Chapter 10 (NSFW)

1.3K 146 4
                                    

Penerjemah Bahasa China - Inggris: MysticRain
Penerjemah Bahasa Inggris - Indonesia: Revenusta

WARNING: NSFW (Not Save From Work), 18+ only! Turn back while you can!

——Chapter 10——

Zhou Zimo merangkak dan mendekat perlahan.

Xiang Wenhao menabrak dinding dengan punggungnya, dan dengan lemah mengumankan kata-kata kosong di bibirnya.

Dia sepertinya berusaha berkata: Jangan... jangan...

Sayangnya, suaranya sangat tidak jelas sehingga sulit untuk ditebak.

Jari-jemarinya (Zhou Zimo) mengores lantai dan menyebabkan suara kasar.

Suara-suara itu tampak luar biasa menakutkan di ruangan yang sunyi.

Wajah Zhou Zimo yang terpotong-potong berada tepat di depan matanya.

Ekspresinya tampak sedikit sedih, seolah-olah dia sedang menangis atau seolah-olah dia sedang tertawa.

Namun, dengan wajah penuh luka, itu terlihat sangat mengerikan.

Dia menggerakkan bibirnya dan berkata dengan sedih:

"Kenapa kamu membunuhku ~ ~ Hao ~ ~"

"Kita bahkan belum menikah~~~"

Wajah Xiang Wenhao membeku. Lendir dan air mata mengalir dan membuat wajah Zhou Zimo tampak berantakan.

Tubuhnya kaku, namun juga lembut, seperti mayat.

——Mungkin dia benar-benar mayat.

Jiwanya ketakutan. Hanya ada campuran inorganic dan protein yang tersisa, dan jiwanya telah mengambang di kehampaan yang luas.

(T/N: Inorganic adalah tak mempunyai organ; tidak berasal dari organik.)

"Jangan menangis~~~Jangan menangis~~~"

Zhou Zimo menekan Xiang Wenhao dan menggunakan lengan bajunya yang penuh darah untuk menyeka air mata dari wajahnya.

Gerakannya kaku dan berantakan.

Xiang Wenhao melebarkan matanya yang merah tanpa berkedip.

Bau mayat busuk menghantam wajahnya.

Kemudian wajah Zhou Zimo yang dijahit dengan benang hitam memenuhi seluruh pandangannya.

Benda dingin dan lengket merayapi bibirnya seperti cacing, masuk ke dalam mulutnya, menggores rahang atasnya, dan membuatnya gemetar dan mati rasa.

Tubuh Zhou Zimo, seperti ular, melilit Xiang Wenhao dengan erat.

Sepuluh jari, seperti ranting kering,  dengan akrab meraba-raba tubuh yang kokoh, secara agresif dan lincah.

——Tubuh ini miliknya, dan dia tidak akan melepaskannya bahkan dalam kematian.

Ketika Zhou Zimo membuka kancing pertama kemeja Xiang Wenhao, Xiang Wenghao hanya tersentak sedikit, tetapi setelah itu tidak ada gerakan lagi.

Satu kancing.

Dua kancing.

Tiga kancing

Empat kancing.

......

Seperti tarian, dengan ritme.

Seperti sebuah karya musik, dengan kebahagian dan kemalangan.

Seperti jejak kematian, dan lagu kehancuran.

Zhou Zimo menjilat setiap inci kulit tubuh Xiang Wenhao dengan lidahnya yang dingin dan seperti cacing.

Dia melakukannya dengan sangat sungguh-sungguh.

Seolah-olah, sekarang juga, mengoleskan lapisan cairan mengkilap pada kulit kecoklatan elastis ini adalah tugas yang paling penting di atas segalanya.

Ketika pakaian terakhir, celana dalamnya, dilepas, Xiang Wenhao masih tidak bergerak.

Dia menatap kosong ke langit-langit, seolah sedang memikirkan teka-teki yang tidak memiliki jawaban.

Zhou Zimo menusukkan *******nya inci demi inci ke tubuh Xiang Wenhao.

Prosesnya begitu lambat, seperti ritual pengorbanan darah yang tidak ada habisnya.

Rasa sakit terus berlangsung tanpa akhir.

Ketika benda ***** dan ***** itu benar-benar masuk, wajah Zhou Zimo yang sangat pucat mengungkapkan ekspresi kepuasan yang luar biasa.

"Ah~~~" Dia mengerang panjang dan menggigit bahu kekasihnya sampai darah berceceran.

——The End of Chapter 10——

[BL - Terjemahan] ElevatorOnde histórias criam vida. Descubra agora