TPMB - 15

6.5K 214 69
                                    

Dah lama gak update hehe😂

Siapa lagi klo bukan Kintani yekan?

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Siapa lagi klo bukan Kintani yekan?

*

Hana dengan sengaja masuk ke kamar Bram sore ini, menanti sang pemilik pulang kerja. Ada banyak hal yang harus ia bicarakan dengan Bram.

Mengingatnya saja membuat mata Hana memanas. Dadanya sangat nyeri membayangkan Bram akan melamar seorang gadis minggu depan.

Ia tidak peduli lagi dengan penampilannya yang sangat kucel sekarang. Yang penting ia harus mengajak Bram bicara serius soal hubungannya dan lamaran ini harus batal.

Benar saja, menunggu sekitar setengah jam akhirnya pintu kamar Bram terbuka.

"Astaghfirullah dek!" Seru Bram.

Hana menatap Bram dalam. Dadanya bergemuruh. Kenapa sekarang melihat Bram ia merasa sakit hati?

"Kebetulan kamu di sini, mas mau ngomong sesuatu. Penting." Kata Bram lalu membuka seragamnya, menyisakan kaos agar tidak gerah.

Hana berdeham. "Maksud mas apa hah?!"

Bram menghela napas. Cepat atau lambat amukan Hana pasti akan terjadi.

"Tenang dulu, masalah ini nggak akan selesai kalau kamu emosi gini." Kata Bram.

Hana mendecih. "Oh gitu? Jadi maksud mas aku ini orang yang emosian sedangkan Kintani itu orangnya penyabar dan nggak pernah marah-marah makanya mas lebih pilih dia, iya?!"

"Ck, pelanin suara kamu. Eyang bisa denger kalau kamu teriak gitu." Kata Bram.

"Biarin aja! Biar keluarga kita semua tau kalau kita ini sebenarnya-" ucapan Hana terhenti karena Bram membungkam Hana dengan bibirnya.

Air mata Hana semakin deras dibuatnya. Hana tidak akan luluh lagi hanya karena sebuah ciuman. Ia mendorong dada Bram kuat.

"Dek, kamu harus dengerin mas dulu." Kata Bram sambil mengelus rambut Hana.

Hana menepis tangan Bram. "Dengerin? Apa mas pernah dengerin omongan aku? Lupa kalau mas janji nggak akan pernah ninggalin aku, hah?!"

Bram memijit pelipisnya pelan. "Mas nggak mungkin nikah sama kamu dek!"

Akhirnya, kata-kata itu lolos juga dari bibir Bram. Selama ini ia menahannya karena tidak ingin menyakiti Hana. Namun melihat Hana seperti ini, rasanya Bram sudah tidak bisa menahannya lagi.

Tubuh Hana mematung, tidak menyangka Bram berkata seperti itu. Menyakitkan sekali.

"K-kenapa? Apa kurangnya aku mas?" Tanya Hana lirih. Hatinya seperti di sayat-sayat.

Bram menggeleng. "Kamu gadis yang sempurna, tapi bukan untuk mas. Mas harus menikah dengan perempuan lain dek."

Hana tertawa getir. "Apa bedanya aku dengan perempuan lain yang mas maksud?" Tanyanya putus asa.

"Dek, kamu pikir kita akan dapat restu dari eyang? Ayah dan ibumu? Nggak, hubungan kita nggak mudah. Maka dari itu, sebelum semuanya semakin jauh. Kita akhiri aja, minggu depan mas sudah punya tunangan." Ujar Bram.

Hana semakin tergugu, kekasihnya tidak mau memperjuangkan hubungan ini sama sekali. Padahal jika Bram meminta Hana untuk berjuang bersama, Hana dengan senang hati akan berjuang bersama Bram mencapai restu keluarga.

"Apa kata orang nanti kalau kita menikah? Mas yakin kita akan jadi gunjingan tetangga dan keluarga besar." Lanjut Bram.

"Bahkan mas nggak berusaha sedikit pun untuk berjuang bersama. Mas lebih memilih perempuan lain yang baru mas kenal. Aku kecewa banget sama kamu mas!" Teriak Hana.

Bram berusaha menenangkannya dengan sebuah pelukan. Hana semakin menangis di dada Bram. Ia tidak bisa menyembunyikan sakit di hatinya.

"Mas, tolong. Jangan tinggalin aku. Aku nggak mau kita putus." Kata Hana di sela tangisnya.

Bram menggeleng pelan. "Maaf."

Hana semakin meraung. "Apa yang udah Kintani kasih buat mas hah?! Sampai mas mati-matian mau putus dari aku hanya karena dia?!"

Kata-kata Hana terlalu sensitif untuk Bram. Ia merasa tidak suka jika Hana berkata seperti itu.

"Jaga omongan kamu dek! Kintani itu wanita baik-baik! Dia nggak pernah sekali pun merayu mas, apalagi memberikan apa yang memang belum seharusnya!" Bentak Bram.

Hana terkejut karena Bram membentaknya sekarang. Ia semakin frustasi. Otaknya berpikir keras agar Bram tidak meninggalkannya.

"Iya, dia memang wanita baik-baik. Beda sama aku yang seperti pelacur ini kan?" Tanya Hana sambil melepas satu persatu kancing bajunya.

Bram membelalakkan mata. Ia sangat tidak menyangka dengan aksi gila Hana sekarang.

"Dek! Jangan gila kamu!" Kata Bram tak kalah frustasinya.

"Aku memang sudah gila! Kenapa? Aku yakin dia nggak mampu memberikan 'sesuatu' ini sama mas. Hanya aku yang bisa!" Kini kemejanya sudah terbuang ke lantai. Hana berdiri, melepas kancing celananya lalu melepasnya pelan.

Aksi itu tidak luput dari perhatian Bram. Lidah Bram kelu melihat Hana yang hampir telanjang di depan matanya. Ia adalah laki-laki normal dan manusia biasa yang tidak luput dari godaan setan.

Hana mendekati Bram. Ia mencium daun telinga Bram lalu berbisik. "Mas, ayo kita lakukan ini."

Kelakian Bram memberontak. Hana berhasil menggodanya.

"Dek." Kata Bram parau. Nafasnya memberat seiring nafsunya yang meningkat.

Hana tersenyum miring. Bram semakin masuk ke perangkapnya. Hana menciumi leher Bram pelan. Bram semakin gila. Ia tidak bisa lagi menahannya.

Bram membopong Hana ke kasurnya, lalu melepas pakaiannya sendiri. "Kamu yang minta sendiri. Jangan salahkan mas."

Hana tersenyum senang ketika Bram mulai menyentuh dadanya. Bibir Hana pun tidak luput dari sasaran Bram. Sungguh Hana tidak akan menyesal telah memberi kehormatannya untuk lelaki yang sangat ia cintai.

Jika dengan cara ini Bram tidak pergi darinya, maka Hana akan lakukan dengan senang hati.

Meski,













Bram melakukannya hanya karena nafsu sedangkan Hana melakukannya dengan penuh cinta.

*

Yeayy akhirnya update!!! Maafkan aku yang udh lama menghilang hehehe.

Tim Bram-Hana🖐️

Tim Bram-Kintani

Terjerat Pesona Mas BramOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz