Yang diterima Raport, Tapi Gue yang Repot.

107 25 0
                                    

Yo gais, masih disini dengan Comet yang ditinggal doi apalagi bokek.

Yak gaiss, pembahasan kita kali ini tentang, "Terima Raport" gak asinglah ya, pasti semuanya tau banget topik ini.

Ada yang jedag jedug kayak speaker orang kondangan, ada juga yang selow... bat, katanya sih, ya, "Let it flow, aelah."

Terima raport? Hm... gue termasuk opsi kedua sih, tapi sayangnya kalo udah kena ceramah beuh... auto mental breakdown. Kebetulan juga ya, gue dapat wali kelas yang ngajar bahasa inggris. Jadi semua spam chatnya dari awal sampe akhir itu inggris semua.

Auto di translate sama sekretaris di gugel terus dikirim ke gc kelas (tanpa walas kami). Dan ya, rasanya kelas gue itu dapat muhasabah gitu. Nilai-nilai gue dan kawan-kawan yang menurun semenjak pandemi. Jadi, walas gue kecewa dan gue termasuk kawan-kawan gue, merasa bersalah.

Yah, you know-lah. Human always khilaf terus.

Gimana lagi, ya, 'kan? Bisa dibilang susah buat paham materi semenjak daring. Kadang guru cuma kasih tugas doang. Ngajarnya di yutub chanel orang lain. Gak apa sih. Tapi gini ya, gini nih, bikin makin GA PAHAM. Apalagi kuota internet seringnya modal wa doang, atau kalau buka yutub bukannya nonton video pelajaran malah banting setir ke cogan korea, kartun, atau mv lagu barat terbaru, astoge ... pantesan gak paham materi belajar.

Gue aja gini. Kalian gitu gak?

Wajar, sih. Kalo nilai raport pas-pasan. Usahanya cuma sampe kebut semalam. Gak belajar serius dan konsisten ngulang tiap malam. Jadilah nilainya warna-warni padahal pengennya itu nilai cukup pake tinta hitam.

Belum lagi orangtua yang lihat raport anaknya warna-warni gitu, pasti pada pusing kan? Jujur, setelah mengalami nilai warna-warni, gue juga pusing. Mual aja lihat nilai segitu. Kesel? Dikit, lebih ke capek.

Apalagi lo yang anak SMA. Masa ini menentukan masa depan kita. Dimana lo kuliah nanti? Pekerjaan apa yang akan lo dapat dari jurusan yang lo pilih? That's why, saran gue, sebagai siswa akhir SMA, jangan main-main dulu sekarang, ya. Belajar dulu deh yang bener. Nanti nyesel malah nangis kejer.

Kalo kita—generasi muda ini bodoh. Negara ini hancur, bro. Kalau ga peduli negara Indonesia ini hancur, ya, hidup lo susahlah, orang semakin lama semakin pelit, lo kira yang ada di socsmed itu mereka pure berbagi dengan sesama? Yakin?

Sori aja, gue realistis aja, deh. Mereka gitu ngejar penonton gak? Demi konten gak? Beli aja nasi kotak  agak 2, terus karena banyak nonton langsung banyak dapat duit hingga 6 digit. Mikir gak lo? Ada disumbangin juga gak duitnya sedikit dari hasil kontennya itu?

Gini nih, bro. Pinter itu gak mudah. Sama kayak lo beli skincare supaya cantik, emang langsung glowing muka lo? Susah, 'kan? Duit lo terkuras dan lo kudu masang toner, serum, dan sejenisnya ke muka lo.

Ingat proses. Lakukan prosesnya, lo ber-progress. Lo ber-progress, soon you'll be success!

Nothing impossible. Impossible nothing.

Kalau nilai kalian warna-warni sama kayak gue, apalagi anak kelas 12 semester depan, calm down. Ini gak akhir dunia. Barangkali kemungkinan ikut SNPTN kecil, but SBMPTN kan ada. Jadi, you must try harder and study more to be what you want.

Gapapa, kok, kalau sekarang lo diremehin, dibanding-bandingin, atau diasingkan by people around you, kalau lo berusaha dan bersungguh-sungguh, i'm sure you can catch your dream!

Note.
Ngambis boleh. Tapi jadilah pengambis yang pinter. Yang terus belajar dan mengulang pelajaran dengan ngajarin teman-teman lo juga.

Jangan pelit ilmu. Itu otak dari Tuhan fungsinya juga dibagi-bagi ilmunya ke makhluk-Nya yang lain.

Bukan nyontek juga, yak!

**
Okay,  that's all for this part.
This is for sharing no judging.
Dan kita bisa saling berdiskusi dan bertukar pendapat tentang masa SMA ini.

See ya!
Comet ngajak ngambis.


Lo Kira SMA Itu Enak?Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora