Bab 17

75.3K 4.1K 62
                                    

Setelah kurang lebih 2 minggu sehabis Ran melahirkan dan diperbolehkan pulang, keluarga kecil itu langsung berangkat menuju negara kincir angin yaitu Belanda tepat nya di Amsterdam.

"Wow sayang, benarkah ini rumah kita?! " Pekik Ran seraya melongo, ia benar-benar kagum terhadap mansion yang ada di depan nya. Ia selalu berpikir dan bersyukur betapa beruntung nya dia mempunyai suami seperti Aldero.

"Ya honey, ini rumah kita untuk keluarga kecil ini" Jawab Aldero selalu diiringi dengan senyuman, ia merangkul pinggang istrinya sambil satu tangan nya lagi membawa tas bayi nya.

Ketika mereka masuk ke dalam mansion, Ran dan Aldero beserta Yana langsung menempatkan diri di sofa. Ran memijat pelipis nya karena merasa pusing serta mual.

"Sayang kamu kenapa? " Tanya Aldero khawatir, ia mengambil kepala Ran dan menaruh nya di bahu nya.

"Aku rasanya pusing"

"Seperti nya kamu kena jet lag, kita istirahat di kamar saja yah" Usul Aldero yang kini mengambil Nuel dari gendongan Ran.

"Kami duluan ke kamar yah bu" Ijin Ran kepada sang ibu, Yana mengangguk dengan rasa sama khawatir nya.

Di dalam kamar, Ran masih memikirkan Riko.

"Mas, aku harap kita bisa hidup tenang di sini" Ucap Ran tiba-tiba memecah keheningan, Aldero tentu saja mengerti apa maksud nya.

"Kamu tidak perlu khawatir Ran, jangan banyak pikiran yah"

Ran tersenyum tulus, ia merasa nyaman serta aman jika berada bersama Aldero. Kepala nya menyandar di dada bidang suaminya dengan mata terpejam meresapi kehangatan yang ia rasakan.

***

"Jadi Alder sekarang berpindah ke negara ini?" Tanya seorang pria masih selalu dengan cerutu di tangan nya.

"Iya tuan, keluarga kecil nya pindah ke Amsterdam dan tinggal di mansion kawasan elite" Jawab seorang lelaki dengan sopan, ia bicara dengan menunduk. Mata nya tak berani menatap mata tajam milik pria paruh baya di depan nya.

"Tanyakan Tio bagaimana keadaan Diana beserta Riko, PUTRA KU" Ucap pria itu menekan kan kata putra ku. Ya ia adalah Trevor, pria itu memang belum meninggal. Dengan kekuatan uang ia bisa memalsukan identitas nya dengan mudah.

"Sudah di kirim di email tuan" Ucap Pedro, asisten Trevor yang masih setia berdiri diam di pojokan.

"Bagus, kali ini saya tidak akan membela putra saya walau keadaan nya sekarang kacau karena kehilangan perempuan yang ia tinggali. Saya akan tetap membela Aldero, adik ku" Gumam Trevor datar, setelah nya ia tersenyum sinis.

"Aku menyesal pernah menaruh benih ku di rahim Diana, ia tak pernah jadi ibu yang baik" Lanjut Trevor sambil mengingat kejadian dulu, bahkan rasa penyesalan terus menghantui nya karena ia menghianati adik nya sendiri. Kini lah waktu nya membantu Aldero demi menebus kesalahan nya di masa lalu.

"Aku akan menyelesaikan penderitaan keluarga adik ku dari gangguan putra ku sendiri"

"Pedro, selidiki keluarga Aldero. Jika waktu nya sudah tepat aku akan muncul di hadapan mereka" Perintah Trevor tegas.

"Segera tuan"

Setelah Pedro keluar dari dalam ruangan Trevor. Dengan tak sadar air mata mengalir dari ujung mata Trevor, tidak ada yang tau bahwa dia yang biasa nya terkenal kejam bisa menjadi serapuh ini.

"Maaf Aldero... maaf... aku harap dengan aku membantu mu, kamu bisa memaafkan ku yang brengsek ini!" Tangis Trevor dengan penyesalan yang amat dalam. Selama ini dia tidak hidup dengan tenang, ia sadar inilah akibat yang harus ia tanggung dari perbuatan nya.

Menikah Dengan Calon Mertua ✔Where stories live. Discover now