Bab 13

87.8K 4.3K 56
                                    

Tok... tok... tok...

"Permisi ibu masuk yah" Ucap Yana di luar pintu, dalam hati ia sudah tak sabar lagi melihat cucu nya.

"Silahkan bu"

Cklek.

Yana terkejut ketika melihat Aldero yang pingsan, ia mengelus dada nya pelan.

"Astaga Ran suamimu kenapa ini? " Tanya Yana masih penasaran, belum pernah ia melihat suami pingsan ketika istrinya melahirkan.

"Suamiku pingsan bu tepat saat baby kami lahir hihi, lucu" Ucap Ran menjelaskan kepada ibu nya sambil tertawa cekikikan. Yana sebenarnya juga ingin tertawa mendengar penjelasan putri nya tapi demi wibawa nya sebagai seorang ibu ia menetralkan tawa nya dengan berdehem dan melanjutkan ucapan nya.

"Ih gak boleh gitu ah, tapi suami kamu beda yah sama mendiang bapak mu Ran" Ucap Yana kali ini dengan lirih, ia jadi teringat kenangan saat ia melahirkan Ran putri semata wayang nya itu.

Tiba-tiba terdengar bunyi pintu diketuk lalu masuklah seorang suster membawa bayi Ran dan Aldero.

"Permisi bu, bayi nya laki-laki. Di beri asi dulu yah bu" Ucap suster itu sembari memindahkan bayi mungil itu ke dalam dekapan ibu nya.

Ran yang melihat bayi nya merasa gemas, ia mengelus pipi anak nya itu dengan lembut. Rasanya setelah melihat bayi nya rasa sakit yang ia rasakan tadi seketika hilang.

Ran menggendong bayi nya lalu memberikan asi nya itu untuk sang bayi kecil.

"Hai anak mommy semoga jadi anak yang baik yah, jadi anak pinter, jadi orang sukses di masa depan" Ucap Ran dengan tulus hati.

Ketika Ran sedang asik menyusui anak nya sambil mengajak bayi nya itu berbicara, sofa di dalam ruangan nya itu berbunyi yang menandakan orang yang menempati nya bergerak.

"Ran" Panggil Aldero ketika sadar, ia seperti orang ling lung sehabis pingsan.

"Haha kamu udah sadar? " Tanya Ran melihat suaminya dengan tatapan prihatin.

"Udah Ran sakit banget kepala aku shh" Jawab Aldero sembari meringis pelan.

"Baby nya mana Ran? " Aldero menatap sekeliling dengan bingung lalu berjalan menghampiri Ran.

"Kamu gak liat di sini baby nya? " Cibir Ran kesal.

"Hehe, wah lucu nya wajah nya ganteng yah kayak aku" Ucap Aldero dengan penuh percaya diri. Ran memutar bola mata nya malas walau tak dapat ia pungkiri kalau anak nya itu memang berwajah sangat mirip dengan Aldero.

"Sayang, kamu sudah kasih dia nama? " Lanjut Aldero dengan tangan masih mengusap pipi bayi kecil nya dengan lembut.

"Udah dong kalau belum entar kelamaan nungguin daddy nya sadar" Ucap Ran sambil mendelik. Aldero hanya bisa cengengesan tak jelas.

"Namanya Remanuel Midriff Milesto. Bagaimana? " Tanya Ran meminta pendapat kepada sang suami. Aldero mengangguk setuju.

"Nama yang bagus" Ucap Aldero singkat.

Senyum mengembang sempurna di bibir kedua pasangan suami istri itu, Yana yang masih berada di sana tersenyum tulus.

***
Di tempat yang sama, Sera juga sedang berjuang melahirkan bayi nya. Entah lah mengapa ia merasa sangat sulit untuk melahirkan, ia dari tadi hanya bisa mengumpat.

"Terkutuklah kau anak sialan! Menyusahkan saja, keluar lah cepat! " Umpat Sera yang tak enak didengar oleh dokter dan para suster yang menangani nya.

Tak lama setelah itu lahirlah sang anak, dokter yang membantu persalinan Sera. Menatap bayi mungil itu dengan sendu, ia ikut prihatin dengan fisik bayi mungil yang dilahirkan Sera itu.

"Kasihan bayi ini" Batin dokter itu melihat bayi mungil yang sedang menangis kencang.

Sedangkan Riko santai-santai saja di ruang tunggu, ia tak peduli mau nyawa kedua nya melayang atau mau selamat. Ia disini hanya untuk mengantarkan Sera saja dan menunggu perempuan itu. Lalu bagaimana dengan Diana? Apalagi perempuan paruh baya itu, ia tidak ikut ke rumah sakit padahal Diana tau kalau menantu nya akan melahirkan. Pikir nya toh bukan cucu dia yang dilahirkan oleh Sera kenapa ia harus peduli.

Menikah Dengan Calon Mertua ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang