Flashback Moment

870 133 3
                                    

Gadis itu terbangun dari tidurnya, tapi tak berniat untuk membuka mata. Ia pasrah dalam hati ketika menyadari hari masih gelap. Hah~ mengapa ia tak bisa tidur lebih lama sedikit lagi?

Bagaimana ia tau? Tentu saja karena panas dari matahari dan api unggun berbeda. Ia ingin membuka matanya, mungkin ia bisa mengajak Giyuu mengobrol.

Ketika matanya hampir terbuka, ia dikejutkan dengan sesuatu yang tiba tiba menyelimuti dirinya.

'He? Apa ini?' batinnya menebak nebak. 'Ahh, Giyuu baik sekali, dia tau kalau aku kedinginan ya? Haha'

"(Y/n) bodoh, kenapa aku bisa mencintaimu?"

Wajah (Y/n) merona dibalik rambut yang menutupi sebagian wajahnya. Ia sangat terkejut. Bukankah itu suara Sanemi?

Ia tak bisa mendengar apapun lagi setelah itu, hanya suara samar seperti orang sedang bertengkar.

Pikirannya penuh oleh pertanyaan, menebak nebak dan mencoba sadar apakah ini mimpi atau bukan.

Tanpa diketahui orang yang sedang beradu mulut, (Y/n) mencubit pipinya sendiri. Sakit. Itu yang ia rasakan.

'Jadi, ini bukan mimpi? Tapi kenapa? Kenapa harus Sanemi? Bukankah aku itu menyebalkan baginya? Mengapa harus aku?' batinnya bertanya tanya

Otaknya benar benar dibanjiri oleh pertanyaan. Tolong, siapa saja, bantu (Y/n) mendapatkan jawabannya.

Gadis itu tersadar dari lamunannya ketika mendengar perdebatan makin meresahkan.

"Aku!"

"Aku!"

'Eh, itu suara Giyuu kan? Bisa gawat kalau mereka berantem malem malem gini' batin (Y/n) langsung membuka matanya

"Oi kalian!"

Giyuu dan Sanemi tampak terkejut dengan kehadiran suara (Y/n), mereka menoleh pada tempat (Y/n) dan kaget melihat gadis itu sudah terbangun.

"Kalian menyuruhku tidur, tapi kalian sendiri berisik, mau kalian apa sih?!" bentak (Y/n) dengan kedua tangan di pinggang. Ia geleng geleng melihat kelakuan dua temannya yang sering bertengkar ini, wajahnya juga memerah akibat teringat perkataan Sanemi tadi.

(Y/n) melihat pada tubuhnya, ada semacam kain. Oh, ia harus pura pura kaget kan?

"Ini apa?" (Y/n) mengangkat kain itu keatas, melihatnya dengan teliti dan menemukan sebuah lambang yang membuatnya terkejut. "Hee, ini kan haori ku?!"

(Y/n) nampak terkejut mendapati haori miliknya ada di sana. Terjadi sedikit drama karena Giyuu keras kepala akan mengganti haori nya dengan yang baru.

(Y/n) menolak hal itu. Karena baginya, haori itu bisa mengingatkannya pada Giyuu dan Sanemi.

"Sudahlah, kita tidak punya banyak waktu, kita pergi sekarang" ujar (Y/n) lalu pergi menghampiri Tanjirou untuk membangunkannya

"Kau yakin? Kau tidak apa apa?" tanya Giyuu khawatir

"Aku sudah cukup istirahat, tenang saja" (Y/n) mengguncang pelan tubuh Tanjirou untuk membangunkannya, setelah Tanjirou membuka mata, ia pun segera menghampiri Zenitsu untuk membangunkannya juga.

Namun, saat itu kepalanya terasa pusing, tubuhnya oleng hampir terjatuh, untung saja ada pohon yang bisa menahannya di sana.

"Oi, kau kenapa?!" tanya Sanemi. Ia berniat membantu, tapi diurungkan karena masih mempertahankan sikap tak pedulinya.

Tangan (Y/n) terangkat untuk meremas kepalanya pelan. "Aku baik baik saja, cuma sedikit pusing" dalam hatinya, ia menggerutu 'Dasar bodoh, tentu saja ini karena dirimu. Kau telah membuat kepala ku pusing sialan'

Oks, ini cuma flashback kok. Takutnya kalian bertanya tanya. "Loh, kan Giyuu bilang kalau (Y/n) miliknya, tapi kenapa tadi (Y/n) masih pingin Giyuu nyatain cinta sama dia?"

Jadi, setelah Sanemi menyatakan cintanya secara tidak langsung, pikiran (Y/n) langsung acak acakan, sehingga dia gak bisa denger jelas yang diperdebatkan antara Sanemi dan Giyuu

Flashback ini gak terlalu penting kok, mau dibaca atau engga juga bebas.

Sampai ketemu lagi di chapter pertarungan Akaza dan Pemburu iblis!

Memories || Kimetsu no YaibaWhere stories live. Discover now