08. Sudut Pandang Farhan

132 28 0
                                    

Happy Reading 'ㅗ'
.

.

.

Pertemuan pekan lalu ....

"Farhan, dinten ayeuna aya murid anyar. Asalna ti Bekasi, ciri na nganggem topeng. Dibantosan nya¹," titah seorang guru memakai kacamata layaknya profesor.

"Muhun, Pak²," sahut Farhan.


~▪︎ Arumi Khairunnisa ▪︎~

Farhan Rifatul Mubarak adalah seorang cowok yang berusia enam belas tahun. Memiliki tinggi sekitar 172 cm. Proporsi tubuhnya ideal, memiliki kulit berwarna sawo matang. Farhan adalah seorang ketua OSIS di SMA NEGERI 1 GARUT. Terpilihnya dia menjabat sebagai ketua karena dia memiliki sifat yang membangun dan tidak diragukan lagi oleh warga-warga sekolah termasuk para guru.

Tugas ketua OSIS sangat banyak, dan kali ini tugasnya adalah mengenalkan sekolah beserta tata letak setiap ruangan kepada seorang murid baru pindahan dari Bekasi.

Cowok bertubuh tinggi itu, menstandarkan sepeda motor roda gigi bermerk yamaha yupiter berwarna merah hati di tempat parkiran khusus murid.

Dasi berwarna abu-abu, tergantung rapi di leher jenjang Farhan. Memakai topi berlambang kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yang bertuliskan Tut Wuri Handayani. Sepatu yang dikenakanan mengkilap berwarna hitam kelam. Farhan memiliki kesamaan dengan Ezra, Ezra sendiri adalah teman Arumi selagi bayi. Masih ingat?

Para kaum hawa menyaksikan kedatangan ketua OSIS mereka yang ketampanannya paripurna. Sesekali menyapa kawan-kawannya dengan lambaian.

"Yo, cuk. Naha anjeun ningali murid anyar anu nganggo masker, atanapi henteu³?" Farhan bertanya kepada kawan-kawannya.

"Enggak." Jawab mereka serentak.

"Thank you, Bro," ujar Farhan.

Farhan berjalan menuju kantin. Kali saja murid baru belum sarapan jadi mampir dulu ke kantin. Nyatanya setelah ke kantin, Farhan tidak juga menemukan murid yang memakai masker. Kemudian ia mengarah gerbang depan. Benar saja, di dekat tembok pos penjagaan ada seseorang yang memakai masker dan orang itu memakai hijab. Farhan pun datang menghampiri.

"Punten, anjeun murid anyar, muhun?"

Keadaan tiba-tiba sunyi, murid baru itu tidak menggubris sapaan Farhan. Kemudia Farhan teringat sesuatu. "Ah, kamu murid baru, ya?"

Farhan merasa perempuan ini sedikit terperanjat kala kedatangannya.

"Maaf bikin kaget," sesal Farhan.

"Afwan, saya murid baru," sahut perempuan bermasker itu.

Farhan terkekeh lembut. "Abdi Farhan, ketua OSIS di sekolah ini. Kamu kelas berapa?"

"Kelas sebelas IPA 2 di sebelah mana ya, Kak?" tanyanya lagi.

Farhan malah tertawa. "Jangan panggil kakak, kita seangkatan beda kelas saja. Abdi kelas sebelas IPA 1. Sini ku abdi anteurkeun."

Satu yang menjadi sisi lemah Farhan. Terbiasa memakai bahasa sunda, sampai lupa dengan lawan bicara apakah mereka mengerti dengan 'apa yang diucapkannya'. Walaupun begitu, perempuan yang berciri memakai masker asal Bekasi itu, tetap mengiringi dari arah belakang.

Dalam arah perjalanan menuju kelas, kuping Farhan sedikit memanas saat ada yang melontarkan ejekan terhadap murid baru itu.

"Murid baru sudah berani begitu. Awas saja kalau sekali lagi ngedeketin aa Farhan," ucap Lita si ketua geng Rudal.

Arumi Khairunnisa <TAMAT>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang