Chapter 22

3.4K 691 31
                                    

Jin-Woo menoleh pada (Name) yang mulai melangkah maju. "(Name).. Mundurlah, kau sudah bertarung dengannya cukup lama."

Si gadis yang mendengar itu menatap Jin-Woo dan Tae-Shik bergantian. Menghela napas pelan, ia memutar tubuh dan mendekati Pak Song dan Ju-Hee. "Baiklah, kalau kesulitan nanti jangan segan meminta bantuanku." Ucap (Name) yang dibalas dengan tanda 'oke' oleh si pemuda.

"Aww, sungguh homantis." Komentar Tae-Shik dengan senyum mengerikannya.

['The Eyes of Judgement'(Lvl. 9) telah aktif]

(Name) mengaktifkan skill nya, berdiri diantara Pak Song dan Ju-Hee. Manik (E/c) itu melihat sekeliling, lalu kembali fokus dengan kedua pria di hadapan. Mereka terlihat mengobrol.

'Pasti dia membual tentang anak perempuan dan gak ingin melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh.. Hah. Dasar gila, ekspresinya gak cocok sama sekali.' Batin si gadis berambut (H/c) seraya membersihkan pedangnya yang tertutupi darah.

Tae-Shik menyerang Jin-Woo lebih dulu, namun berhasil ditahan oleh si pemuda berambut gelap. Begitu Jin-Woo membelah tubuh Tae-Shik--yang ternyata hanya sebuah ilusi. Pria bermanik violet(?) itu muncul di sebelah kanannya.

Suara adu belati memenuhi indera pendengaran mereka. Pak Song sampai syok. "Bagaimana bisa mereka bertarung dengan kecepatan ini? Dia bukan lagi Tuan Sung yang aku kenal.." Ucap Pak Song dengan nada gemetar.

Ju-Hee memberikan buff lagi pada Jin-Woo, membuat Tae-Shik terlihat kesal. 'Haste dan Burn Booster. Aku tidak bisa bermain-main lagi.' Pikir si pria.

Arena pertarungan itu melebar hingga melewati Pak Song, (Name) dan Ju-Hee. Pak Song dan Ju-Hee menunduk, melindungi kepala mereka. Sedangkan (Name) dengan santai mengaktifkan skillnya.

['Barrier'(Lvl. 10) telah aktif]

Dengan 'Eyes of Judgement'(Lvl. 9), manik (E/c)nya mampu mengikuti gerakan kedua pria itu. Ketika Tae-Shik melemparkan belatinya, Pak Song bersiap menahannya dengan pedang itu. Tetapi belati itu memantul keluar, terlihat gelembung (F/c) membungkus mereka bertiga. Tae-Shik sempat terkejut, begitu pula Pak Song dan Ju-Hee.

"Aku akan menjelaskannya nanti, sekarang lebih baik fokus." Ucap si gadis berambut (H/c).

Jin-Woo lengah, ia mendapatkan berbagai serangan dari Tae-Shik. "Maaf, tapi bisakah anda turunkan hawa membunuh anda, kumohon? Sistemnya sensitif dengan hawa membunuh." Ucap Jin-Woo yang membuat (Name) meneguk ludah kaku.

[Quest darurat telah dibuat]

"Sistem jadi aktif sendiri." Lanjutnya seraya bersiap menyerang balik, manik gelapnya bercahaya biru. Tae-Shik masih tersenyum sangat lebar.

[Quest Darurat - Extermination]
[Disini ada 'player' yang punya hawa membunuh didekat anda. Bunuh mereka dan pastikan keselamatan anda. Jika Quest ini tidak selesai, jantung anda akan berhenti.
Jumlah player untuk dibunuh : 1
Jumlah player yang terbunuh : 0]

'.. Oh, kenapa muncul juga padaku? Apa aku harus ikut bertarung lagi?' Batinnya heran ketika melihat layar notifikasi (F/c). Pak Song dan Ju-Hee tidak bisa melihatnya, jadi ia tidak terlalu khawatir.

Jin-Woo menggunakan skill 'sprint', melesat cepat menuju Tae-Shik. Tae-Shik yang kaget dan tidak bisa mengimbangi Jin-Woo, berhasil terluka di pipi kiri. Efek Dagger itu sempat bekerja, namun karena daya tahannya terlalu tinggi sehingga efek itu dibatalkan.

"Izinkan aku untuk menunjukkan sesuatu yang menyenangkan juga." Ucap Tae-Shik seraya menggunakan skill Stealth.

'Dia cukup bodoh untuk menjelaskan skill nya sendiri, terlalu percaya diri bahwa dirinya lebih hebat.. Dan aku mati sekali berkat si bodoh itu.' (Name) menepuk wajahnya seraya menghela napas kasar.

The Regressor (Solo Leveling × Reader)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora