[BL - Terjemahan] Elevator

Chapter 1

——  Chapter 1 —— 

Entah sejak kapan terdapat sebuah kotak pada lift di koridor.

Sebuah kotak karton biasa, ukurannya sedikit besar, di letakkan dengan rapi pada dinding di sudut lift dan menempati hampir seperempat tempat di sana.

Kotak itu tidak tertutup rapat.

Terlihat gelap di dalamnya, siapa yang tahu apa yang ada di dalamnya.

Xiang Wenhao melangkah masuk ke dalam lift dan mengerutkan kening. Kotak karton itu sudah berada di sana selama dua hari berturut-turut dan belum ada yang menanganinya.

Apa yang lebih aneh adalah terkadang saat ia pergi keluar pada siang hari, kotak itu telah dibawa pergi oleh seseorang.

Tapi saat ia pulang kerja di pagi hari, kotak itu muncul kembali.

Hanya saja, kotak ini terlihat cukup familiar.

Tapi, Xiang Wenhao tidak tahu di mana ia pernah melihatnya.

Bagaimanapun, semua kotak terlihat hampir sama. Tidak perlu repot untuk menyusahkan diri dengan hal tersebut.

×××

Xiang Wenhao adalah seorang night owl*.

[T/N: 'a night owl', idiom dan tidak ada arti langsung di bahasa Indonesia. Sering kali diartikan sebagai orang yang cenderung lebih produktif pada malam hari]

Dia bekerja sebagai seorang DJ untuk program malam di Stasiun Radio Kota.

Kenyataannya, pekerjaannya adalah menyetel musik, menjawab panggilan telepon, dan menghibur orang-orang kota yang kesepian yang menderita insomnia.

Dia tidak berpenghasilan banyak, tapi kehidupannya tanpa beban dan nyaman.

Xiang Wenhao adalah seorang pria yang takut untuk dijatuhkan, dan dia tidak berniat mengubah status quo-nya.

Setiap malam, dia akan pulang kerja sekitar jam tiga pagi.

Pada saat itu, koridor gedung apartemen sudah kosong dan hanya ada satu dari dua lift yang berfungsi.

×××

Sore itu, Xiang Wenhao duduk sendirian di ruang siaran.

Menatap jam, sudah hampir waktunya untuk pulang, jadi dia memainkan sebuah lagu dan besiap untuk terhubung dengan penelpon terakhir.

"Du——Du——"

Panggilan terhubung.

"Halo, ini Ri Tian, ada yang bisa kubantu?"

Suara Xiang Wenhao sangat enak untuk didengar, rendah dan sedikit serak.

"Ri Tian" adalah nama panggung yang dia gunakan di stasiun radio.

×××

Hanya ada keheningan dari seberang telpon.

Ini sering terjadi, dan Xiang Wenhao tidak terkejut.

——Beberapa pendengar (radio) ingin untuk membuka diri mereka pada pembawa radio dengan rahasia yang telah lama mereka sembunyikan, tapi terkadang menjadi ragu begitu panggilan telepon tersambung. 

Xiang Wenhao tidak mengatakan apa-apa, ia hanya menunggu dengan sabar. 

—— Penelepon diseberang mungkin seorang gadis sekolah menengah sentimental yang jatuh cinta dengan pemuda yang duduk sebangku dengannya selama beberapa tahun yang seakan satu hari.

—— Bisa juga seorang wanita kurus yang sudah menikah, diam-diam melihat pesan teks suaminya dan menemukan tanda-tanda kehancuran pernikahan.

—— Bahkan itu mungkin seorang penyair yang frustasi, dengan setumpuk syair yang menguning sebesar ukuran setengah orang di tempat tidur, ditutupi dengan lapisan debu yang tebal.

......

×××

Akhirnya, terdengar sebuah pergerakan di seberang telepon.

"Hao."

Itu suara seorang pria, jelas dan rendah, dan sangat menawan.

"Ayo menikah."

Xiang Wenhao memutuskan panggilan dan berkata pada mikropon. 

"Ah, maaf, sepertinya ada sedikit kesalahan dan panggilan terputus. Karena, tidak ada banyak waktu yang tersisa, mari akhiri dengan lagi terakhir, sampai jumpa besok."

Dia menaikan volume musik, lalu melepaskan headset dari kepalanya.

Xiang Wenhao yang tiba-tiba merasa bahwa tulangnya ditarik keluar, ambruk di kursinya.

Ada lapisan tebal dari keringat dingin di punggungnya, dan rambut halus di tubuhnya bergetar seakan seluruhnya berdiri.

Dari jauh terdengar suara gemuruh mesin. Itu semakin keras dan keras seolah-olah itu akan menghancurkan kepalanya dan menembus otaknya kapan saja.

Dia mengangkat tangannya untuk melihatnya dan menyadari bahwa kulitnya telah berubah warna menjadi ungu.

Kelima jarinya kaku seperti cakar baja, dan dia tidak bisa menggerakkannya bahkan sedikit pun.

—— End of Chapter 1 ——