10. Formulir

108 24 0
                                    

"Nih." Farhan tampak menyodorkan selembar kertas kepada Arumi. "Ini formulir buat kamu daftar ekskul di sekolah. Aku saranin mending kamu ikut rohis deh," saran Farhan.

Arumi mengambil selembar kertas kemudian membaca apa yang tertera di sana. "Ekskul itu kegiatan tambahan dari sekolah, 'kan? Uhm. Wajib ikut, ya?" Tatapan penasaran Arumi berpandang dengan Farhan.

Sontak Farhan mengalihkan pandangan. "Enggak wajib juga sih. Tapi, hitung-hitung ngisi waktu luang tambah pengalaman juga. Ya ... aku enggak maksa," ujar Farhan sambil menutupi kegugupan nya.

Arumi tampak berpikir sejenak. Ia harus berbicara dulu dengan orang tua nya. "Makasih Farhan. Waktu pengumpulan nya kapan?"

"Secepat nya. Kalau sudah, kasih ke aku aja."

Karina sedari tadi diam memperhatikan dua manusia yang sedang bercengkrama. Dia tidak ikut serta dalam percakapan dan itu membuat Karina yang kerap kali dipanggil Karin terlihat bosan sekaligus jenuh. "Hey! Aku, kok enggak diajak ngobrol." Karin mulai menunjukkan aksi nya.

"Ah. Maaf, Karin. Oo, iya! Hari ini kamu pulang bareng siapa, Kar?" tanya Arumi memberikan perhatian kepada Karin.

"Hari ini aku pulang enggak bareng siapa-siapa sih. Emang kenapa?"

"Aku ikut kamu ya? Pliss ...."

Karin menimang-nimang keputusan nya. 'Kalau aku nolak ... nanti Farhan pasti enggak suka. Nanti Farhan bakal cap aku sebagai orang yang enggak suka nolong teman. Hah ... terpaksa deh,' benak Karin.

"Okey. Rumi pulang bareng aku." Dengan senyuman lebar, Karin memeluk lengan Arumi.

Happy reading^^

~▪︎ Arumi Khairunnisa ▪︎~

Kini Arumi sudah berada di rumah, merebahkan bahu nya yang penat bersandar di atas ranjang tidur. Hari ini sungguh melelahkan bagi Arumi. Pagi hari ia harus berdesakan dalam angkot, sampai sekolah harus ada adegan tercebur ke dalam genangan lumpur ditambah lagi cuaca dingin malah ditumpahkan pop ice mengenai rok nya.

Arumi ingin menganggap bahwa hari ini adalah hari terburuk. Pikiran itu ditepisnya dengan beristighfar dan berselawat atas Nabi Muhammad SAW. Arumi bangkit dari keadaan terpuruk melangkahkan kaki menuju toilet kamar.

Melepas masker kain yang basah. Terpampang pantulan seorang gadis dari arah cermin. Arumi mengalihkan pandangan dari tanda di pipi kiri. Ia memilih langsung menadahkan tangan demi menerima aliran air yang keluar dari keran.

Arumi hendak berwudu berniat menenangkan diri. Sebulan lebih sudah Arumi di kota dan hanya ini yang diperoleh nya. Ternyata setelah bersama dengan orang tua nya, Arumi merasa kedua nya sibuk dengan kerjaan masing-masing. Arumi pernah dengar bahwa orang tua nya bekerja sebagai pemilik restoran. Tapi, Arumi belum pernah diajak ke tempat itu.

'Nenek, kakek, sohib-sohib ku ... Arum kangen ...,' rintih Arumi dalam pikiran.

Selesai dengan lamunan di toilet membuat Arumi tersadar bahwa tempat ini adalah tempat dimana setan bersarang. Selepas nya Arumi bergegas keluar dari toilet.

Keadaan rumah yang sepi membuat Arumi tambah kalut. Berkeliling mengitari kolam ikan sambil bercakap sedikit dengan ikan koi berwarna oren campur merah. Teringat dengan pakaian sekolah nya yang kotor, Arumi lantas mencucinya ke dalam mesin cuci.

Sembari menunggu cucian Arumi memilih membaca buku Sirah Nabawiyah. Sirah Nabawiyah adalah buku yang menjabarkan tentang perjalanan hidup Nabi besar kita, yaitu Nabi Muhammad Saw.

Perlu kita ketahui, Rasulullah Saw selalu memperjuangkan Islam. Tidak peduli dengan cacian kaum kafir Quraisy, beliau tetap memperjuangkan agama Islam. Membaca penggalan kisah tersebut membuat hati Arumi bergetar. Begitu hebat nya nabi kita.

Arumi Khairunnisa <TAMAT>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang