Krisis Cari Jati Diri

144 42 5
                                    

Critical. :"

Emergency.

Kenapa di Indonesia gak ada IGD/UGD bagi yang kehilangan jati diri?

Aelah, makin gesrek.

Enjoy!

**

Dari part sebelumnya, gue udah jelasin sekilas tentang Quarter Life Crisis. Dari beberapa sumber yang udah gue baca, ada yang mengatakan kalau Quarter Crisis Life terjadi pada umur 20-an, 15-30, dan 18. Pendapat yang berbeda-beda tapi mari kita tanyakan pada diri kita sendiri.

Apa gue mengalami Quarter Life Crisis?

Saat lo udah berusaha ngambis mati-matian untuk dapat nilai yang memuaskan dan realitanya, hasil dari usaha lo gak sesuai dengan apa yang lo ekspetasikan.

Contoh, lo udah belajar serius sebelum ujian. Udah hafal materi dari satu buku ke buku lain, tambah materi dari internet, dan sumber-sumber lainnya.

Saat lo lihat hasil atas perjuangan lo selama itu, lo cukup bahagia. Kemudian, lo lihat teman-teman lo. Wah, mereka bisa dapet nilai satu dan nol terakhir. Sementara lo? Yah, pas KKM doang. Atau gak tinggi amat dan gak rendah juga.

Akibatnya, lo jadi membandingkan diri lo dengan orang lain?

"Dia... bisa dapat nilai 100 padahal jarang masuk kelas."

"Baru sekali pertemuan tapi dia udah bisa jawab semua pertanyaan kuis."

"Wah, dia hebat, ya, gue aja udah begadang sampai jam 2 malam cuma dapat 80 tapi dia bisa... dapat 100."

Bro, apa bagusnya angka 100?

Mereka cuma angka.

Tapi, apa 100 bisa menentukan takdir, lo?

Kalau seandainya lo mengembangkan passion lo dan serius dalam berjuang, nilai gak akan ada gunanya.

Now, we need skill.

Sama halnya, kayak gini. Gue misalkan Kakak gue. Dia udah tamat kuliah, nilai ipk hampir cumlaude, jurusan pendidikan, tapi skill untuk menerangkan pelajaran alias prakteknya, dia lemah.

Ditambah nasib lulusan zaman pandemi, cari kerja susah sekarang, bro. Pernah Kakak gue cerita, dia lamar ke sebuah SD, dia kira yang akan melamar kerja bakalan dikit. Ternyata, surat lamaran kerja aja udah numpuk setinggi gunung. Auto, pesimis.

So, gimana?

Gue bukan menyuruh lo untuk gak belajar. Gak, elah.

Maksud gue ini untuk menyarankan lo tetap berjuang dan gak menyerah begitu aja.

Lihat akun sosmed orang lain. Bukannya termotivasi justru insecure sendiri. Dia pakai almet kuninglah, almet ijolah, almet pelangi sekalian.

Lo tau, kesuksesan gak bergantung dimana lo sekolah. Tapi niat dan tekad lo. Kalau niat lo pengen kaya raya, gak apa, kok. Emang bikin orang lain rugi?

Kalau sejak awal lo berniat jadi koruptor. Nah, otaknya perlu dikasih deterjen dulu biar bersih.

Lo tau? Quarter Life Crisis ini pemicunya apa aja?

Mulanya, problema ini terjadi karena tekanan yang lo dapatkan saat masa transisi dari remaja menuju dewasa awal. Lalu, lo yang gak punya tujuan hidup atau tujuan yang menjurus kelewat nge-halu, dan terakhir. Karena lo terlalu banyak pilihan. Banyak bidang yang lo bisa. Multi-talent.

Kenapa itu bisa terjadi?

Itu bisa disebabkan karena tekanan, kondisi keuangan, dan harapan yang besar dalam suatu hal.

The point is, saat lo mengalami Quarter Life Crisis. Lo merasa hidup lo gak berguna dan sia-sia.

Barangkali, untuk lo yang masih anak SMA pemula belum merasakan banget. Cuman rasain capek banget sekolah, males buat tugas, dan gabut. Beda dengan lo yang akan tamat SMA, butuh banyak perhitungan dalam menentukan masa depan.

Life is a choice.

You choose your way or another way, that's your life and you live it.

Gue mohon. Untuk siapapun lo, berapapun usia lo, SMA ataupun udah tamat dan segala macam, hidup emang berat dan jangan biarkan beban hidup mengendalikan lo.

Jangan biarkan diri lo lemah dengan segala pahit-peliknya realita. Jangan biarkan beban hidup mengalahkan impian lo.

Ingat, hidup akan selalu terasa berat jika lo anggap dia beban. Akan tetapi, kalau lo menjalaninya dan senantiasa bersyukur segala hal akan terasa ringan.

Syukur lo masih sehat gak terjangkit covid-19 saat masa pandemi ini. Masih bisa belajar sementara anak-anak yang lain banyak berhenti sekolah lantaran uang gak ada. Mereka jadi pemulung. Lo bayangin? Setegar apa mereka itu. Sekuat apa hati mereka itu. Mereka tetap jalanin hidupnya dengan tabah.

Jangan karena gagal sekali, lo malah jatuh ke dasar jurang tanpa tau bangkit.

Kita semua sama.

Cara Tuhan membedakan nasib kita.

Esok, sapa pagi dengan senyuman lo. Jangan ada lagi gundah di hati dan mari kita sama-sama berjuang melawan ketidakpercayaan diri ini.

You're strong, dude. Remember that.

**

Okay, that's all for this part.
This is for sharing no judging.
Dan kita bisa saling berdiskusi dan bertukar pendapat tentang masa SMA ini.

Yang mau sharing-sharing soal sekulnya boleh disini. Bisa jadi gue akan bahas di next part.

Part tersulit selama gue buat lapak ini. Gatau kenapa.

Luv,
Cometria.

Lo Kira SMA Itu Enak?Where stories live. Discover now