Chapter 94 Perasaan yang terhubung

4.1K 199 6
                                    

Emillie menatap lama dimana dia berpijak saat ini. Orang-orang berlalu-lalang membawa barangnya. Pikirannya melayang entah kemana. Apakah pilihannya saat ini terbaik?

"Emillie kau baik-baik saja?" Tanya Chiko sembari menyentuh bahu Emillie menyadarkan dari lamunannya.

"Apa yang ragukan?" Tanya Chiko lagi berpindah menjadi di depan Emillie memegang kedua bahunya.

Emillie menggelengkan kepalanya dan Chiko melepaskan kedua tangannya dari bahu Emillie sembari menghembuskan nafasnya lega.

"Aku merasa tidak tenang" kata Emillie dengan wajah pucat.

"Aku akan membuat keamanan yang ketat untuk Ethan dan untuk Michael aku yang akan mengurusnya" kata Chiko menyakinkan Emillie.

Tidak lama dari itu terdengar pengumuman jika pesawat akan pergi dalam waktu 10 menit lagi. Chiko dan Emillie mulai berjalan dalam diam.

"Chiko" panggil Emillie.

Chiko menjawab hanya menaikkan kedua alisnya.

"Terima kasih" kata Emillie begitu lembut.

Chiko membeku melihat tingkah lembut dari Emillie yang tidak berubah. Tapi dirinya harus sadar semuanya sudah bukan waktunya.

"Ini tidak seberapa. Jika nanti bajingan itu sudah benar-benar sadar aku akan meminta rugi padanya" kata Chiko diiringi tawa.

Sejujurnya dalam lubuk hati Chiko sangat sakit jika keadaan seperti ini.

"Oh ya. Ponsel ini sudah ada nomorku. Jika terjadi sesuatu telepon saja. Oke?" Kata Chiko sembari memberikan ponsel keluaran terbaru tentunya sangat mahal.

"Ini tidak perlu" kata Emillie memberikan kembali pada Chiko.

Chiko memaksa ponsel itu di tangan Emillie "Tenang saja Michael yang akan membayarnya nanti" katanya masih bercanda.

"Baiklah. Sampai jumpa" kata Emillie menyerah.

Chiko tersenyum dan melambaikan tangannya sampai Emillie sudah tidak ada dalam pandangannya. Setelah itu Chiko berjalan menuju keluar bandara.

Ponsel yang berada di saku celana Chiko bergetar. Dengan cepat dia mengangkat panggilan tersebut.

"Halo" sapa Chiko.

"Ethan mengalami koma"

"Hah? Apa? Oke aku akan kesana" kata Chiko langsung mematikan panggilannya dan langsung pergi menuju mobilnya yang terparkir.

"Mengapa bisa bersamaan seperti ini?" Gumam aneh Chiko mulai menyalakan mobilnya dan menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Karena kecepatan mobil Chiko tinggi. Dia sampai di rumah sakit sekitar 20 menit. Jika memakai kecepatan rendah mungkin akan sampai 40 menit.

Setelah sampai Chiko berjalan sedikit berlari. Saat berada di depan ruangan Ethan ada seseorang yang sedang menangis.

Chiko menyipitkan matanya perempuan itu tampak tidak asing. Siapa?

"Chiko?" Sapa perempuan itu.

"Lucy? Benar kan?" Kata Chiko sedikit tidak percaya. Setelah menelisik siapa perempuan itu.

Lucy tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Bagaimana kondisinya?" Tanya Chiko pada Dokter yang baru saja keluar dari ruangan itu.

"Aneh saat beberapa jam yang lalu Ethan sudah stabil tapi entah mengapa menjadi tidak stabil. Tapi kami sudah melakukan yang terbaik. Jadi tidak perlu cemas kita doakan saja semoga semuanya baik-baik saja" kata Dokter itu sembari memegang bahu Chiko. Setelah itu langsung pergi dari hadapan Chiko.

Setelah kepergian Dokter itu terjadi keheningan. Hingga Lucy memberanikan diri untuk bertanya pada Chiko.

"Dimana Emillie?" Tanya Lucy dengan penuh harap.

Chiko terpaku tidak bisa mengatakan apapun selain diam menatap Lucy. Dia tidak tahu harus menjawab apa.

Sungguh sebenarnya Chiko tidak ingin menyakiti perasaan Lucy. Bagaimana bisa Emillie memberinya permintaan untuk menjelaskan pada sahabatnya itu.

Melihat kediaman Chiko membuat Lucy berpikir negatif sesuatu terjadi terhadap Emillie. Dengan sigap Lucy memegang kerah Chiko.

Chiko terkejut bisa-bisanya ada perempuan yang berani menarik kerahnya seperti ini.

"Kau pasti sesuatu tentang Emillie maupun Michael! Cepat katakan!" Kesal Lucy dengan berapi-api.

"Ahh! Lepaskan!" Kata Chiko memegang tangan Lucy dan berusaha melepaskan. Tentu saja berhasil walaupun Lucy hendak memegang kerah bajunya.

"Aku akan menjelaskan semuanya! Tapi tidak disini" Kesal Chiko membuat Lucy berhenti.

Dengan kekesalan Chiko merapihkan kerah bajunya dan berjalan menjauhi Lucy yang terlihat seperti orang gila.

Lucy mengikuti Chiko dari belakang dengan cepat. Pasalnya pria itu berjalan tetapi seperti berlari. Jadi harus mengimbanginya.

"Ya. Cepat lakukan sekarang" kata Chiko setelah mengangkat panggilan dari seseorang setelah itu mematikannya secara sepihak.

Lucy yang berada di belakang mencibir Chiko yang saat ini yang berbeda beberapa tahun lalu.

Beberapa menit kemudian Lucy dan Chiko berada di Coffee Shop terdekat dari rumah sakit.

"Cepat katakan" kata Lucy dengan cepat baru saja Chiko menghirup Americano.

Cangkir berisi kopi itu di simpan dengan kesal "Kau tidak melihat?" Kata Chiko sinis.

"Aku tidak ada waktu untuk menemanimu hanya untuk meminum kopi" kata Lucy dingin.

Chiko mengerutkan dahinya melihat banyak sekali perubahan dari Lucy. Semakin kasar.

"Aku akan menceritakan semuanya. Tapi setelah meminum setengah dari kopi ini" kata Chiko menyunggingkan senyumnya.

Lucy membuka mulutnya tidak percaya. Mau tidak mau dirinya harus menunggu.

---------

Halo!!!!

Yeay up setelah berminggu-minggu ga up😪

Kalo yang lupa baca lagi aja chap sebelumnya ya

Keep support ✌️

Love u guys 💙

Bound [ON GOING]Where stories live. Discover now