Flashback Moment

1.3K 212 0
                                    

[*FM1]

"Kau bisa memanggilku Kibutsuji Muzan"

Mata (Y/n) melebar, jantungnya kali ini berdetak lebih cepat dari biasanya. "T-tidak mungkin" ucapnya dengan suara bergetar

Muzan menajamkan tatapannya pada (Y/n). (Y/n) benar benar merasa kesulitan untuk bernafas. Tubuhnya juga kaku untuk digerakkan

"Apa ada yang harus aku lakukan agar kau percaya padaku?"

Suara Muzan terdengar seperti panggilan pencabut nyawa bagi (Y/n). Tubuhnya bergetar ketakutan. Dengan keberanian yang semakin menipis, ia bertanya

"A-apa yang k-kau inginkan?" ia tak bisa menyembunyikan nada gemetar nya

Angin dingin di malam hari saja serasa menusuk tulang (Y/n). Apalagi dihadapkan dengan pemimpin dari semua iblis. (Y/n) tak pernah menyangka sedikitpun jika Muzan adalah orang—iblis yang se-menyeramkan ini. Dengan polosnya dulu ia mengatakan akan mengalahkan Muzan, tapi sekarang? Ia terduduk tak berdaya

"Apa yang aku inginkan? Aku menginginkanmu" jawab Muzan masih dengan nada dingin

Apa? Dalam hati (Y/n) bertanya tanya tentang maksud dari perkataan Muzan, tapi ia tak menemukan jawabannya

Merasa orang di hadapannya kebingungan, Muzan kembali berkata, "Apa kau tau siapa yang telah membuatmu datang ke dunia ini?"

Dengan gerakan patah patah karena tubuhnya yang sulit digerakkan, ia menggeleng

"Aku, aku lah yang 'memanggil' mu ke dunia ini"

Lagi lagi mata (Y/n) terbuka lebar. Memang masih ada yang tidak ia mengerti, tapi intinya adalah, dia bisa datang ke dunia ini karena pemimpin dari semua iblis? Yang benar saja!

"Apa kau tau? Kau memiliki darah yang langka" Muzan mendekat beberapa langkah. "Darahmu berperan sangat penting dalam rencana ku untuk menaklukan dunia ini" Muzan menyeringai

"B-bagaimana bisa?" dengan berani (Y/n) bertanya kembali

"Bagaimana? Tentu saja dengan iblis rembulan atas" Muzan memberi jeda sebelum melanjutkan ceritanya "Aku mengumpulkan iblis rembulan atas untuk mempelajari suatu teknik. Dan teknik itu adalah, untuk memanggilmu dari dunia asal mu"

Wajah Muzan tampak berubah menjadi kesal "Karena kesalahan salah satu iblis rembulan atas, kau jadi datang di siang hari, sehingga kami tidak bisa langsung membawamu"

(Y/n) tentu saja terkejut dengan penjelasan dari Muzan. Jadi selama ini, ia bisa datang ke dunia ini karena iblis rembulan atas? Kalau begitu, kecurigaan para Pilar saat itu bukan tanpa alasan. Mereka sudah pasti mengira ia anak buah Muzan karena berada di tempat iblis rembulan atas berkumpul sebelumnya

"Dan sialnya kau malah ditemukan oleh para Pilar sialan itu" Muzan menunjukan ekspresi yang lebih kesal "Tapi untung saja mereka tidak membunuhmu, jadi aku masih bisa merebut mu kembali" Muzan terkekeh menyeramkan

"Tapi lebih sialnya lagi, kau malah bergabung dengan orang orang menjijikan itu. Dengan darahmu itu, kau menjadi pemburu iblis yang kuat. Dan karena mu, banyak iblis yang terbunuh. Bahkan Akaza gagal membunuh Pilar api karena kau!!"

Muzan agak membentaknya membuat (Y/n) sedikit tersentak. Sejenak Muzan menatap langit yang perlahan mulai berubah warna menjadi cerah

Muzan berdecih, lalu menatap (Y/n) kembali "Kali ini kau beruntung, matahari akan segera terbit. Aku tau akan membutuhkan waktu lama untuk membawa orang keras kepala sepertimu pada markas ku"

Muzan mendekat dan berjongkok menyamakan tinggi nya dengan (Y/n) yang masih terduduk

Tangannya terangkat lalu memegang pipi (Y/n) lembut dan mengelusnya pelan. "(Y/n), aku tidak akan melepaskan mu"

(Y/n) diam, tak mampu bereaksi sedikitpun

Kukunya yang runcing menyentuh pipi bagian atas (Y/n) dan menggoreskan nya kebawah membuat pipi putih itu mengeluarkan darah segar berwarna merah. Muzan kembali menarik tangannya dan menjilat darah (Y/n) yang menempel pada kukunya lalu menyeringai sadis

Mulut pria itu mendekat ke arah telinga (Y/n) dan berbisik pelan, "Aku akan melakukan apapun untuk mendapatkan mu, ingat itu!"

Dan dalam sekejap mata, Muzan hilang dari pandangan (Y/n). (Y/n) mulai menghirup oksigen sebanyak banyaknya setelah beberapa saat kesulitan untuk bernafas

Tangan kanan menyentuh dahinya yang mulai terasa sakit. Tak terasa, air mata mulai menetes dengan derasnya. Ia menekuk lututnya dan menyembunyikan wajahnya pada lutut itu. Untuk beberapa saat, ia menangis dalam diam diikuti dengan terbitnya matahari dari arah timur

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

[*FM2]

"Bagaimana bisa saya tau nama uppermoon 3 adalah Akaza?!"

Oyakata-sama mengerutkan alisnya tidak mengerti. "Bukankah kami pernah memberitahu mu?"

(Y/n) menggeleng cepat "Tidak, Oyakata-sama. Kalian memang memberitahukan soal uppermoon, tapi kalian tidak pernah memberitahukan nama mereka" panik (Y/n)

Oyakata-sama memegang dagunya sendiri dengan telunjuk dan jempolnya, lebih singkatnya pose berfikir "Bagaimana bisa itu terjadi? Apa kau punya hubungan dengan Akaza?"

(Y/n) mengusap wajahnya kasar, frustasi. "Saya juga tidak mengerti. Bahkan sikap Akaza sangat aneh saat melihat saya"

"Aneh?"

(Y/n) mengangguk. "Entah kenapa, Akaza bertingkah seperti dia mengenal saya" ucap (Y/n) dengan tatapan menerawang, mencoba mengingat pertemuannya dengan Akaza

"Memang bagaimana sikapnya?" Oyakata-sama menaruh kepalanya pada kedua tangan yang ia kepalkan, mencoba fokus terhadap penjelasan (Y/n)

"Dia berkata bahwa dia telah mencari saya sejak lama. Dia juga berbicara pada saya seolah dia tau siapa saya" jelas (Y/n)

Hening sesaat. Keduanya sibuk memikirkan sesuatu yang sangat aneh bagi mereka. Hingga suara Oyakata-sama memecah keheningan

"Apa ini bisa menjadi petunjuk tentang kedatangan mu ke dunia ini?" tanya Oyakata-sama tanpa menghadapkan wajahnya pada (Y/n)

"Saya harap begitu" jawab (Y/n) tanpa tak menatap Oyakata-sama

"Tapi saya harap, apa yang sebenarnya terjadi tidak seperti yang saya pikirkan saat ini" ujar (Y/n) lirih yang pastinya masih bisa didengar oleh Oyakata-sama karena hanya ada mereka berdua di ruangan itu. Dalam hati, Oyakata-sama menyetujui pernyataan (Y/n). Semoga saja.

Memories || Kimetsu no YaibaWhere stories live. Discover now