Chapter 7

865 141 5
                                    

TRIGGER WARNING: Death, Murder, Mutilation, Physical Abuse

Penerjemah Bahasa China - Inggris: MysticRain
Penerjemah Bahasa Inggris - Indonesia: Revenusta

——Chapter 7 ——

Zhou Zimo memunggungi Xiang Wenhao dan mengobrak-abrik tasnya untuk menemukan sesuatu.

Punggungnya sangat ramping, dan rambut hitamnya seperti air terjun. Dari ujung baju tidur putihnya terlihat sepasang kaki indah seperti batu giok, lurus sempurna dan erotis.

Tangan itu, setipis daun bawang tanpa kulitnya, saat ini sedang menggenggam benda besar, hitam, tidak dikenal dari tas dan perlahan mencoba menariknya keluar.

Xiang Wenhao meraih vas bunga di samping tempat tidur dan berjalan perlahan mendekatinya.

Jantungnya berdetak seperti genderang, dan tangannya licin karena keringat dingin.

Zhou Zimo berkata dengan gembira:

"Hao, ayo coba sesuatu yang baru hari ini."

Suaranya jernih dan dalam, lembut, dan sangat menawan. Namun, itu membawa sedikit kegilaan yang tampak menakutkan.

Xiang Wenhao mengambil napas dalam-dalam, mengangkat vas bunga di tangannya, dan menghantam bagian belakang kepala Zhou Zimo .

Butuh waktu empat jam untuknya memutilasi tubuh menjadi beberapa bagian dan memasukkannya ke dalam kantong plastik hitam.

Butuh waktu tiga jam baginya untuk membersihkan tempat kejadian.

Dia berdiri dengan bingung di kamar mandi dan dalam keadaan tidak sadar untuk sesaat.

Setelah menenangkan diri, dia menemukan kotak kardus bekas dari gudang dan memasukkan kantong plastik hitam ke dalamnya.

Dia kemudian memindahkan kotak kardus ke dalam lift, meletakkannya di sudut dinding, dan menyeka keringatnya.

Pada saat ini, langit telah menunjukkan sedikit titik-titik cahaya pagi yang menandakan bahwa malam telah berlalu.

Lift berhenti di lantai satu. Xiang Wenhao berjalan keluar membawa kotak kardus dan menemukan mobilnya diparkir di pinggir jalan area perumahan.

Dia meletakkan kotak kardus di kursi penumpang dan menyalakan mesin.

Pikirannya kosong. Dia hanya mengandalkan nalurinya untuk mengemudi.

Saat hari berlalu dan malam tiba, mobilnya sudah berada di jalan raya di pinggiran kota lain.

Jalan itu dikelilingi oleh hutan belantara yang tak berujung, dan di antaranya, ada beberapa rumput liar dengan tinggi setengah badan manusia dan pohon-pohon yang bengkok.

Seluruh jalan raya tenggelam dalam kegelapan.

Bahkan setengah dari mobil yang lewat tidak terlihat dalam radius beberapa mil.

Xiang Wenhao memutuskan:

——Dia akan mulai membuang potongan-potongan tubuh di sini.

Dia mengenakan sarung tangan, mengeluarkan kotak kardus dari mobil, dan mengeluarkan sekop yang telah dia siapkan sebelumnya dari bagasi.

Dia membuka kantong plastik hitam itu, mengerutkan alis, dan merenung sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk mengubur kepalanya terlebih dahulu.

Setelah mengubur kepalanya, dia akan kembali mengemudi, membuang sisa tubuh dengan cara ini, secara berkala.

Xiang Wenhao melewati rereumputan liar yang gemerisik dan masuk ke hutan belantara. Dia berhenti sekitar dua puluh meter dari jalan raya dan menggali lubang sedalam satu meter dengan sekop.

Dia dengan hati-hati mengeluarkan kepala Zhou Zimo dari kantong plastik.

Kepalanya terlalu mengerikan untuk dilihat. Itu ditutupi dengan luka besar dan kecil yang telah  digoreskan Xiang Wenhao karena amarahnya. Daging dan darahnya terbuka dan mengalir keluar hingga mengekspos tulang putih yang menakutkan.

Sebuah bola mata jatuh dari soket matanya dan menggantung di udara. Mata lain tertutup rapat, dan beberapa darah merah cerah mengalir keluar dari celah kecil.

Xiang Wenhao menghela napas.

——Wajah yang begitu cantik, sangat disayangkan.

Dia memegang kepala dengan kedua tangan dan memindahkannya ke atas lubang.

Ketika dia hendak melepaskan, mata yang tertutup rapat pada wajah penuh darah Zhou Zimo ternyata telah terbuka!

Tidak ada yang bagian warna putih di matanya, hanya lubang hitam, dan beberapa saat ada cairan busuk menjijikkan yang keluar.

Kepala itu menatap lurus ke Xiang Wenhao, sudut mulutnya melengkung, dan mengeluarkan serangkaian tawa yang dingin dan berkata:

"~~Hao~~mari kita menikah~~~~"

Xiang Wenhao mengeluarkan jeritan yang menusuk. Dia tiba-tiba membuka matanya dan terduduk di tempat tidurnya.

Pakaiannya basah karena keringat dingin dan menempel pada kulitnya, yang membuat punggungnya merasa merinding.

Dia melihat sekeliling dengan tatapan kosong dan menemukan apartemennya cerah dengan cahaya lampu.

Ada suara-suara yang terdengar dari TV di ruang tamu, tinggi dan rendah, naik dan turun.

Dia memandangi jam di dinding dan menemukan jam tangan pada jam menunjuk jam dua belas. Sudah tengah malam.

——Dia tidur selama tujuh belas jam!

Xiang Wenhao memijat dahinya yang sakit dan mencoba menghilangkan sisa-sisa mimpi buruk di kepalanya.

Namun, dia segera mengeluarkan raungan yang menakutkan dan melesat menuju pintu ruang tamu.

***

Dia bergegas ke lift dan menemukan kotak kardus bersandar dengan tenang di sudut dinding.

——Kotak kardus ini ternyata adalah kotak yang sama dalam mimpinya!

Dalam sekejap, dia mengingat semua detailnya:

——Tidak hanya dia meletakkan potongan-potongan tubuh Zhou Zimo ke dalam kantong plastik hitam hari itu, dia juga meletakkan kantong plastik ke dalam kotak kardus yang dibuang.

Kotak ini di depannya persis sama dengan yang dia gunakan untuk membuang tubuh (Zhou Zimo)!

Xiang Wenhao mendengar "crash".

Ada sesuatu yang pecah di dalam kepalanya.

——The End of Chapter 7 ——

[BL - Terjemahan] ElevatorNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ