10| Digombalin Pagi-Pagi

899 61 2
                                    

Mazaya sudah mematikan ponselnya enggan membalas chat dari Rana Putra. Walau di luar sedang hujan, tapi dirinya merasa gerah karena menahan kekesalan. Apa-apaan si Rana, baru juga bertemu kembali, tapi sudah menggodanya.

"Dasar dokter siluman!" Mazaya benar-benar kesal.

"Dokter? Siluman? Maksudmu?" tanya Alexsa.

Mazaya merutuki dirinya sendiri. Ia melupakan keberadaan Alexsa yang juga ada di kamarnya.

"Ah tidak ada," elak Mazaya.

Alexsa acuh saja tidak peduli juga. Lagian, Alexsa juga sibuk dengan ponselnya.

Mazaya yang melihat Alexsa sibuk memandangi ponsel dengan jari-jari yang menari-nari dan jangan lupakan senyuman Alexsa yang behhh lebar banget.

"Kamu waras, Alexsa?"

"Ya tuhan, mulutmu Mazaya!" ketus Alexsa. Walau ia sibuk dengan ponselnya, tapi telinga tetap masih bisa mendengar dan apa-apaan Mazaya dengan menanyakan hal seperti itu.

"Kamu pikir aku sinting!" kesal Alexsa.

"Lagian, kamu senyum-senyum kayak gitu, mana lebar banget lagi."

"Lah, ngaca makanya. Dari pada kamu marah-marah natap ponsel, masih mendingan aku," ujar Alexsa yang memang tadi sempat memperhatikan raut wajah Mazaya saat menatap ponselnya.

"Heh!" Acuh Mazaya.

Mazaya beranjak dari kursi lalu berjalan menuju ranjangnya yang sudah ditempati Alexsa.

Mazaya membaringkan badannya lalu melihat sekilas Alexsa.

"Tidur! Besok bisa disambung lagi. Renal pasti ogah lihat mata panda lu." Mazaya memejamkan matanya tanpa memperdulikan reaksi Alexsa.

Tak lama Alexsa juga menyusul Mazaya tidur. Sebelum Alexsa memejamkan matanya, ia sempat melirik Mazaya.

"Akhirnya kamu lebih baik sekarang," gumam Alexsa.

Alexsa pun tidur.

Alexsa bersyukur atas perubahan pada Mazaya. Semoga saja Mazaya benar-benar pulih dari lukanya.

Sinar matahari menyusup masuk ke dalam kamar Mazaya. Satu wanita yang masih terselimuti itu pun terganggu dengan cahaya yang sedikit demi sedikit mencoba masuk.

"Jam berapa ini," lirih Mazaya bangun dari tidurnya.

Mazaya melihat jam di dinding menunjukkan pukul 07.00 WIB, masih terbilang pagi untuk mereka yang tidak ada kegiatan.

Mazaya melirik ke sebelah, masih ada Alexsa yang tertidur pulas. Seketika otaknya bekerja cepat.

"Bangun woi ALEXSA!" pekik Mazaya.

"Kamprett!" pekik Alexsa tersentak dari tidurnya kala mendengar teriakan Mazaya.

Mazaya cengir saja mendapati pelototan dari Alexsa.

"Lu tuh ya!" ketus Alexsa.

"Segala teriak-teriak di pagi buta!"

"Siapa bilang pagi buta, jam tujuh sekarang, woi!"

Alexsa menggelengkan kepalanya. Mazaya benar-benar sudah lebih baik dari sebelumnya. Seumur-umur Alexsa tak pernah mendengar teriakan aneh Mazaya.

"Auhh ahh," ujar Alexsa bangkit dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi.

1 jam kemudian. Mereka berdua sudah rapi, entah mau ke mana.

"Kamu mau ke mana Mazaya?" tanya Alexsa.

Dokter Penyembuh Hati (SELESAI)Where stories live. Discover now