Epilog 1

2.6K 420 192
                                    

Untuk mengatasi ke barbaran kalian. Ini dia epilog.

Enjoy...














"Tragis juga ya Pak" Kata Yeonjun begitu Pak Polisi menyudahi sesi nostalgianya. Pak Polisi tersenyum sendu, seolah melihat kembali sosok panglima dalam diri Yeonjun.

"Setelah denger cerita saya, kamu masih mau tauran?" Pak Polisi meminum kopi hitamnya yang sudah dingin, menatap Yeonjun dengan kerlingan jahil.

"Ini yang terakhir Pak" Ucap Yeonjun, lelaki itu menundukkan pandangannya. Sedikitnya ia terpengaruh dengan cerita Pak Polisi ini, entah itu cuma karangan atau bukan tapi Yeonjun tetap tersadar kalo yang namanya tauran itu memang berbahaya. Bukan hanya membahayakan dirinya melainkan berbahaya bagi orang yang tak bersalah juga.

"Tapi saya kagum sama Panglima di cerita bapak" Kata Yeonjun. Pak Polisi terbahak.

"Kenapa?" Tanyanya dengan sisa tawa diwajah dewasanya.

"Solid banget, padahal kan disitu dia udah taubat ya? Tapi masih mau bantuin temen-temennya" Tambah Yeonjun.

"Tapi kan bantu dalam hal negatif, masih kamu sebut baik?" Goda Pak Polisi.

"Solidaritas harga mati Pak. Mahal itu" Jawab Yeonjun yang membuat Pak Polisi lagi-lagi terkekeh.

"Saya jadi penasaran sekarang Panglima itu jadi apa ya?" Pak Polisi hendak menjawab namun sebuah suara menginterupsinya.

"Yeonjun!" Sapa seseorang dengan seragam putih khas pilot dengan 4 strip hitam di masing-masing pundaknya. Wajahnya nampak lelah, namun tidak mengurangi ketampanan dan kharisma di wajahnya.



"Daddy?"

Pria dewasa itu mebelalakan matanya, total terkejut dengan apa yang ia lihat saat ini. Ya, dia tau anaknya ada di kantor polisi itu sebabnya ia langsung kesini begitu menginjakkan kakinya di Indonesia. Namun bukan itu yang membuatnya kaget, melainkan seseorang yang ada disamping anaknya.

"Udah lama ya..







Panglima" Kata Pak Polisi seraya tersenyum lembut.


























2 jam sebelumnya

"Wah benar-benar ya kalian, zaman sekarang masih aja ada anak yang suka tauran" Kata seorang polisi muda memarahi sekumpulan remaja yang kini tengah menunduk, entah merasa sedih, menyesal atau takut.

"Mereka kenapa?" Tanya Jimin.

"Tauran Ndan, biasalah anak bandel" Jimin mengangguk, kemudian matanya menangkap seorang remaja dengan rambut biru terang, mengingatkannya dengan seseorang yang begitu ia rindukan. Terlebih wajah mereka yang menurut Jimin agak mirip.

"Itu pasti pemimpinnya" Kata Jimin, matanya melirik Yeonjun yang tengah menelpon seseorang. Nadanya merajuk kontras sekali ketika ia berbicara dengan polisi yang mengintrogasinya tadi.

"Kenapa Daddy udah pulang??" Kata lelaki surai biru.

"Ya enggak, maksud aku kenapa udah pulang. Kan harusnya besok!"

"Enggak tauran Dad, tadi tuh cuma main perang-perangan" Katanya ngaur, membuat polisi didepannya gemas ingin bejek-bejek.

"Maaf Dad, Yeonjun salah" Yeonjun menggigit bibirnya gusar. Daddynya marah besar. Marah sekali!

"Iyaa"

"Iyaaaaa"

"Maafin dulu"

"Gamau, maafin dulu!" Rengeknya.

Panglima [End]Where stories live. Discover now