Bab 9

112K 5.1K 49
                                    

"Ak.. aku cuma masuk angin biasa kok tan palingan nanti juga hilang" Dusta Sera dengan nada meyakinkan, Diana yang melihat wajah Sera memucat membuat perempuan paruh baya itu tak tega. Ia menuntun Sera ke ruang tamu dan memberikan Sera minum.

"Minum obat yah nanti kan kamu katanya mau cepet cepet dinikahin Riko"

"Iya tan" Jawab Sera singkat dan meminum air putih yang diberikan Diana.

***

Hari pun sekarang sudah malam, bahkan sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 12 dini hari. Ran bergerak gelisah di atas ranjang nya, ia menatap langit-langit kamar.

"Aduh pengen martabak kacang coklat keju" Gumam Ran sembari mengelus perut nya yang masih datar.

Karena tak tahan lagi dengan rasa ingin nya itu Ran akhirnya nekat membangunkan Aldero, ia mengguncang tubuh sang suami dengan agak kencang.

"Mas.... bangun! Aku ingin martabak" Ucap Ran manja dan memelas.

Aldero yang tengah tertidur pulas merasa terganggu dengan guncangan di tubuh nya, pria itu mengerjabkan matanya untuk menyesuaikan cahaya lampu.

"Mas" Rengek Ran manja.

Aldero menoleh ke arah samping yaitu ke arah sang istri, ia hanya bergumam tak jelas menjawab panggilan Ran.

"Hm? " Gumam Aldero masih dalam keadaan setengah sadar.

"Mau martabak" Jawab Ran mengerucutkan bibir nya kesal.

3 detik Aldero belum bereaksi tapi setelah itu ia berteriak kaget.

"Apa?! Martabak? Cari dimana jam segini, mana ada orang yang buka sih" Teriak Aldero kaget. Ran yang sejak hamil hatinya menjadi sensitif matanya mulai berkaca-kaca.

"Hiks... mas Alder jahat! Mas ga sayang Ran sama baby entar kalo baby nya ngences terus gimana? " Tanya Ran seraya menangis seperti anak kecil, kaki nya menyentak ranjang dengan kuat.

"Eh, maksud aku bukan gitu sayang. Aku cuma kaget. Eh gimana kalau sekarang kita cari aja yah? " Bujuk Aldero seraya meringis pelan, tangan nya terulur untuk mengusap perut datar Ran tempat anak nya itu berada.

"Baby jangan nyusahin daddy yah nak, mommy mu jadi marah ke daddy nih" Batin Aldero mengadu kepada sang anak ketika ia mengusap perut Ran, mana berani dia jika berucap di depan Ran begitu bisa-bisa ia kena elus kepala nya. Iya kena elus, tapi kena elus panci. Udah kena getok panci tidur di luar pula kan serem.

"Kamu ngomong sesuatu yah ke baby? Ngomong aneh-aneh yah? " Tanya Ran sambil mendelik ke arah Aldero tanda tak suka. Aldero terkejut dengan pertanyaan Ran.

"Loh darimana bisa tau?" Batin Aldero lagi.

"Enggak kok sayang yuk kita cari martabak kamu" Ajak Aldero sembari menggandeng tangan Ran mesra, jujur saja matanya itu mengantuk tapi demi sang anak dan istri ia rela.

"Demi kalian aku rela" Gumam Aldero lalu menampakkan senyum nya sesaat.

Akhirnya mereka habiskan waktu satu setengah jam keliling kota Jakarta hanya untuk mencari martabak kemauan baby mereka. Untung saja Aldero sabar menemani, tentu saja dia harus sabar karena ia juga yang menghamili Ran pelaku nya juga dia yang menanan benih juga dia. Dan akhirnya sampai juga, beruntung masih ada toko martabak yang buka di saat dini hari begini.

"Ran, yuk turun" Ucap Aldero mengajak Ran, ia tak sadar bahwa orang yang diajak bicara sudah tertidur. Ia baru sadar ketika 15 detik tak ada jawaban.

"Haish... baiklah jika begini aku beli sendiri saja" Gumam Aldero kemudian dengan sabar ia menunggu martabak pesanan nya.

Menikah Dengan Calon Mertua ✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ