Gara-Gara Dery

113 34 3
                                    

Gak tahan pengen upload padahal belum targetnya. Jangan lupa vote+komen plis ini udah end kalian jangan diem diem aja:(
Baca notes sampe abis ya hehe

Happy reading!

--

Kalau dipikir-pikir memang semuanya ini gara-gara Dery. Mulai dari ia yang datang ke kosanku dengan wajah teler dan secara tak langsung mengungkapkan isi hatinya, kemudian disusul dengan pengakuan Juan dan timbulah banyak hal-hal yang terjadi diluar dugaanku.

Orangnya sendiri sedang berada dihadapanku sekarang, tatapannya bahkan tidak lepas sedetikpun menatapku yang sedang mengoleskan salep di sudut bibirnya dan beberapa spot bekas hantaman tangan Juan.

"Apa liat-liat?!"

"Galak banget sih."

Sengaja aku menekan jariku di luka lebam sekitaran pipinya, refleks ia langsung meringis.

"Sakit..."

"Makanya gak usah sok berantem-berantem gitu kenapa, sih? Ini tuh kampus bukan ring tinju, lagian lo gak malu apa diliatin sama anak-anak bem?" Tanyaku sewot. Dery sendiri hanya meringis sambil mengusap bekas lebamnya.

Setelah selesai dengan luka-luka di wajah Dery, aku kembali merapikan obat-obatan yang dibelikan Eca tadi. Anaknya sendiri udah kabur entah kemana setelah memberikan obat-obatan ini, mungkin balik ke gedung jurusannya.

"Ki, gue gak tau kalo Juan bakal kayak gitu sama lo." Dery menjeda ucapannnya. "Dia cuma bilang dia suka sama lo dan pengen main fair, bodohnya gue gak curiga sama sekali padahal tu orang bilangnya tiba-tiba banget. Gak ada ujan gak ada angin, langsung bilang kalo dia suka sama lo."

Aku masih sok sibuk dengan kantung plastik berisikan obat-obatan, menghiraukan omongan Dery. Biarin cowok itu menjelaskan apapun yang ingin ia jelaskan. Aku sendiri sudah gak tau mesti gimana untuk merespon ucapannya yang sudah terjadi. Kalau kata pepatah sih nasi udah jadi bubur. Aku gak bisa mencegah yang udah kejadian.

Mengetahui aku menghiraukan ucapannya, Dery langsung mengambil kantung plastik dari tanganku, kemudian meletakkannya di belakang badannya. Posisi duduknya sudah menyamping kearahku sekarang. Perlahan dia mengambil tanganku lalu menggenggamnnya sambil sedikit menarik agar aku mau menghadapnya juga.

"Dengerin gue, gue bakal pukul siapapun yang udah nyakitin lo termasuk itu sahabat gue sendiri. Kalo Juan udah bikin lo sakit hati, gue bisa hajar dia sampe masuk rumah saki---"

"Jangan, bego."

"Kenapa?" Tanya Dery cepat dengan nada nyolotnya. "Emang lo gak apa-apa dikhianatin kayak gitu? Apa jangan-jangan lo suka sama Juan?"

Aku menunduk menatap genggaman tanganku yang sedang di genggam Dery. "Bukan gitu... gue cuma gak mau kehilangan kalian berdua.."

"Gue gak akan kemana-mana."

Suasana tiba-tiba berubah saat usapan ibu jari Dery di genggaman kami. Usapannya memberikanku sedikit efek emosional. Bahkan aku marasakan mataku mulai berkaca-kaca.

"Gue gak akan kemana-mana, Ki. Gue bakal selalu sama lo. Gue gak peduli mau sebanyak apa cewek-cewek diluar sana suka sama gue, gue bakal tetep suka dan sayang sama lo..."

"Gelii banget..." gumamku sambil menunduk mengelap kubangan air mata yang hampir jatuh.

"Ki, yaelah...jangan nangis.. entar gue  malah digebukin lagi," kata Dery panik sambil mencoba mengangkat wajahku untuk menatapnya.

"Dahlah, pacaran aja kita, Ki. Gak tahan gue pengen meluk lo dari tadi." 

Dengan cepat aku langsung memukul pahanya. Mendengarnya malah membuatku tidak jadi ingin menangis malah membuatku emosi.

Gara-Gara DeryWhere stories live. Discover now