sembilan belas 🎗. Ujian Hati

140 19 10
                                    


🎗🎗🎗

"Ketika kita mempunyai keinginan,tapi semesta punya kenyataan."

-oOo-

Pintu rumah nya terbuka membuat semua nya menatap kearah nya. Aldi berjalan santai melewati semua orang yang sedang menatap kearah nya. Aldi nampak acuh dan berjalan menaiki anak tangga.

"Aldi,"

Aldi berbalik kala mendengar sang ayah memanggil nya. "Iya pah."

"Kesini dulu sebentar." Aldi memutar bola mata nya malas. Ia sangat malas berada disana kala ada tamu yang datang. Ia lebih suka berada didalam kamar nya.

"Gak mau ah."

"Gak boleh gitu. Ada tamu loh,ayo sini." Ucap Papa nya lembut.

"Baju Aldi basah,mau ganti dulu." Ujar Aldi.

"Yaudah,turun lagi kesini,ya."

Aldi pun tidak ada niatan untuk menjawab. Mood nya sedang tidak baik sekarang setelah mendapat telpon dari seseorang. Ia pun kembali menaiki anak tangga yang berikut nya.

Ia membuka pintu kamar nya yang bernuansa hitam dan putih. Melempar tas nya keatas kasur nya begitu saja. Aldi memilih untuk mendudukan diri dikursi meja belajar nya,menenggelamkan wajah nya ditumpukan tangan.

"Gue capek." Lirih nya.

Ia mendongkak kan wajah nya menatap sebuah foto berbingkai kecil dimeja belajar nya. Terdapat foto dua anak kecil berlawan jenis yang sedang berangkulan sambil tersenyum manis.

"Dari dulu lo emang nggak berubah. Masih takut sama petir." Aldi pun terkekeh.

"Sekarang gue tau kenapa mamah taro foto ini dimeja belajar gue. Biar gue cepet inget sama lo. Tapi kaya nya udah telat deh." Monolog Aldi.

Clek

Pintu kamar nya terbuka yang pertama ia lihat adalah wajah Risa,sang mama. Ia tersenyum menatap anak nya. Perlahan ia menghampiri Aldi lalu mengusap kepala nya. "Mama tau apa yang kamu rasain. Tapi kita gak bisa nolak permintaan papa. Kamu tau kan kondisi papa?"

"Maafin papa sama mama ya. Kita ngerusak kebahagian kamu. Mama tau kamu udah ingat semua nya." Lanjut nya.

"Iya aku udah ingat semua. Termasuk perjanjian itu, Aldi ngerasa kaya barang,Mah."

"Mama juga nggak ngerti sama masalah ini. Kenapa orang lain,harus nya kan dia."

"Aku capek mah, Aldi dikekang terus. Gak boleh ini,gak boleh itu,gak boleh dekat sama ini,gak boleh dekat sama itu."keluh Aldi.

"Kalo kaya gini cara nya. Mending Aldi tinggal sama kak Rara aja. Cuman kak Rara yang bisa ngertiin aku." Lanjut nya.

"Aldi jangan gitu. Mamah gak mau kamu pergi dari rumah kaya Rara karena nenangin diri. Mamah takut ini berlangsung lama. Kamu mau ninggalin mamah?"

"Aldi udah nyakitin orang yang Aldi sayang." Lirih nya.

"Kalo kamu sayang sama dia. Kejar,perjuangin cinta kamu." Tutur Risa

Love Or Hate(End)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz