Extra part 2

66.7K 3K 29
                                    

Tok... tok... tok...

Ran mengetuk pintu ruang kepala sekolah dengan pelan, ia sudah tak sabar ingin bertanya mengenai identitas Lian kepada kepala sekolah.

Cklek.

"Eh bu Ranika ada apa yah? " Tanya seorang kepala sekolah itu setelah membuka pintu dan menemukan kehadiran ibu dari Nuel dan Anna murid yang terkenal akan kepintaran nya.

"Bisa saya masuk? Ada yang ingin saya sampaikan" Ujar Ran singkat lalu masuk dan duduk di kursi berhadapan dengan si kepala sekolah.

"Bu Hera boleh saya tau tentang identitas murid bernama Lian? " Tanya Ran hati-hati.

Hera menatap Ran dari atas sampai bawah dengan pandangan heran.

"Ada urusan apa yah bu Ranika dengan Lian? "

"Hm... tidak ada hanya maksud saya ingin dekat dengan anak itu"

"Hm... baiklah tunggu sebentar yah bu. Biar saya ambilkan terlebih dahulu dokumen identitas nya"

Ran langsung mengambil dokumen itu dengan terburu-buru dari tangan Hera dan segera mengucapkan terimakasih.

Ran terkejut ketika melihat nama orang tua dari Lian yang menunjukkan nama Sera Anastasya Friscla dan nama ayah nya tidak diketahui karena tidak pernah diakui.

"Sera ibunya apa artinya dia anak Riko? " Batin Ran bertanya-tanya, tapi di sisi lain lagi menurut nya wajah Lian tak mirip dengan Riko maupun Sera.

***

Tidak lama setelah itu bel pulang sekolah berbunyi, Anna dan Nuel langsung menghampiri Ran dengan senyuman manis di wajah mereka.

"Hey kids, bagaimana sekolah kalian? " Tanya Ran sambil memeluk tubuh kedua anak nya.

"Great mommy" Jawab kedua anak nya itu dengan kompak sampai Ran tertawa terbahak-bahak mendengar nya.

Di tempat yang sama Lian melihat lagi aktifitas keluarga kecil itu, ia mendesah pelan lalu berjalan keluar dari sekolah dengan lesu. Ran melirik Lian yang pergi, lalu dengan cepat ia mengajak kedua anak nya untuk mengikuti dirinya.

"Ran, ayo pulang" Ajak Aldero dengan suara lembut ketika ia melihat istri dan anak nya keluar dari gedung sekolah.

"Mas kita ikuti anak itu yah" Ujar Ran seraya menunjuk Lian yang sedang berjalan keluar.

"Untuk apa? " Tanya Aldero bingung.

"Ikuti saja" Jawab Ran kesal karena suaminya ini terlalu banyak bertanya.

Akhirnya Aldero menuruti kemauan istrinya, Anna yang selalu cerewet dan ingin tau langsung bertanya kepada kedua orang tuanya.

"Mom, dad kita mau apa ke gereja? " Tanya Anna dengan polos dan ingin tau. Nuel hanya diam saja, entah lah turunan dari siapa anak laki-laki itu malah bersikap dingin dan irit bicara.

"Sebentar yah semua" Ucap Ran meminta ijin kepada anak-anak nya dan suaminya.

Ran mulai berjalan perlahan memasuki gereja, ia terkejut mendapati Lian yang sedang duduk di salah satu kursi di sana sambil mengatupkan kedua tangan nya dan memejamkan mata.

"Tuhan... tolong berikan keluarga ku kerukunan. Aku ingin mempunyai keluarga yang rukun dan menyayangi ku dengan sepenuh hati... hiks... aku ingin mama, nenek menyayangi ku dan tuhan tolong pertemukan aku dengan papa ku" Doa Lian dengan penuh permohonan, ujung mata nya mengeluarkan air mata. Ran ikut mendengar doa Lian, ia pun juga menangis dengan deras mendengar doa anak laki-laki itu. Karena tak tega, Ran mengelus kepala Lian pelan dan lembut penuh kasih sayang.

"Hai Lian" Sapa Ran sambil tersenyum lembut, Lian yang melihat senyum Ran seketika hatinya menghangat.

"Aunty siapa? " Tanya Lian setelah selesai berdoa.

"Aku adalah mommy Nuel dan Anna" Jawab Ran masih dengan senyuman lembut nya, tangan nya juga masih mengelus lembut rambut Lian.

"Jika kamu mau, kamu juga boleh memanggil ku mommy" Tambah Ran singkat.

"Benarkah? " Tanya Lian pelan, mata dark brown nya menatap Ran melihat kesungguhan dari ucapan wanita di depan nya.

"Iya"

Tiba-tiba dari luar pak Sapto tergopoh-gopoh menghampiri Lian dengan tampang khawatir dan cemas.

"Tuan muda... hosh... hosh... ibu Tuan di culik oleh sekelompok pria yang tiba-tiba masuk ke dalam rumah" Lapor pak Sapto cemas, seketika tubuh Lian menegang wajah nya langsung berubah pucat.

"Kalau begitu ayo bawa aku pulang pak" Ucap Lian memutuskan untuk mencari keberadaan sang ibu.

Ran tak setuju mendengar keputusan Lian, tangan nya meraih lengan anak laki-laki itu pelan lalu menggeleng kencang.

"Jangan Lian bahaya... lebih baik kamu bersama mommy dulu" Ucap Ran ikut khawatir.

"Bagaimana ini? Aku harus apa? " Batin Lian bertanya-tanya, ia bingung harus bagaimana. Jantung nya daritadi berdetak dengan sangat kencang, dari tadi ia selalu berdoa.

Menikah Dengan Calon Mertua ✔Where stories live. Discover now