saja" dan balasan itu membuat kun tersenyum dengan senyuman yang tidak dapat diartikan 

. . .

"permisi, bisakah aku bertemu dengan pak doyoung ceo disini?" 

"sudah membuat janji temu?" tanya resepsionis itu 

"belum, bisakah kau tanyakan itu sekarang? karena aku membutuhkannya segera" 

"sebentar" lalu resepsionis itu terlihat berbincang di telepon kantornya itu, setelah beberapa saat "silahkan naik dilantai 5 lalu belok ke kiri, disana ada ruangan pak doyoung" 

pemuda itu langsung meninggalkan resepsionis dan pergi ketempat yang ditunjukkan resepsionis tadi, setelah tiba di depan pintu itu pemuda itu mengetok pintu besar dan terdengar suara yang menyuruhnya masu. pemuda itu membuka pintu dan memunculkan kepalanya "permisi"

doyoung melepas kacamatanya dan melihat pemuda itu masih berada di depan pintu "masuklah"

doyoung memperhatikan tubuh pemuda didepannya ini, dengan rambut pink, warna bola mata yang biru cerah, kaca mata yang tidak membuatnya terlihat culun, baju putih dengan jaket denim dan jeans hitam, bentuk tubuh yang proposional dan cukup pendek untuk seorang pemuda 

"ada apa?" -doyoung 

"senang bertemu dengan anda-" pemuda itu menunduk 90 derajat "panggil saja aku haje" ucap pemuda dengan sopan 

"apa yang membuatmu datang kehadapanku sekarang?" -doyoung 

haje asal duduk di kursi didepan meja kantor doyoung dan duduk dengan anggun

"bisakah kau mencarikan beberapa informasi tentang lee brother untukku?" ucap pemuda itu menatap lekat mata doyoung, namun doyoung sendiri merasa gemas dengan wajahnya yang baby face itu 

doyoung balas menatap pemuda itu lekat, dipikirannya timbul 'pria ini tidak asing bagiku, maka aku akan mengikuti apa yang dia mau saat ini' 

"ya, lalu?" -doyoung

"kau semudah itu menerima tawaranku? bahkan dengan keluarga temanmu sendiri? mengesankan paman" -haje 

"apa lagi yang mau kamu minta?" -doyoung

"habisi lee brother" ucap haje dengan santai 

"mulai dari mana?" -doyoung 

"sepertinya akan seru jika dimulai dari seorang dokter" -haje

"na jaemin? kau serius?" -doyoung

"mengapa tidak? kau tidak jadi membantuku?" -haje 

"tidak, aku akan menghabisi jaemin untuk mu" ucap doyoung diselingi dengan smirk andalannya

"baiklah paman, minggu depan aku akan kembali kesini" final haje, dan dia meninggalkan ruangan doyoung, namun sebelumnya dia menunduk 90 derajat, karena dia masih menerapkan budaya kesopanan itu 













parapam anjay
-jejeano

njunnie [ hrj ] ENDWhere stories live. Discover now