Chapter 76 Simpati atau Tipuan?

6.9K 369 13
                                    

Langit sudah berubah menjadi warna jingga dan angin mulai sedikit kencang menimbulkan daun yang sudah kering di pepohonan perlahan berjatuhan.

Rambut panjang halus berwarna hitam melayang-layang mengikuti arah mata angin.

Sudah sekitar 5 jam Emillie berdiam diri duduk di hamparan rumput dan hanya di temani oleh pepohonan yang rindang.

Tidak ada yang berani mengganggu Emillie dalam kesendirian nya merenungi kematian janinnya. Tanpa sadar air matanya kembali lagi turun di sekitaran pipinya.

Emillie menekukan kedua lututnya dan menelusup kan wajahnya di depan lututnya sembari memeluk lututnya begitu erat.

Terlihat jika tubuh Emillie benar-benar mungil dan lemah. Punggung nya bergetar hebat karena menangis.

Emillie benar-benar menyesal tidak menjaga dengan baik janinnya. Pikirannya saat ini adalah Michael penyebab semua yang di deritanya selama ini. Dia sangat benci dan marah pada Michael saat ini.

Kedua tangan Emillie semakin mencengkeram lututnya kala mengingat kilasan-kilasan Michael yang membuatnya menderita. Bahkan Emillie tidak merasakan apapun pada pergelangan kakinya yang berdarah. Kebencian Emillie terhadap Michael mengalahkan semua yang dirasakannya saat ini.

Tiba-tiba sebuah tangan kekar mencekal lengan Emillie agar untuk berhenti menyakiti dirinya sendiri.

Sebenarnya Michael sudah geram dengan Emillie yang menangis berkepanjangan. Pasalnya sudah sekitar 3 hari Emillie kehilangan janinnya di karenakan keguguran.

Setelah itu memaksa Emillie untuk berdiri dari duduknya. Dikarenakan tubuh Emillie yang lemah dia mengikuti berdiri.

Emillie berusaha melepaskan tangannya dari cekalan Michael yang sangat sulit terlepas. Di saat tenaga terakhirnya beruntung cekalan tersebut lepas.

Michael menatap Emillie sangat tajam. Sedangkan yang ditatapnya hanya menundukkan kepalanya sembari mengusap lengannya yang tadi di cekal oleh Michael.

"Sudah cukup Emillie!" Kata Michael kesal sedikit teriak.

Emillie terkekeh geli dan berusaha untuk berhenti menangis "Kau tau? Menyaksikan anakku tidak ada sama saja menyaksikan kematian ku sendiri" Katanya dingin sembari mendongakan kepalanya menatap Michael.

Lagi-lagi Emillie tersentak kaget tubuhnya melayang dan tidak sadar memeluk erat leher Michael.

Seketika Michael dan Emillie saling menatap satu sama lain begitu lama hingga otak Emillie menyadarkan dengan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Turunkan aku" kata Emillie pelan masih tidak menatap wajah Michael.

"Tidak" jawab Michael membuat Emillie menatap kesal dan mulai berjalan menuju ke dalam mansion.

Emillie memilih diam untuk tidak bertanya lebih. Entah mengapa Emillie merasa jika Michael berjalan begitu pelan. Dia tidak ingin Michael mendengar degup jantungnya begitu kencang berdekatan dengan Michael.

Padahal Emillie sudah sangat tahu jika dirinya begitu benci pada Michael. Tapi berdekatan dengan Michael seolah pria itu meluluh lantakkan hatinya. Ada apa dengan Emillie?

Tidak terasa dalam lamunan Emillie. Dia sudah di dudukan di sofa yang empuk.

Saat ini Emillie sangat benci dengan empati Michael yang menurutnya hanyalah kebohongan belaka untuk membuatnya luluh.

"Argh" ringis Emillie saat Michael berusaha membersihkan darah.

Michael begitu telaten mengobati luka Emillie. Tidak ada kasar sama sekali dalam mengobati luka itu.

"Berlarut-larut dalam kesedihan tidak akan pernah baik dan berhentilah menyakiti dirimu sendiri" kata Michael lembut sembari menatap mata Emillie tidak kalah lembut dari biasanya.

Dalam hati Emillie bisa-bisanya Michael berkata begitu mudahnya setelah kehilangan anaknya. Tetapi dia tidak akan membahas jika Michael sendiri tidak mengakui jika anak itu adalah anaknya.

Di sisi lain Emillie tidak boleh kembali terhipnotis dengan mata Michael. Semuanya hanya semu jika Michael memang benar-benar baik padanya. Dia berusaha untuk tidak tergoda lagi dengan perilakunya.

"Bukankah kau membenciku?" Tanya Emillie sedikit sinis.

Tiba-tiba saja Michael terhenti memberi plester. Tetapi dia melanjutkan kembali memasangkan plester itu pada pergelangan kaki Emillie. Michael enggan untuk menjawab dengan pura-pura mencari aktivitas lain seperti membereskan alat P3K.

Emillie sudah bisa menilai dari pergerakan Michael yang aneh. Seperti dia benar-benar tidak tulus menolongnya. Entah Emillie tidak tahu mengapa tiba-tiba berubah?

Setelah itu Michael berdiri dan berusaha menjauh dari Emillie.

Tetapi saat beberapa langkah Emillie menginterupsi Michael "Kata—" perkataannya terpotong karena Michael membalikan tubuhnya.

"Katakan semuanya jika itu benar. Setelah itu aku bisa mempercayai perilaku mu"


----

Halo!!!!

Aku update yay!!!! Harus sabar-sabar ya nunggu aku update wkwk

Jangan lupa kasih bintang ya 🧡

Keep support 😘

Love u guys!!!!

Bound [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang