Salahkan Dery

110 35 8
                                    

Salahkan Dery, kali ini aku terjebak kecanggungan luar biasa di dalam mobilnya Juan. Padahal harusnya aku biasa aja karena Juan pasti cuman bercanda kan dengan kata-katanya barusan??? Iyakan? Iya dong, pasti cuma bercanda.

"Kenapa deh, Ki?" Tanya Juan ketika mobilnya keluar dari pelataran parkiran kampus.

"Haa?" Aku gelagapan. "Enggak, gue gak papa."

Aku melihat Juan tersenyum kecil di balik kemudinya, "Gue cuman bercanda kali, serius amat. Kayak baru kenal gue aja.."

Tanpa sadar aku menghela napas. Thanks God.

"Mau langsung balik apa mampir dulu nih?" Tanya Juan saat mobil yang dia kendarai berhenti di lampu merah perempatan kampus.

"Balik aja deh, udah makan juga kan, gue ngantuk mau bobok," ucapku sambil menyandarkan punggungku ke sandaran kursi.

Omong-omong soal Juan. Juan ini walaupun sebelas dua belas sama Dery, tapi Juan masih jauh lebih baik daripada Dery. Juan selalu dapat di andalkan dalam situasi dan kondisi apapun, selalu gercep ketika aku membutuhkan bantuannya. Sampai kadang-kadang aku mikir, ini Juan kelakuan minus gini kayaknya gara-gara bergaul sama Dery. Soalnya nakalnya baru pas masuk kuliah ini, pas SMP sama SMA mah boro-boro.

Kayaknya aku udah pernah bilang deh, kalo Dery sama Juan itu pernah having sex dengan cewek. Salahkan Dery, kayaknya si Juan ini terhasut oleh setan berwajah ganteng, Dery, makanya bisa bertindak bodoh seperti itu. 

Juanku yang malang.

"Gue numpang tidur sebentar, nanggung ada kelas lagi jam 3."

Aku mengangguk saja, toh udah biasa kosan ku yang super dekat dengan kampus ini menjadi tempat persinggahan mereka kalau ada kelas yang jadwalnya memiliki jeda yang nanggung.

Aku membuka pintu kosanku dan meringis begitu mendapati penampakan yang lumayan berantakan. Banyaknya kertas hasil printan kemaren malam berserakan di lantai, salahkan tugas Statistika yang aku gak ngerti sama sekali.

"Sori-sori, kemaren abis nugas. Gue beresin dulu lo rebahan aja sana."

Juan langsung merebahkan badannya di kasurku setelah ku persilahkan masuk. Sedangkan aku mulai memunguti kertas-kertas dilantai yang sudah tidak berguna lalu menumpuknya di pojokan kamar.

Saat aku merapikan buku-buku di meja belajar--sekalian aja beres-beres semuanya-- Juan tiba-tiba ngomong masih dengan posisi rebahan dikasurku dengan mata terpejamnya.

"Ki... gue sayang sama lo."

Hah?

Aku gak menyahuti omongannya. Lagi mimpi kali si Juan, toh juga nama Ki bukan cuma punyaku.

Setelah itu, aku kembali beres-beres. Mumpung gak ada kelas lagi sore ini jadi sekalian aja bersihin satu kamar. Aku mulai menyapu lantai, mengepel, hingga mengelap-ngelap kaca rias dan meja belajar biar hilang dari debu.

Gak terasa aku beres-beres kosan sampai jam menunjukan pukul setengah 3. Tadi kalo gak salah Juan bilang ada kelas jam 3. Jadi, aku berniat untuk bangunin dia biar gak telat.

"Ju, bangun dah setengah tiga."

Aku mengguncang bahunya pelan dan tidak ada respon dari Juan. Aish, tidur aja ganteng ni orang, heran kapan jeleknya sih?

Kali ini menepuk pipinya, kalo gak bangun juga mungkin aku tampar aja kali ya. "Bangun Juaaaan, nanti lo telat."

Juan bergumam pelan masih dengan mata menutup, lalu tangannya mencengkram pergelangan tanganku dan menarikku hingga aku rebahan di sampingnya.

Posisi ini lagi?!!!

Aku sampe melongo sebentar sambil ngeliat wajah Juan secara dekat karena badannya sudah menyamping menghadapku.

Ini apa-apaan sih, gak Juan gak Dery lagi pengen dikelonin apa gimana? Dan harusnya aku biasa aja karena ini bukan pertama kalinya kita tidur bareng. Tapi bodohnya, ini kenapa pake deg-degan segala???

Jantungku berdegup dengan sangat kencang begitu mendapati mata Juan menatap mataku balik. Tangannya yang mencengkram pergelangan tanganku dilepasnya kemudian berpindah ke sisi lenganku yang tidak menempel ke tempat tidur.

"Kenapa sih lo keliatan clueless gitu? Apa yang gue omongin tadi beneran, I really mean it."

Responku hanya diam sambil menatap matanya. Mencari-cari kedalam mata coklat yang selalu aku sukai karena matanya itu akan ikut tersenyum ketika Juan sedang senyum, apakah ini bercanda atau bukan.

Pikiranku semrawut.

"Kenapa? Lo udah jadian sama Dery?" Tanyanya tiba-tiba ketika tidak mendapatkan jawaban dariku.

Aku membulatkan mataku. Apa katanya tadi? Jadian dengan Dery?

Jangan bilang..

"Gue tau Dery suka sama lo juga."

"WHAT?????"

Setelah itu, Juan tersenyum tipis. Masih tetap melihatku yang menunjukan ekspresi shock, tangannya mulai mengusap lenganku dengan pelan, seakan-akan menenangkanku dari rasa kaget yang kurasakan akibat ulahnya.

"Oh, belom ternyata...tapi biar lo tau aja, lo itu menarik, Ki. Gue sama Dery cuma cowok normal biasa yang bisa suka sama lo, terlepas lo sahabat kita apa bukan. Gue juga udah bilang ke Dery tentang perasaan gue ke lo begitupun dia, dan kita mau lo yang milih secara fair... pake hati." 

Aku cuma bisa memejamkan mata karena tiba-tiba kepalaku pusing. Mendadak pikiranku jatuh ke minggu lalu dimana Dery dengan tampilan maboknya muncul di kosanku dan mengutarakan perasaannya lalu berubah menjadi Juan yang baru saja mengatakan hal yang sama. Kenapa jadi gini sih???

SUMPAH KEPALAKU PENING.

-


Say hi to Juan everyone!!!

Say hi to Juan everyone!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gara-Gara DeryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang