10. kabar burung

2.2K 571 44
                                    

"HAHAHA, MAMPUSSS!!"

Guanlin mengerucutkan bibirnya, kemudian memindah bidak birunya dengan terpaksa, kembali ke baris ke-enam. Karena tidak ada tanda-tanda guru mereka mengisi kelas, kelima remaja itu menetap di markas sambil memainkan permainan papan ular tangga yang entah sejak kapan ada di sudut lemari. Si pemuda tinggi yang tadinya berbesar kepala karena hampir menjadi orang pertama yang sampai di garis akhir, mendadak harus merasa kecewa karena bidaknya mendarat di petak bergambar kepala ular.

"Hahaha, anjir, padahal dari tadi udah teriak-teriak menang," Jinyoung turut terkekeh, "songong sih."

"Gak hoki, anjir, fengshui markas tidak mendukung," kilah Guanlin sambil menusuk teh galon yang entah sudah ke berapa kotak ia minum pagi ini.

Terhitung sudah hampir tiga jam The Lost bertandang di markas, dengan bonus dua ronde permainan ular tangga. Selama itu pula belum ada satu pun pengumuman dilayangkan baik melalui pengeras suara maupun melalui grup angkatan. Sebentar lagi, seharusnya bel istirahat akan berbunyi, tetapi tampaknya bel juga sedang dimatikan karena bel pergantian jam sama sekali tidak terdengar.

"Ah, anjing, masa gue kalah mulu?? Ganti ludo aja, ganti!" seru Guanlin.

Haechan menjulurkan lidahnya, berniat meledek si Tuan muda, "Noob sih."

"Hahaha, udah lah, Guanlin emang gak ada bakat main game," kekeh Nakyung. "Ngomong-ngomong, udah ada kabar terbaru?"

Saluran gibah terpercaya yang The Lost miliki hanyalah Jeyu dan mungkin dengan sedikit bantuan dari Eric, mengingat "sirkel orang julid" di kalangan Eunbin. Begitulah, alasan Neng-Aa' menjadi pemeran utama pagi ini, sang pengumpul gosip. Guanlin tidak bisa berperan banyak karena CCTV sekolah tidak bisa merekam suara dan tentunya ia tidak pernah berpikiran untuk memasang penyadap di ruang guru.

Sebagai orang dengan posisi duduk paling dekat dengan pintu masuk, Haechan dan Jinyoung juga saling bergantian mengecek ke arah ruang guru, memantau apakah rapat akbar ini telah selesai. Mereka pun sepakat untuk memutus hubungan dengan CCTV dan basis data sekolah, khawatir dalang di balik kerusuhan ini benar-benar Pak Lee.

"Pak Siwon juga diduga ngasih suap ke Pak Brian sama Pak Minhyun buat nutupin kasus ini," jawab Jinyoung. "Ini kata temen gue ya, si Jeyu."

"Si Eric juga nambahin, katanya laporan keuangan dipalsuin, dana yang keluar lebih banyak daripada yang ditulis di laporan," tambah Haechan. "Dan barangkali pas banget karena katanya Pak Siwon ganti mobil?"

"Mobil apaan cuma 250 juta," sanggah Guanlin. "Kayaknya cuma ganti spare part, gak sampe ganti mobil."

"Ya udah, iya, mobil sultan,"

Otak kelima remaja itu berputar keras mencari hubungan dari kabar-kabar burung yang mereka terima. Meskipun secara teknis mereka tidak diminta untuk turut berpikir, tetapi siapa sih orang yang bisa melenggang bahagia bagai tanpa masalah di saat seperti ini?

"Serem banget sih, kasusnya Jinsol diangkat lagi. Sumpah, orang-orang gak punya hati banget," gerutu Jinyoung lagi sambil menggulir layar ponselnya, "Kasusnya Jinsol ini dianggap fatal banget, sampe-sampe korupsi itu udah kayak gak ada harganya."

"Nyawa lah, Young, gak sebanding," sahut Nakyung. "Tapi kan bukan salah Pak Siwonㅡya salah juga sih, karena lalai sama bullying."

"Tapi gak banyak yang tau tentang 'asal-muasal'-nya Jinsol, kan? Pak Siwon cuma ngumumin kalo dia pergi, ya sebatas itu?" Jeno menggumam, "Panas banget, ya, gosipnya?"

Jinyoung mengangguk, "Chaos, banget."

"Ada lagi gak?" tanya Guanlin.

"Ah, anak musik 'panas' lagi, gue jadi kasian sama Eric," jawab Haechan. "Lo paham lah, Kak Eunseo disebut lagi."

ALEGORI: The LostWhere stories live. Discover now