duapuluh empat 🎗. hembusan nafas lega

147 18 7
                                    


🎗🎗🎗

-oOo-

"Gue udah kasih lo kesempatan tapi lo gagal. Lo udah sia-sia in kesempatan ini. Gue juga gak tau berapa lama dia disana. Sekarang ikhlasin apa yang udah terjadi."

"ENGGAK!"

Salsha terbangun dari tidur nya dengan nafas memburu. Ia baru saja bermimpi buruk. Bahwa ia akan kehilangan Aldi. Keringat dingin mulai dari pelipis nya. Ia melirik jam dinding yang tergantung di dinding.

Pukul 2.34

Salsha mulai mengatur nafas nya. Kenapa ia bisa bermimpi seperti ini. Ia bermimpi bahwa Aldi akan meninggalkan nya dalam waktu yang lama. Entah pertanda apa ini.

Ia pun segera meraih ponsel nya yang berada dinakas dan mulai menelpon seseorang. Untuk memastikan apakah ini benar cuman mimpi. Tak lama kemudian sambungan telpon nya tersambung. Suara serak khas orang bangun tidur yang pertama Salsha dengar.

"Emm halo."

Salsha bernafas dengan lega kala mendengar suara itu. Tiba-tiba saja ia sangat rindu dengan pemilik suara itu.

"Halo Al," jawab nya dengan suara bergetar.

"Lo ngapain sih nelpon gue malem-malem. Ngantuk tau ih mana baru jam dua."

Salsha hanya terkekeh saat mendengarkan Aldi mengomel. Salsha yakin bahwa Aldi masih setengah sadar dari tidur nya.

"Lo ada dimana?" Salsha hanya memastikan.

"Lo amnesia? Gue dirumah lah. Pake nanya lagi. Oh gue tau,lo mimpi buruk kan?"

Salsha terkejut ternyata Aldi mengetahui bahwa dia baru saja bermimpi buruk.

"Kok lo tau?"

"Yaelah,gue udah tau lo dari kecil. Kalo lo abis mimpi buruk lo langsung datangin gue trus cerita. Lo kan ga bisa jauh dari gue dulu." Terdengar suara kekehan dari seberang sana.

"Sekarang pun masih." Batin Salsha.

"Yah,lo udah tidur ya? Gak ada jawaban."

"Enggak kok belum, Al gue ga bisa tidur lagi."

"Trus?"

"Nyanyi lagu buat gue dong."

"Dih males banget,mending gue tidur. Lagipula gue gak bisa nyanyi."

"Dih bohong banget." Cibir Salsha karena dia tahu betul bahwa Aldi sudah pandai bernyanyi sejak kecil.

"Iya gue nyanyi deh. Gue tau lo kangen suara gue kan?" Terdengar suara kekehan dari sebrang sana.

"Buru ih."

"Mengapakah kita selalu berjauh hati?
Selalu sendiri dan terasa hati
Apakah kita tak sehaluan lagi?
Berat bagiku, berat bagiku."

Salsha terdiam. Lagu itu menggambarkan keadaan nya saat ini. Ia hanya diam mendengarkan Aldi bernyanyi.

"Apakah salahku kau buatku begini?
Selalu sendiri, tinggal sendiri. Cinta yang ku pinta, kau balas dengan dusta. Berat bagiku."

Salsha melanjutkan bait lagu itu setelah Aldi. Ia yakin bahwa Aldi juga merasakan hal sama. Ia menghayati lagu itu,perlahan ia memejamkan mata nya menikmati lagu yang ia alunkan.

"Melepaskanmu...
Bukan mudah bagiku untuk melalui semua ini. Pabila kenangan kita mengusik jiwa dan hati. Kala malam tidurku tak lena mengenangkanmu

Love Or Hate(End)Where stories live. Discover now