Chapter 48

2.3K 573 108
                                    

Beberapa menit sebelumnya..

Jin-Woo baru saja menyelesaikan Quest miliknya, dan kini dia juga sudah mengambil rewards. Ia pun bersiap keluar dari Dungeon. Namun si pemuda tinggi membatalkan niatnya karena ia merasakan 2 Demon lain yang sedang mengawasinya. Sepertinya termasuk Demon tingkat sedang atau tinggi, terlihat dari mana mereka yang mengelilinginya.

Oh, sebenarnya bukan itu titik fokus si pemuda bermanik gelap, melainkan gadis yang dia kenal ada di antara 2 Demon itu. Berlari cepat, Jin-Woo menghampiri mereka.

"(Name)..?" Yang dipanggil pun menoleh, wajah gadis berambut (H/c) itu berubah cerah.

"Jin-Woo!" (Name) melambaikan tangan, senang sekali dapat berjumpa sang kekasih setelah sekian lama.

Bukannya membalas, Jin-Woo malah mengeluarkan Daggernya dan mengarahkan pada Bakki. Sementara Aamon menatap pedang milik Shadow Army Jin-Woo, Igris, tepat didepan lehernya.

"Siapa kalian? Kenapa kalian para Demon berpenampilan manusia? Dan kenapa kalian bisa bersama (Name)?" Suara Jin-Woo semakin lama semakin dingin, membuat si kembar bergetar ketakutan.

(Name) tertawa kecil. "Baiklah, baiklah, biar aku yang jelaskan.." Ia mulai bercerita dari awal.

.
..
.

"Dan begitulah, aku pun menjadi ratu iblis dan mereka menjadi pelayanku." (Name) mengakhiri ceritanya. Jin-Woo mengangguk kecil, namun masih melirik tajam sepasang iblis kembar.

"(Name). Aku tahu kau melakukan ini karena Quest, tapi.." Jin-Woo menggantungkan ucapannya, memegang kedua bahu si gadis berambut (H/c) seraya menunduk–menyejajarkan pandangan mereka.

"Tapi kenapa kau harus menikahi duda 2 anak?" Jin-Woo menatap (Name) lama. Sementara si gadis memiringkan kepala ke samping.

"Menikah apanya? Aku hanya menjadi Ratu Iblis, tidak menikahinya." Manik Jin-Woo membola, ekspresinya seakan berkata, 'Yang benar saja, (Name)?'

"Para Demon tidak pernah punya Ratu Iblis, dan raja memiliki keturunannya dengan menggunakan Magic. Benarkan, Aamon, Bakki?" Kedua Iblis yang ditanya seperti itu mengangguk cepat, ekspresi mereka tampak kaku.

"Umm.. Master, tadi anda bilang 'Jin-Woo', maksudnya..?" Aamon bertanya dengan ragu, masih takut dengan lirikan dingin si pemuda bermanik gelap.

"Oh, benar. Namanya Sung Jin-Woo, dia-" Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Jin-Woo memotong lebih dulu.

"Kekasih (Name)." Potong si pemuda tinggi seraya melingkarkan tangan ke sekitar pinggang (Name), memeluknya dari belakang sembari menempatkan dagunya pada pucuk kepala sang gadis. Jin-Woo kembali menatap tajam mereka, manik gelapnya bahkan berubah warna biru menyala.

"Kekasih..?" Si kembar saling menatap bingung, baru pertama kali mereka mendengar ungkapan seperti itu.

"Mungkin kalian lebih familier dengan kata 'tunangan'." Ralat (Name). Mereka mengangguk secara bersamaan. Merasa canggung dengan situasi sekarang, sang gadis pun mengecek layar chat(?) (F/c).

[The Element's God menatap anda dan berbinar senang.]
[500 koin telah disponsori.]
[The Torture's Goddess kecewa karena tidak ada pertarungan dari protagonis dan para pelayan anda.]
[The Healing's God menatap The Torture's Goddess sambil menghela napas lelah.]
[The Readers senang akan pertemuan anda dengan protagonis]

The Regressor (Solo Leveling × Reader)Where stories live. Discover now