Chapter 2

1.7K 205 13
                                    

TRIGGER WARNING (contains spoiler): Death, Murder, Mutilation, Physical Abuse

—— Chapter 2 ——

Pemilik suara yang jelas, rendah, lembut, dan sangat menawan itu bernama Zhou Zimo.

Zhou Zimo sangat cantik. Hanya dengan sekali tatap, ia bisa nembuat nyawa dan jiwa seseorang jungkir balik.

Xiang Wenhao adalah seorang pria yang menyukai penampilan. Itulah alasan dia dan Zhou Zimo menjadi kekasih, yang kemudian berkembang menjadi kohabitasi itu hampir sepenuhnya dikarenakan oleh kecantikannya Zhou Zimo.

Tidak seperti Zhou Zimo, Xiang Wenhao berbadan tinggi dan tampan, robust, dan dewasa. Dari kepala hingga kaki, tidak ada bagian tubuhnya yang menunjukkan bentuk feminim.

Jadi, di malam pertama mereka, begitu dia (Xiang Wenhao) mendapati dirinya ditindih oleh Zhou Zimo di ranjang, dadanya langsung dipenuhi amarah yang tak bisa dilampiaskan.

"Lepaskan aku!" Dia berteriak.

Zhou Zimo tidak mengatakan apa-apa.

Dia hanya tersenyum licik, saat itu telihat aura mengerikan pada tatapan gelapnya yang begitu dalam.

Tatapannya berhasil membuat rambut Xiang Wenhao berdiri (merinding).

Dia menatap dengan horor saat Zhou Zimo membuka sebuah kotak kayu dan perlahan mengeluarkan peralatan SM yang mengerikan satu per satu.

"Hao, aku mencintaimu." Zhou Zimo berucap perlahan dan menjilat bibir Xiang Wenhao yang bergetar karena ketakutan.

Sepanjang malam, Xiang Wenhao tenggelam dan terombang-ambing dalam rasa sakit. Pikiran dan tubuhnya tengah berada di ambang ke hancuran.

Setiap pagi saat ia bangun dan melihat sosok cantik yang tidur dengan nyenyak di sampingnya, Xiang Wenhao segera ingin mengenggam leher kecil dan putihnya di antara jari-jarinya dan mencekiknya hingga mati.

Tapi harapan itu tidak pernah menjadi nyata.

Suatu hari, Zhou Zimo memeluknya dari belakang dan berkata:

"Hao, ayo menikah."

Jantung Xiang Wenhao langsung jatuh ke jurang yang dalam.

Perabotan di sekelilingnya berputar dengan sangat cepat.

--Hao, ayo menikah, Hao, ayo menikah, Hao, ayo menikah, Hao, ayo menikah, Hao, ayo menikah, Hao, ayo menikah, Hao, ayo menikah, Hao, ayo menikah, Hao, ayo menikah.

Matanya berangsur-angsur menjadi merah, seperti lampu merah yang menyala dengan mengerikan.

Xiang Wenhao membunuh Zhou Zimo pada malam itu, ketika, seperti biasa, mereka baru saja akan bercinta.

Zhou Zimo sedang mengobrak-abrik tasnya, dengan punggung menghadap Xiang Wenhao dan berkata:

"Hao, mari kita coba sesuatu yang baru hari ini."

Kemudian sebuah vas pecah tepat di belakang kepala Zhou Zimo.

Xiang Wenhao menghabiskan empat jam memutilasi anggota badan Zhou Zimo dan memotongnya menjadi beberapa bagian, lalu memasukkannya ke dalam kantong plastik hitam.

Kemudian butuh tiga jam baginya untuk membersihkan tempat kejadian.

Dia membawa tubuh yang terpotong-potong itu ke mobil, lalu mengemudi terus menerus selama satu hari satu malam.

Potongan daging itu dipisahkan dan dikubur pada tanah di sepanjang sisi jalan.

Setelah masalah ini selesai, Xiang Wenhao setengah gila dan setengah bodoh berbaring di tempat tidur selama setengah bulan.

Lalu dia berganti pekerjaan, menjadi DJ, dan memulai hidup baru.

Anehnya, hilangnya Zhou Zimo tidak menarik perhatian siapa pun.

--Pria ini, seperti hujan, telah menguap ke udara tipis.

Xiang Wenhao ambruk lemas ke kursi di ruang siarannya. Ada sedikit kedutan di sudut mulutnya.

Setelah setengah jam, dia berdiri dengan kepala kacau.

Dia mematikan mesin siaran, mematikan lampu, menutup pintu, turun ke lantai bawah, dan pulang.

Saat angin malam berhempus ke dalam mobil, Xiang Wenhao merasa tenang.

Pikirannya mulai berkecamuk.

Dia tidak percaya hantu. Dia jelas-jelas telah membunuh Zhou Zimo dan juga memutilasinya dengan kedua tangannya sendiri.

Mungkinkah, seseorang mengetahui dan memanfaatkan hal itu untuk menyamar sebagai Zhou Zimo, dan menggunakan suaranya untuk menakut-nakutinya?

Atau apakah ini hanya kebetulan langka dalam sepuluh ribu tahun—itu hanya suara yang mirip sembari memperlakukan DJ sebagai kekasih dengan nama yang sama dan menunjukkan keinginan yang sama juga?

Xiang Wenhao menggigil saat mengingat suara yang jelas dan dalam, lembut, dan sangat menawan di ujung telepon yang lain.

--Jika dikatakan itu adalah kemungkinan kedua di atas, maka bukankah suara itu terdengar terlalu mirip.

Dia memutuskan untuk duduk diam dan menunggu.

—— The End of Chapter 2 ——

Note: Lumayan kaget sama chapter ini karena emang udah ngerti sih bakal dark, tapi enggak se-dark ini... cukup bikin merinding juga malam-malam... Btw, aku juga agak ke trigger chapter ini. Semoga kalian tetap bisa menikmati yaa.

[BL - Terjemahan] ElevatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang