Bab 18

72.7K 3.8K 64
                                    

3 tahun sudah Aldero dan Ran menetap di Belanda, hari hari mereka lalui dengan lebih gembira dan tenang. Sedangkan, di Indonesia Riko sedang kalang kabut mencari keberadaan Ran. Setiap hari pria itu terus menghampiri mansion Ran dan Aldero tapi tak kunjung juga ia mendapati keberadaan orang yang di cintai nya itu.

"Ran! Aku mohon Ran kembali pada ku, menikahlah dengan ku! " Teriak Riko di depan pagar mansion Ran dan Aldero, tukang kebun beserta bodyguard yang berada di sana merasa prihatin melihat Riko yang selalu berteriak dan kadang menggeram sendiri. Seperti sekarang ini setelah ia bicara dan tak mendapatkan jawaban, ia menggeram frustasi sambil mencengkram rambut nya kasar.

"Hahaha... memang pantas kau mendapatkan ini pria brengsek! " Umpat Riko kepada diri nya sendiri, seperti itulah keadaan nya. Diana yang melihat keadaan putra nya menjadi seperti orang tak waras, ikut khawatir.

"Riko, nak pulang ayo" Ajak Diana dari arah belakang, ia menarik tubuh kekar Riko yang menempel di pagar.

"Enggak ma, Riko ga mau pulang. Ran! Kamu ga mau ketemu sama aku karena kamu marah kan? Hahaha... aku ga akan jahat lagi Ran percaya lah, ma Ran marah sama Riko yah. Riko nakal" Jawab Riko kepada mama nya.

Sejak hari itu Diana memutuskan untuk membawa Riko ke rumah sakit, ia selalu menangis melihat keadaan putra nya yang semakin hari semakin parah. Akhirnya karena khawatir, Diana menelpon Aldero walau ia tau Riko bukan tanggung jawab Aldero.

"Ben, aku mohon jenguk Riko. Dia di rumah sakit... hiks" Diana berujar sembari menangis, tangan nya menutup mulut nya untuk meredam isak tangis nya.

Di tempat Aldero, pria itu terkejut mendengar berita itu dari Diana. Ia segera memberitahu Ran tentang kondisi Riko.

"Astaga, bagaimana itu bisa terjadi? " Tanya Ran antara terkejut dan tak percaya.

"Kita harus kembali ke Indonesia Ran" Jawab Aldero seketika membuat jantung Ran berdetak dengan keras, ia sebenarnya masih tak siap kembali ke negara kelahiran nya itu.

"Tapi... " Ran berucap sambil melamun, ia menggigit kuku nya gelisah. Tangan Aldero terulur menyentuh bahu Ran lalu membawa tubuh istrinya itu ke dalam pelukan nya.

"Tenang Ran, ada aku disini yang akan melindungi kamu"

***

Keesokan hari nya Ran dan Aldero yang baru sampai di Indonesia langsung meluncur ke rumah sakit jiwa tempat Riko dirawat.

"Diana" Panggil Aldero dengan Ran di samping nya.

Orang yang di panggil menoleh ke arah Aldero dan Ran, perempuan paruh baya itu dengan tak sadar langsung memeluk tubuh Aldero. Ran yang melihat itu terkejut, ia marah dan ingin menegur tapi apa daya melihat suaminya juga balas memeluk Diana. Tangan Ran yang tadi mengapit lengan Aldero pun terlepas. Ia memalingkan wajah nya ke arah lain, ia tak sanggup menahan cemburu tapi ia terus berusaha. Air mata lagi-lagi lolos, kali ini hanya Ran yang tau. Aldero? Ia masih sibuk membalas pelukan Diana.

"Apa kamu masih cinta sama dia? Kamu anggap aku apa disini? Apa selama ini aku hanya kamu jadikan pajangan?" Batin Ran merasa sesak tak tertahan.

Setelah cukup lama kedua mantan suami istri itu berpelukan, Aldero mengajak Ran menjenguk Riko.

"Ran, ayo kita jenguk Riko" Ajak Aldero tanpa rasa bersalah, tangan nya terulur menunggu balasan dari Ran tapi perempuan itu tak membalas nya.

Baru saja Ran ingin berucap, Diana menyela terlebih dahulu. Dengan tak tau malu nya, malah ia yang membalas uluran tangan Aldero.

"Ayo Ben kita masuk"

Aldero masih menunggu jawaban dari Ran, walau begitu tangan nya pun tak melepaskan tangan Diana.

"Kamu aja, aku tunggu disini. Lagipula tak ada yang mengundang ku untuk menjenguk Riko" Ucap Ran dengan nada tajam sekaligus menyindir Diana.

"Pergilah, biar aku tunggu di taman belakang rumah sakit" Lanjut Ran kemudian berjalan meninggalkan Aldero beserta Diana.

"Kamu tidak peduli lagi pada ku mas, benar mungkin selama ini aku hanya pajangan dan budak nafsu mu" Batin Ran sambil berjalan pelan menuju taman belakang rumah sakit.

Menikah Dengan Calon Mertua ✔Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu