17. satu rahasia yang terbongkar

2K 540 142
                                    

"Aku gak tau apa-apa, Kak Guanlin salah paham!!" Siswi yang entah siapa namanya itu terus merengek dan membantah, "Aku gak salah!! Kak Jeno, ih, tolong!!" 

"Anying, minta tolongnya sama Jeno, mentang-mentang yang paling gak tegaan, uhuk!" lirih Haechan, meskipun masih bisa didengar oleh semua orang yang ada di markas. 

"Heh," omel Jeno. 

"Lin, udah, lepasin dulu, kasian," ucap Nakyung.

Nakyung akhirnya bangkit dari kursinya dan melepaskan sendiri genggaman Guanlin dari pergelangan tangan siswi tersebut. Gadis itu lantas mengajak siswi tersebut untuk duduk di sofa. Rasanya ini adalah pertama kalinya Nakyung melihat siswi tersebut. Karena ia memanggil mereka dengan sebutan "Kakak", mungkin siswi di hadapannya ini adalah siswi baru kelas 10. 

"Oke? Yuki?" panggil Nakyung sembari mengerling pada label nama siswi tersebut, "Kamu kelas berapa?"

"S-sepuluh IPS 1," ucap Yuki lirih. 

"Anying, adek kelas urang," gumam Haechan lagi. 

Di sebelah Nakyung, Yuki duduk dengan kepala tertunduk dalam. Gadis itu tidak berani mengangkat pandangannya karena sampai sekarang Guanlin masih melayangkan tatapan tajam. 

"Tapi Kak Guanlin salah paham," cicit Yuki. 

"Ngeles mulu, kan?? Orang jelas-jelas gue liat lo nerima duit dengan mata gue sendiri," serobot Guanlin.

"Hmm, kebiasaan kan, marah-marah mulu. Jelasin dulu dah, konteksnya apaan," ucap Jeno, gemas sendiri karena dua orang di sana terus-terusan menyolot, saling menyalahkan satu sama lain. 

"Gue liat dia dan beberapa orang lain nerima duit. Salah satu dari mereka—yang ngasih duit—ngomong yang intinya gimana caranya biar kita makin 'panas', makin saling gak percaya satu sama lain. Pas gue pergokin, yang ngasih duit udah ilang, tapi gue berhasil nangkep dia," Guanlin mengerling pada Yuki, "Semuanya cewek, gue gak kenal." 

"Yuki, itu bener?" tanya Nakyung. "Jujur aja, gak bakal dimarahin, kok." 

Gadis itu ternyata menganggukkan kepalanya. Secara serentak, empat anggota The Lost yang lain menepuk dahi mereka. Poin bagusnya, kali ini Guanlin masih bisa mengontrol emosinya, meskipun mereka tahu, toh Guanlin memang tidak akan sampai "main tangan" pada perempuan. 

"Itu uang dari siapa? Siapa yang nyuruh kamu nyebarin gosip yang enggak-enggak tentang kita?" tanya Nakyung.

"Demi Tuhan, aku gak tau, Kak! Katanya yang nyuruh Kak Chaeryeong, sekretaris OSIS, tapi yang ngasih duit dan ngasih komando temen kelas aku," jawab Yuki. "Aku cuma disuruh, Kak! Sumpah!!" 

"OSIS?" Di kursinya, Jinyoung mengerutkan dahi, "Jangan ngada-ngada lo, masa anak OSIS serampangan kayak gitu?"

"Serius, Kak, kita taunya cuma kayak gitu!! Ada nomor gak dikenal yang nyuruh kita nyebarin informasi, tapi kita-kita gak tau dia siapa," jawab Yuki lirih. "Gue juga nyoba cari informasi itu nomer siapa, tapi gak ada yang tau."

"Siniin hp lo," ucap Guanlin dengan nada dingin pada Yuki. "Gue bisa tau lo bohong apa enggak."

"Guanlin," tegur Nakyung. "Jangan keras-keras kayak gitu, dia adek kelas kita." 

Dengan teguran Nakyung, Guanlin kembali menutup mulutnya rapat-rapat. Pemuda itu tetap merampas ponsel Yuki, kemudian dibawanya pada laptop miliknya. Karena kursinya diduduki Jeno—dan Guanlin masih tidak mau ada di jarak dekat dengan Jinyoung—pemuda itu lantas mengambil alih kursi Jeno di ujung meja. 

Meskipun terkesan kurang ajar, Guanlin mem-back up semua pesan dari WhatsDown serta kotak SMS dari ponsel Yuki. Di salah satu ruang obrolan grup tanpa nama, ada satu nomor asing tanpa nama—dan Yuki juga tidak menyimpan kontaknya—terlihat sebagai "otak" dari obrolan grup tersebut. Enam foto yang ramai kemarin serta panduan untuk "memanas-manasi keadaan" pula dikomando oleh "nomor togel" tersebut. Bukti transaksi sebagai pembayaran atas "jasa" mereka pula dikirimkan oleh sang nomor togel melalui uang digital secara anonim dan kolektif melalui salah seorang anggota grup. Tidak begitu mengherankan apabila Yuki menyatakan bahwa ia tidak mengenal si togel karena memang tidak ada satu petunjuk pun tentang dirinya. 

ALEGORI: The LostWhere stories live. Discover now