Chapter 2

7.4K 1.1K 183
                                    

Beberapa tahun kemudian, Seoul, Korea Selatan..

Sepasang muda mudi terlihat sedang berjalan beriringan. Walaupun si pemuda nampak berpakaian biasa saja, namun sang gadis terlihat berpakaian lengkap dengan katana dan masker menutupi setengah wajahnya.

A/N : Pakaiannya ada di foto atas, kalian bebas memilih pakaian yang mana dan bisa ubah mau ke warna apa ^^

"Sung! (Last Name)! Terimakasih sudah datang!" Sapa salah satu pria di dekat mereka. "Sung! Di luar sini dingin kan? Kerja bagus. Kamu juga (Last Name)." Sapa pria lainnya.

"Haha, tidak masalah.. Aku juga mohon bantuannya hari ini." Balas Jin-Woo. Sementara gadis di belakangnya hanya mengangguk kecil, sedikit tersenyum walau tertutup maskernya.

"Sung! (Last Name)! Kalian sudah makan?" Tanya seorang pria paruh baya. "Iya, tuan Kim Sang-Shik. Terimakasih sudah mengkhawatirkan kami." Jawab Jin-Woo dengan senyum ramah. "Sudah." Balas (Name) pendek.

Seorang pria mendekati Pak Kim Sang-Shik, Pak Bak. "Apa mereka Hunter yang hebat? Semua orang terlihat senang ketika mereka datang." Tanyanya. Pak Kim tertawa pelan.

"Hehe, kamu tidak tau karena mereka datang tepat setelah kamu keluar. Julukan pemuda itu adalah.." Pak Kim menggantungkan ucapannya.

"Terlemah Sedunia." Pak Bak terkejut.

"Terlemah? Bukan yang terkuat?"

"Kawan, kalau kita memanggil Hunter terkuat dengan julukan Hunter rank S, maka dia adalah yang terlemah."

"Maksudku, dia cukup lemah hingga bisa terluka di Dungeon rank E."

"Apa dia benar yang terlemah?"

"Iya, mungkin dia paling lemah diantara kita semua."

"Apa dia sungguh selemah itu?"

"Begitulah, jadi itu artinya Dungeon kita ditingkat rendah jika dia datang."

"Bagaimana dengan perempuan berambut (H/c) itu? Yang ada di belakangnya."

"Oh, dia. Dia hanya Hunter rank D biasa, dia juga tergolong damage dealer yang berbakat. Tapi julukannya.. Anjing Penjaga."

"Huh? Kenapa bisa begitu?"

"Maksudku, dia selalu mengikuti kemana pun Hunter Sung pergi. Tidak jarang juga dia menatap kami dengan tatapan tajam. Tapi, dia selalu berubah menjadi anak anjing atau anak kucing ketika berbicara dengan Hunter Sung."

"Sungguh.. Hunter yang unik."

"Hei, sebaiknya kita hentikan pembicaraan ini. Daritadi aku merasa dia sedang menatap tajam kita." Dan benar saja, (Name) sedang melihat mereka dengan manik (E/c) dan tatapan yang tajam.

"(Name).. Hentikan. Kamu membuat mereka jadi takut." Ucap Jin-Woo sambil menarik-narik lengan baju si gadis.

(Name) menoleh dan memasang manik berkaca-kaca.. Apa namanya? Puppy Eyes(?). "Tapi Jin-Woo, mereka kan sudah menghinamu.."

"Tetap tidak boleh (Name)."

(Name) mengembungkan sebelah pipinya (sok) imut. "Ung.. Oke deh. Tapi setelah ini ikut aku makan ya, janji." Usulnya dengan senyuman ramah.

"Haha, baiklah. Apapun untuk sahabatku." Balas Jin-Woo tak kalah ramah. Mereka pun mendatangi truk makanan. "Hai, boleh aku minta segelas kopi?"

"Oh, Hunter Sung Jin-Woo. Maaf ya, tapi kopinya baru saja habis." Jawab pria yang ada di truk makanan itu. Hal itu membuat Jin-Woo menghela napas.

"Jin-Woo. Ini, kopi." Tawar (Name) sambil menyodorkan termos kecil berisi kopi. Pemuda itu tersenyum.

"Terimakasih, (Name)."

"Sama-sama. Apapun untuk sahabatku." (Name) meniru ucapan Jin-Woo sebelumnya, membuat si pemuda tertawa kecil.

"AH! JIN-WOO! KAMU TERLUKA LAGI!!!" Teriakan itu nyaris membuat minuman Jin-Woo tumpah, jika (Name) tidak menahan dengan salah satu tangannya.

Gadis berambut (H/c) menatap si wanita bermanik biru yang berteriak tadi. "Ju-Hee Eonnie. Jangan teriak. Kopi, hampir tumpah." Ujar (Name) masih menahan kopi yang ada di tangan Jin-Woo.

"Oh, Hai! Sepertinya nona Ju-Hee juga ikut dalam raid ini ya?" Jin-Woo mencoba berbasa-basi.

"Benarkah? Aku minta maaf, (Name). Tentu saja, tapi bukan itu masalahnya! Kenapa kamu melukai wajahmu lagi!?" Tanya Ju-Hee.

"Entahlah.. Tiba-tiba saja aku sudah terluka ketika berburu."

"Maaf Jin-Woo.. Aku tidak bisa ikut waktu itu.." Ujar (Name) terlihat murung. Jin-Woo menepuk punggung sahabatnya.

"Tidak apa-apa, (Name). Lagipula saat itu kamu punya urusan yang lebih penting, kan? Aku memakluminya."

"Sungguh.. Sebenarnya apa yang terjadi.."

Mereka bertiga pun mengobrol. "Kamu bahkan sampai masuk rumah sakit?"

"Iya.. Kami ada di Dungeon rank E dan cuma aku yang terluka."

"Hah? Kenapa bisa begitu?"

"Yang lainnya rank tinggi, jadi mereka tidak membawa healer."

"Mereka hanya merasa sok kuat.." Celetuk (Name) mengikuti pembicaraan, terlihat sebal.

"Meski begitu, mereka sungguh tidak membawa healer karena mereka yakin akan aman?"

"Santai saja, ini hanya karena aku lemah.. Aku sudah ditakdirkan seperti itu. Nona Ju-Hee juga paham itu kan?"

Sunyi sejenak diantara mereka bertiga.

(Name) pun memecah keheningan. "Menurutku tidak begitu, Jin-Woo. Setiap orang itu kuat di waktu dan bidang masing-masing. Dan bagiku, Jin-Woo itu kuat. Hanya saja belum waktunya. Aku yakin Jin-Woo pasti bisa menjadi kuat, makanya jangan menyerah untuk terus berusaha. Semangat ya." Celotehnya panjang lebar. Ju-Hee dan Jin-Woo menatap (Name) lama, kemudian mereka berdua tersenyum.

"Jin-Woo, kamu memiliki sahabat yang sangat baik." Ucap wanita pemilik rambut oranye itu, dan dibalas dengan anggukan Jin-Woo.

'Itulah kenapa aku menyayanginya..' Batin Jin-Woo seraya mengacak rambut (H/c) milik (Name) gemas, si gadis pun tidak menolak.

"Yah, sepertinya semua orang sudah bersiap masuk Gate. Ayo kita juga.." Ajak Jin-Woo dan (Name) mengangguk.

"Oke.." Balas Ju-Hee dan mereka berkumpul di depan Gate.

Setelah ditentukan bahwa Tuan Song Chi-Yul akan memimpin Raid, mereka semua mulai masuk satu-persatu.

'Gate Double-Dungeon Rank S.. kekuatan sihirnya memang beda level.. Terasa pekat sekali..' Batin (Name) seraya menatap Gate itu lama.

"Jin-Woo." Panggil (Name) pelan, si pemuda menoleh ke belakang.

"Iya, (Name)? Ada apa?"

"Boleh aku gandeng tanganmu saat masuk Gate nanti?" Mendengar pertanyaan itu, Jin-Woo memasang ekspresi sedikit bingung.

Mencoba untuk tidak mempermasalahkannya, ia mengangguk. "Tentu."

"Terimakasih," (Name) pun menggandeng tangan sang sahabat cukup erat, menyembunyikan rona tipis yang hinggap di kedua pipi mereka.

Mereka pun memasuki Gate bersama.

909 kata

Bersambung..

A/N : Gemes sama keuwuan (Name) dan Jin-Woo. Maaf karena ini agak gaje, banyak typo, dan bahasa non baku, jangan lupa vote dan ramaikan comment. Nantikan chapter selanjutnya ya~

The Regressor (Solo Leveling × Reader)Where stories live. Discover now