Part_4 Caper pada Kak Imam

130 97 57
                                    

Rasanya hanya sekejap aku merasakan libur sekolah, langkah kaki semakin cepat menuju gerbang, ini adalah hari dimana aku sudah resmi menjadi murid disekolah ini setelah melewati masa-masa MABIB (Masa Bimbingan) yang cukup lama. Wajah yang di terpa angin pagi memberikan semangat tersendiri.

"Ayo-ayo cepet buruan masuk, sebentar lagi bel masuk akan berbunyi!" teriaknya.
Aku mengangkat kepala kedepan siapa yang berada di depan gerbang itu.

"Yaampun itu Kak Imam," gumamku sedikit berbisik sendiri.
Sengaja langkahku diperlambat, agar Kak Imam memanggilku, akh pagi udah halu aja.

"Cepetan Alya," teriak Kak Alfin menyenggol bagian bahuku, dan berlari menuju gerbang, Kak Alfin sepertinya datang terlambat juga.

"Aneh," pekikku.

Langkah-langkah demi langkah terus menyeret ku mendekati gerbang kudapati Kak Imam, tengah berteriak-teriak memberikan aba-aba untuk segera berlari sebelum bel masuk berdering.

'Duk' sesuatu membentur kepalaku. Aku menengadah kudapati tubuh kekar Kak Imam, 'tak sengaja aku menubruknya dan otomatis bagian dagunya membentur pucuk kepalaku, karena tubuhku lebih kecil dibanding Kak Imam.

Dengan inisiatifnya Kak Imam, langsung sedikit berjongkok.
"Hey ... apa ada yang sakit?" tanya padaku.

Aku hanya menimpalinya dengan sedikit anggukan kepala sebagai isyarat, sebenarnya gak sakit cuman ini adalah alasan untuk bisa mencari perhatiannya.

Langsung Kak Imam mengelus-elus bagian pucuk kepalaku.
Jantungku berdetak 'tak karuan karena mendapat perlakuan dari Kak Imam.

"Mam ayo masuk kelas, bel masuk sudah berbunyi," titah Kak Andri.
Entah darimana Kak Andri muncul begitu saja seperti hantu, mengagetkan saja plus menganggu suasana.

"Iya siap Ndri," jawab Kak Imam seraya tersenyum kearah Kak Andri.

"Ayo kamu juga masuk kelas," perintahnya padaku, tangannya berhenti mengelus-elus kepalaku.

"Mmmm...iya Kak!" Segera aku berjalan mendahului mereka.

*****
Suasana kelas sudah ramai layaknya pasar, umumnya kaum perempuan berkumpul sibuk bergibah di pagi hari. Kudapati Muna teman satu bangku yang sedang asik memainkan penanya diatas kertas karton.

"Wah bagus banget ngambarnya," pujiku pada Muna.

"Makasih hehehehe, eh lu baru datang Al?" tanyanya padaku.

"Iya aku baru datang, kan kamu lihat sendiri kenapa emang?" Dengan alis yang dinaikan satu, sambil menarik kursi yang terbuat dari kayu dan mendudukinya.

Muna sedikit melirik kearahku.
"Untung aja Lu gak terlambat, soalnya Gua kesepian kalo gak ada Lu," tuturnya sambil kembali sibuk mengambar seseorang 'ntah siapa yang dia gambar karena belum terlihat begitu jelas.

"Ouh gitu ya, berarti kamu kangen donk sama aku!" kataku sambil kucubit pipinya yang bulat bagaikan bakpau.

"Iya Gua kangen," timpalnya.
Seketika kami tertawa lepas begitulah jika dekat dengan sahabat.

Tuk ... tuk ... tuk ... jendela kelas diketuk sangat keras.
"Heh ... kalian jangan berisik, kelas sebelah lagi belajar!" perintah Kak Alfin sedikit berteriak dan menekan, mengetuk-ngetuk jendela kelas untung saja tidak pecah.

Mendengar suara Kak Alfin kelas langsung hening seketika, benar-benar terkenal galaknya hingga tidak ada yang berani melawan pemuda itu.

Kembali Kak Alfin memasuki kelasnya namun, matanya sedikit melirik kearahku.

'Ada apa denganku? Apa aku buat salah hingga Kak Alfin menatapku seperti itu,' ucapku sambil menundukkan pandangan darinya, aku takut jika ditatap Kak Alfin, aku kalah jika harus ditatap sungguh.

"Kak Alfin ganteng ya," ucap wanita berambut pirang dengan potongan Dora, bernama Tya cewek so ... cantik di kelasku.

"Gua istrinya!" sambung Deva 'tak mau kalah.

Banyak wanita terkagum-kagum padanya, aku hanya diam tak menghiraukan mereka, hanya saja sedikit mencerna kata-katanya.

*****
Tet ... tet ... suara bel pulang berbunyi nyaring ditelinga ku, hanya dua pelajaran yang aku lalui. Belajarnya hanya sepintas tidak terasa.

"Lu pulang sama siapa?" tanya Muna penasaran.

"Sendiri," ujarku sambil menguatkan tali ransel yang sedikit longgar.

"Eh, gimana ya! Gua pulang duluan ya Al, Om gua 'dah jemput diparkiran," tuturnya dengan muka yang ditekuk cangung.

"Iya udah sana pulang."

"Ngusir Lu!" Sambil cengengesan.

"Yasalam, engaklah!"

"Yaudah gua duluan."

Muna berlari terlihat' ransel merah kesayangan melekat di punggungnya, hilang sesaat ditelan kejauhan jarak.

Cuaca memang masih mendung seperti kemarin, beberapa titik air hujan berjatuhan dari atas langit, aku segera berlari mencari tempat berteduh. Hujan malah semakin deras, dingin itu yang kurasakan tas hitam yang berisikan buku-buku segera ku peluk erat agar dapat sedikit kehangatan.

"Uh dinginnya," ucapku sambil menggosok-gosok kedua telapak tangan.

"Namanya juga lagi hujan pasti dingin," ujar seseorang, tanpa aku menoleh dan melihat sosoknya.

Aku tersenyum karena merasa ada lawan bicara "Ouh iya tentu!" timpalku dan membalikkan badan, ternyata Kak Imam yang membalas ucapan-ucapan ku.

'What Kak Imam? Akh jodoh memang gak kemana,' ucapku dalam hati.

Terlihat Kak Imam membuka ranselnya seperti sedang mencari sesuatu. Kemudian Kak Imam mendekatiku bahkan sangat dekat menghadapku.

"Gimana udah hangat kan?" ucapnya pelan.

"Iya Kak, makasih," ujarku tersenyum.

"Kamu pake aja jaketnya," tuturnya memperlihatkan gigi bergingsul indah itu.

Benda yang dia cari dari ranselnya adalah sebuah jaket tebal yang super hangat dan lembut, seperti sikap pemiliknya.

"Tapi Kak, bukannya Kak Imam juga dingin?" tanyaku sedikit cangung.

"Engak udah pake aja!" perintahnya.

"Ouh, baiklah!" timpalku sedikit melirik kearahnya.
Tidak ada sahutan setelahnya.

Tanganku menengadah air hujan. Hanya gemericik air yang terdengar, kendaraan mulai terlihat ramai berlalu lalang umumnya kendaraan roda dua.

"Rupanya air sudah mulai surut, ayo pulang bareng!" ajaknya padaku.

'Apakah ini mimpi? Apakah memang benar-benar Kak Imam mau mengantarkan ku pulang?' bathinku, sambil memegang kedua pipiku yang sudah merah merona, rasanya 'tak percaya, tapi ini benar-benar nyata.

"Ayo naik jangan bengong!" perintahnya.

Sungguh aku merasa kikuk dibuatnya.

*****
Bersambung 😁
Makasih yang sudah mampir❤️🤗
Tinggalkan jejaknya❤️
Biar semangat berkarya❤️

ONLY_LOVE_YOU (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang