Sepi Yang Aku Benci

16 1 0
                                    

Di luar,
Jalanan terasa sangat ramai.
Penuh dengan lalu lalang.

Tetapi di dalam kamar.
Hatiku terasa sangat sepi,
Kosong dan hampa.

Di luar,
Cuaca sangat cerah cocok sekali untuk berjalan berdua.

Tetapi lagi-lagi di dalam kamar,
Hatiku mendung pikiranku kalut.

Kamar ini terasa mencekam,
Angin malam pun bahkan tak ada yang berani menyeruak masuk.

Tetapi di luar,
Angin, rembulan, bintang-bintang dan pepohonan semuanya tengah berpesta.
Burung hantu dan jangkrik adalah pengiring musiknya.

Dan aku,
Musik di radio pun semua terdengar menyanyikan tembang kesedihan.
Pengiringnya yang menyayat hati dan penyanyinya yang menceritakan tentang kepedihan meneteskan, air mata.

Nasibku kini sial.
Penderitaan ini semakin menyiksa.
Jiwaku yang sepi kian merana.

Tuhan terkadang tak adil,
Orang gila di luar sana berjingkat-jingkat berdansa kegirangan.

Sedangkan aku orang yang waras dan berakal,
Kau buat aku kesepian dan menderita.
Atau kau anggap orang gila lebih berakal dibanding aku?

Memang gila!
Bukan Kau yang gila, tetapi aku.

Sepanjang malam itu,
Hatiku mengutuk dengan kesepian yang aku benci ini.

#AKSARASEMESTAWhere stories live. Discover now