Extra part 4

85.8K 3.3K 148
                                    

Sera menggigil di pojokan, Lian ingin menghampiri ibu nya tapi semua orang disana melarang anak laki-laki itu.

"Aku tidak mau! Tidak! Tidak mau! " Ronta Sera sambil berteriak kencang.

Bejo mengeratkan pelukan nya kepada sang anak, ia tak tau harus apa. Ia siap jika harus menikahi wanita gila seperti Sera demi anak nya tapi bagaimana dengan wanita itu sendiri.

Akhirnya Bejo berjalan mendekat ke arah Sera ingin menenangkan wanita itu, dengan penuh ketakutan tubuh Sera semakin menggigil. Matanya mendapati sebuah pistol di meja lampu, dengan tangan yang bergetar ia menembak tubuh Bejo.

Dor.

Tubuh Bejo limbung dan jatuh ke lantai, air mata Lian keluar dengan deras. Marc yang baru saja ingin mencegah tangan Sera juga terkejut karena ia terlambat. Jantung Lian serasa berhenti berdetak. Kenapa semua ini harus terjadi? Baru saja ia bertemu dengan ayah kandung nya. Lian berlari menuju tubuh Bejo yang lemah.

"Papa... hiks... jangan pergi" Ucap Lian menangis tersedu-sedu, sedangkan Sera menjatuhkan pistol nya seraya melotot tak percaya lalu ia membenturkan tangan nya ke dinding.

Ran, Aldero, dan Diana yang masih ada disana hanya terdiam. Diana menatap Lian sendu, hatinya terasa sakit karena selama ini ia jahat terhadap anak laki-laki itu. Ingin ia meminta maaf dan mendekap tubuh kurus itu tapi gengsi nya mengalahkan niat nya.

"Nak... uhuk... maaf... kan... papa... maaf karena selama ini papa tidak ikut merawat mu... uhuk... mungkin ini pertemuan pertama dan terakhir kita..." Bejo berujar dengan lemah kepada Lian, pria itu mengusap rambut coklat halus milik putra nya.

"Tidak, jangan katakan itu papaaa" Lian meraung-raung mengguncang tubuh kekar ayah nya.

Mata Marc memerah melihat bodyguard setia nya dalam keadaan lemah, Marc langsung menyeret tubuh Sera kasar.

"Ikut aku. Dasar perempuan murahan gila, kamu harus masuk ke rumah sakit jiwa" Ucap Marc emosi menyeret tubuh Sera keluar.

"Mommy... daddy tolong papa Lian" Ucap Lian memohon kepada kedua pasangan suami istri yang sedari tadi berdiri diam.

Aldero beserta Ran mendekat ke arah Bejo, Aldero menempatkan tangan nya di nadi Bejo untuk mengecheck keadaan Bejo.

"Astaga dia masih hidup, kita harus membawa nya ke rumah sakit" Ucap Aldero panik.

***

Di rumah sakit Lian selalu menangis dalam dekapan hangat Ran, Anna yang juga ikut ke rumah sakit merasa muak menyaksikan interaksi antara kedua orang itu.

Setelah mereka menunggu lama akhirnya dokter keluar dari dalam ruangan operasi, ia tersenyum.

"Tidak perlu khawatir, untung nya pasien masih bisa diselamatkan walau keadaan nya sekarang lemah" Ucap dokter yang menangani Bejo, seketika semua orang yang ada di sana menghela napas lega. Oh iya jika Diana, wanita paruh baya itu tak berada di sana karena ia trauma dengan rumah sakit. Ia trauma sebab Riko meninggal di rumah sakit jiwa karena bunuh diri.

"Syukurlah" Jawab Lian dengan nada senang, tapi kegembiraan nya itu tak bertahan lama setelah teringat akan sang ibu.

"Mommy" Panggil Lian menatap Ran intens.

"Hm? "

"Bagaimana dengan mama? Apa dia baik-baik saja? "

"Mommy yakin dia baik kok"

Anna yang sudah tak tahan menahan rasa muak segera menarik tangan kakak nya, Nuel.

"Kakak, Anna mau ke taman" Rengek Anna manja, gadis kecil itu menggoyang-goyanggkan lengan Nuel.

Aldero tersenyum maklum mendengar pembicaraan kedua anak nya, pikir nya sudah pasti kedua anak kecil itu bosan.

"Daddy temenin yah" Ucap Aldero seraya mengelus puncak kepala kedua anak nya kemudian mencubit kecil pipi gembul kedua anak nya itu.

"Iya" Jawab Anna dan Nuel bersamaan.

"Ran, aku temenin anak-anak dulu yah" Pamit Aldero berbisik pelan di depan telinga istrinya. Ran hanya menjawab dengan anggukan.

Sesampainya di taman, Anna, Nuel, serta Aldero duduk di salah satu kursi di sana.

"Mommy udah ga sayang sama Anna lagi yah daddy? " Tanya Anna tiba-tiba ketika suasana sedang hening.

Aldero terkejut mendengar ungkapan putri kecil nya.

"Kenapa Ann bilang begitu hm? " Tanya Aldero lembut.

"Mommy lebih sayang Lian" Jawab Anna merasa iri sekaligus kecewa.

Nuel diam saja mendengar apa yang disampaikan adik nya.

"Hey itu tidak sopan yah Ann, panggil dia kakak" Peringat Aldero kini malah membuat Anna memberenggut kesal.

"Percuma aku berkeluh kesah huh... sekarang aku malah seperti anak buangan saja. Semua orang membela nya" Batin Anna merasa kesal, tangan nya meremas-remas rok sekolah yang dipakai nya.

Menikah Dengan Calon Mertua ✔Where stories live. Discover now