Bab 21

74.8K 3.4K 46
                                    

Minggu demi minggu dilewati oleh Ran tanpa kehadiran Aldero, ia tidak akan dengan mudah memaafkan suaminya. Ia masih butuh waktu untuk menyembuhkan luka di hati nya yang masih menganga lebar.

"Andai kamu peka mas, semua ini pasti tidak akan terjadi" Gumam Ran seraya duduk di dekat jendela yang mengarahkan pemandangn ke jalanan.

Sedangkan Aldero yang benar-benar sudah rindu kepada istrinya itu ia tak bisa membendung lagi perasaan rindu itu, dengan terburu buru ia mengendarai mobil nya menuju ke rumah lama Ran yaitu rumah Yana. Tiba-tiba ketika Aldero mengeluarkan mobil nya hujan turun dengan deras nya, walau begitu ia akan tetap pergi menuju rumah Ran. Sebenarnya bukan baru kali ini ia mengunjungi rumah Ran bahkan setiap hari. Tapi naas setiap kali ia datang, Ran selalu menolak. Kali ini ia akan pastikan bahwa Ran tidak akan menolak nya lagi, ia akan berjuang mendapatkan cinta nya kembali. Belahan jiwa nya.

Tak membutuhkan waktu lama Aldero sampai di rumah Ran, ia keluar dari mobil nya dengan keadaan basah kuyup. Pria itu lupa membawa payung.

"Ran, aku rindu" Teriak Aldero dari luar rumah Ran dengan keadaan basah kuyup karena tubuh nya di guyur oleh deras nya hujan.

Ran yang sedang memandang ke arah luar terkejut melihat suaminya datang kali ini dengan keadaan memprihatinkan, memang biasa nya jika Aldero membujuk nya untuk pulang Ran tidak pernah melihat wajah suami nya itu.

"Ran... hiks... setiap malam aku menangis merutuki sikap ku yang bodoh... hiks... jangan tinggalkan aku Ran... percaya lah pada ku bahwa selama ini hanya kamu yang ada di hati ku bukan Diana... bukan" Ucap Aldero dengan berteriak, ia tau jika ia berbicara secara biasa maka ucapan nya itu tak akan terdengar oleh Ran.

Deg.

Jantung Ran berdetak kencang, jujur ia bimbang harus percaya atau tidak. Di sisi lain ia merasa iba melihat keadaan suaminya yang tampak kacau, tubuh kekar itu kini nampak kurus. Di sisi lain juga ia takut kalau Aldero nanti akan mengulangi kesalahan yang sama.

"Kasihan Nuel nak kalau kamu memilih berpisah dari suami mu, bicarakan dengan baik baik dulu dan cobalah untuk memaafkan. Lagipula semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua, ibu percaya kepada suami mu" Nasehat ibu nya sekarang malah berputar-putar di otak nya, ia terpikir akan ucapan ibu nya yang menasehati nya lewat telpon 3 hari lalu.

"Tuhan lagi-lagi aku meminta jalan pada mu" Gumam Ran lirih.

5 menit Aldero diam, ia merasa sekujur tubuh nya menggigil. Udara malam hari ditambah dengan hujan membuat udara yang ada tambah dingin sampai menusuk tulang.

"Ran, maaf" Gumam Aldero sebelum pandangan nya menjadi gelap.

***

Hari sudah berganti menjadi pagi, Aldero yang semalam pingsan sekarang sudah sadar. Ia memegang kepala nya yang sakit serta tubuh nya yang terasa panas. Pria itu mengedarkan pandangan nya ke sekeliling dan ia baru ingat kalau sekarang ia berada di dalam rumah Ran.

"Ekhem... jangan banyak bergerak, kamu sedang demam" Ujar Ran datar, yah meskipun wajah nya datar perasaan nya tetap khawatir pada Aldero.

"Ran, maaf. Tolong Ran maafkan aku jangan tinggalkan aku, dunia ku hancur jika tidak ada diri mu" Jelas Aldero jujur. Ia tak pernah berbohong jika soal perasaan.

Ran diam sejenak, dan akhirnya ia menghela napas lalu mengangguk.

"Baiklah aku memaafkan mu, tapi ini semua karena aku tidak ingin masalah kita malah berimbas ke Nuel" Jawab Ran.

Aldero tersenyum, kepala nya mengangguk semangat. Ia merasa keadaan nya menjadi lebih baik karena ucapan yang keluar dari mulut istri nya barusan.

"Aku janji Ran akan membahagiakan kamu dan tak akan mengulangi kebodohan ku lagi" Ucap Aldero tulus.

"Yang aku butuhkan bukan janji tapi tindakan nyata" Ucap Ran datar.

Menikah Dengan Calon Mertua ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang