🐣25 Di Buntuti

8.7K 1.2K 128
                                    

Tanpa banyak bertanya lagi segera Daren mengikuti kemauan Haera dan meninggalkan pekarangan sekolahan itu bersama seorang pria dewasa yang sedari tadi mengawasi gerak geriknya.

“Lapor Tuan, target sudah memasuki sekolah yang di maksud Tuan”

***

“Bagus, cari kesempatan yang menguntungkan untuk mengambil sehelai rambut, kuku ataupun air liur” jawab Sehun dari sebrang sana yang memberi arahan kepada bawahannya.

“Siap Tuan” jawabnya patuh lalu segera masuk kedalam sekolahan dasar itu sebelum melihat seorang anak kecil yang keluar dengan headphone yang bertengger manis di lehernya serta tas kecil yang memang senantiasa ada di punggungnya.

“Tuan muda?! apa dia sedang membolos” batin bawahan Sehun yang tidak lain adalah Albar, mata mata yang paling kompeten di anggota Mafianya.

Dengan cepat Albar berlari ke taman bunga milik anak anak TK dan langsung bersembunyi disana.

Kali ini Albar dibuat kaget untuk yang kedua kalinya saat mendapati targetnya menyetop taxi dengan mudah lalu segera masuk kesana tanpa pengawasan orang tua.

“Tuan Muda ini benar benar tidak seperti anak kecil pada umumnya” gumam Albar lalu segera menyusul taxi yang di naiki targetnya yang tidak lain ada Jung Raymond alias Momo.

Sedangkan Momo sendiri sedang sibuk menelfon Haera yang ternyata malah di angkat Daren.

“Mommy dimana?” tanya Momo kepada Daren lewat telephone.

“Haera nyetir, hp nya sama aku” jawab Daren di sebrang sana di sertai suara angin kencang.

Mommy nya ini pasti mencoba menjadi titisan Rossy lagi, tikung kanan tikung kiri dengan kecepatan gak ada akhlak tanpa memperdulikan jalanan yang ramai.

Untungnya sejauh ini belum pernah terjadi kecelakaan yang di akibatkan Haera.

“Bilang pada Mommy kalo Momo tidak mengikuti kegiatan unjuk bakat di sekolah, itu sangat membosankan” ujar Momo namun tak kunjung mendapat sahutan dari Daren.

“Lo bisa pelanin dikit gak, Momo nelpon nih” ujar Daren di sebrang sana yang masih terdengar oleh Momo beserta suara angin yang semakin kencang.

“APA!! LO BUTUH TEPLON?!” tanya Haera gak nyambung dengan suara kencang membuat Momo tertawa cekikikkan.

“BUAT APA MINYAK TELON!!! INI MOMO NELPON!! BUKAN MINTA MINYAK TELON” teriak Daren tak kalah kencang membuat Momo semakin tertawa.

“APASIH WOEY GUE GAK DENGER!! GUE PAKEK HELM” teriak Haera yang memang hanya mendengar sedikit sedikit suara Daren yang kabur ngikut angin.

“LAGIAN LO MAU NGAPAIN SIH PAKE TEPLON, DEPAN ADA TOKO KITA MAMPIR AJA BELI TEPLON!!” lanjut Haera semakin membuat Momo cekikikkan sampai kang taxi nya ikutan ketawa karna Momo melaundspaker tabletnya.

“Itu mamah sama papahnya ya dek?” tanya kang taxi membuat Momo mengalihkan perhatiannya kedepan dan otomatis melihat kaca spion yang sedang menayangkan mobil bewarna hitam dengan plat nomor yang sama masih mengikutinya.

“Itu mamah sama paman” jawab Momo singkat lalu kembali menatap layar tabletnya yang kini sudah tidak terdengar suara gemrisik angin yang artinya Haera sudah berhenti.

“Akhirnya lo berhenti juga” ujar Daren di sebrang sana sambil memberikan ponsel Haera kepada si pemilik.

“Lah kan lo mau beli Teflon” sahut Haera sambil menunjuk toko peralatan dapur didepannya.

“Siapa coba yang mau beli Teflon?! itu tuh Momo nelfon” jawab Daren mencoba sabar dan menahan tawanya melihat wajah kesal Haera yang sudah tidak tertutup helm.

Young Mother X Mafia (Time Travel Jandral Jung Haera)Where stories live. Discover now