Chapter 9

3K 525 21
                                    

Aku menghelakan nafas sambil mengelap keringat di wajahku lalu tersenyum melihat macaron yang sudah jadi di depanku.

Aku menoleh dan melihat jam yang sudah menunjukan pukul setengah 12 malam, aku menutup restoran pukul 10 dan langsung ke dapur membuat macaron untuk Sasuke besok.

Pada akhirnya aku tidak membeli apapun untuk Sasuke, karena seharian ini aku bersama pria itu. Jadi aku memutuskan untuk hanya memberinya macaron yang aku buat dan aku akan memberikannya besok disekolah.

Acara ulang tahun formal nya dilaksanakan besok pukul 7 malam di sebuah Hotel yang tentu saja mewah. Dan tentu saja tamu yang datang juga adalah tamu kelas atas yang merupakan kolega dan saingan ibunya, teman kerja ayahnya, teman-teman kantor kakaknya, dan juga teman-temannya. Banyak orang yang akan hadir jadi aku tidak boleh mempermalukan diriku sendiri bukan? Jadi aku memutuskan untuk memberikan macaron ini saat disekolah, bukan saat acaranya digelar. Aku hanya berfikir bahwa akan membuat diriku sendiri tidak percaya diri dengan hadiah yang akan kuberikan saat acara formal nya.

Aku menutup wadah yang sudah aku isi dengan 6 macaron kopi. Aku tidak yakin Sasuke akan menyukainya karena aku merasa dia tidak terlalu suka makanan manis, tapi terserahlah aku hanya ingin memberikannya ini.

Aku menghelakan nafas lalu membereskan alat-alat yang aku pakai untuk membuat macaron dan mencucinya. Ibu dan ayah sudah tidur dan setelah ini aku akan langsung mandi dan pergi tidur juga.

Sasuke akan berusia 18 tahun kurang dari 15 menit lagi, dan entah apa yang merasuki ku. Biasanya ketika aku mandi aku tidak pernah membawa ponselku, tapi kali ini aku akan membawanya.

Agar aku menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun untuknya.

Anggap aku gila, aku juga tidak mengerti dengan jalan pikiranku.

Aku mandi dengan cepat sambil melihat jam di ponselku yang aku letakan di tempat sabun-sabun. Aku sepertinya benar-benar gila karena saat waktu sudah menunjukan pukul 12 malam, aku dengan tergesa-gesa manghanduki tubuhku dan mengambil ponselku.

Mengucapkan selamat ulang tahun padanya dengan harapan bahwa aku yang pertama.

Selamat ulang tahun! Aku tidak tahu harus mendoakan apa untukku karena aku pikir hidupmu sudah sangat sempurna. Ah tidak, aku akan mendoakan dua hal. Semoga kau sehat dan bahagia selalu, dua hal itu sangat mahal harganya jadi aku ingin Tuhan memberikannya gratis untukmu. Kau sudah bertambah usia, jadi aku harap kau bisa serius ketika menjalin sebuah hubungan dengan seseorang, ya walaupun mungkin kau masih ingin 'menikmati masa muda' tapi semakin cepat semakin baik bukan? Temukanlah seseorang yang benar-benar ingin kau jaga dan lindungi, seseorang yang akan kau sayangi sampai kapanpun, dan seseorang yang akan kau dukung. Hahahahaha sepertinya perkataanku terlalu panjang, intinya aku berharap semoga apa yang kau semogakan tersemogakan!

Entah kenapa aku jadi malu sendiri ketika mengetik pesan ini, aku melihat pesanannya untuk berapa saat dan Sasuke belum membacanya. Apa pria itu sudah tidur?

Aku menggeleng-gelengkan kepala lalu lebih memilih keluar kanan mandi dan akan langsung tidur, tidak ingin menunggu balasan dari pria itu.
.

.

.

Benar saja. Kelas sempurna penuh oleh gerombolan siswa terutama gadis-gadis yang datang untuk mengucapkan dan juga memberikan hadiah pada pria itu. Aku yang melihatnya meringis karena harus berjalan memutar menuju kelasku, koridor benar-benar penuh dan aku tidak bisa menuju kelasku karena terhalang.

ORDINARY✅Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu