tigapuluh tiga 🎗. ungkapan

128 20 12
                                    


🎗🎗🎗

"Takut kehilangan gue, ya? Sayangkan sama gue? Iyalah orang dari dulu lo kan posesif."

-oOo-

"Group arisan."

"Nama nya unik." Ujar Aldi.

"Gitu doang dia percaya?" Gumam Salsha tidak percaya.

"Lo ngomong sesuatu?"

Salsha gelabakan. "Ehh enggak."

"Yaudah ayo. Kata nya mau jalan-jalan." Ujar Aldi.

"Eh iya ayo."

"Yaelah bang! Trus gue pulang bareng siapa?" Tiba tiba terdengar suara protesan dari seseorang.

"Bodoamat, gue mau pulang bareng Ghena. Salah sendiri, makanya jangan bandel! Motor lo disita kan sama papah."

Ternyata suara perdebatan itu terdengar dari Fahmi dan Bayu. "Lo tega banget sih sama adek sendiri."

"Lo bukan adek gue." Sergah Fahmi.

Ghena pun hanya bisa diam memperhatikan perdebatan antara kakak beradik itu. Ia merasa tidak nyaman apalagi saat Bayu menatap nya dengan senyum smirk. Iya meremas rok nya hingga sangat kusut untuk mengurangi rasa gugup nya.

"Salsha?" Tak sengaja ia berpapasan dengan Salsha dan juga Aldi yang kebetulan motor Aldi diparkir tak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Hey, Al." Sapa Fahmi saat Aldi hendak mendekati mereka.

"Oh hay, Mi." Balas Aldi.

"ALDI! ALDI! SULTAN MAU MINJEM CATATAN DONG!"

"ERVAN JUGA PENGEN TAU CATATAN TADI! ERVAN KETIDURAN DIKELAS!"

"HUWAA RYAN MAU JUGA!! RYAN GAK NULIS TADI!!"

Tiba tiba terdengar suara teriakan membahana dari ketiga suara yang sangat familiar ditelinga nya. Ya, itu adalah trio sabun colek alias Sultan, Ervan dan Ryan.

Aldi hanya bisa memasang wajah datar nya saat ketiga sahabatnya berteriak sambil berlari seperti film india. Ingin rasanya Aldi memasukan wajah nya kedalam tas.

Tolong keresek!!

"ALDI!!"

"APA?!" Bentak Aldi.

"Buset dah ngegas dia." Sultan mengelus dada nya.

"Mau tau catatan dong!" Ervan langsung mengambil alih tas Aldi dan langsung. Mengeluarkan buku catatan pelajaran tadi.

Aldi pun hanya bisa mendengus kesal. Ia menutup kembali resleting tas nya.

"Makasih Aldi."

"Sama-sama sahabatku." Aldi menghela nafas berat mereka yang bilang terima kasih, mereka juga yang menjawab.

Ervan pun menatap heran kearah Ghena yang hanya diam. Biasanya jika melihat Aldi langsung girang tapi kenapa sekarang lain?

"Mak lampir stres, ya?" Celetuk Ervan.

Love Or Hate(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang