Chapter 12

4.2K 834 139
                                    

"Aku masuk duluan, semuanya ikuti aku!" Seru Dong-Suk.

Jin-Ho dengan equipment menyilaukannya memasang pose siap memasuki Gate. Sementara Jin-Woo dan (Name) memasang ekspresi terkejut.

'Aku yakin dia sedang mengomel dalam pikirannya..' Batin si gadis sambil melirik Jin-Woo.

"Ayo maju!"

"Oke.. Tapi jangan jalan berdampingan.." Mendengar itu, seketika (Name) menoleh.

"Aku juga?" Tetapi Jin-Woo malah mengacak rambut (H/c) itu gemas, lalu tersenyum kecil.

"Kamu pengecualian, (Name)."

Jin-Woo melirik para Hunter, berpikir bahwa attack force itu memang menghasilkan uang yang lumayan juga mempersenjatai diri dengan baik. Sedangkan gadis dengan manik (E/c) itu memikirkan hal lain.

'Aku mau bilang ke Jin-Woo tentang attack force ini.. Tapi aku gak bisa merubah jalan cerita ini lebih banyak, dunia ini akan hancur kalau aku melakukan nya berlebihan.. Aduh, bingung...' Oh, rupanya sedang dilema akan memberitahunya atau tidak.

Mereka pun memasuki Dungeon itu. Ketika sampai, salah satu magician memberikan penerangan karena disana begitu gelap. Awalnya mereka heran dengan terowongan yang banyak dan monster belum muncul.

"Apa ada Dungeon tanpa monster?" Tanya Jin-Ho.

"Shh."

"Semuanya diam, dan dengarkan." Tambah (Name) yang membuat para hunter seketika sunyi. 'Ugh.. Aku gak suka monster tipe serangga..' Batinnya sebal.

"Ini monster tipe serangga!!" Teriak Jin-Woo tiba-tiba. Para hunter mencoba memperkirakan darimana mereka akan datang, tetapi karena begitu banyak terowongan membuat mereka kebingungan. (Name) tidak bereaksi apapun, hanya menatap langit-langit yang juga ada terowongan disana.

"Dari atas!" Teriakan Jin-Woo berhasil menarik perhatian para hunter. Magician itu menembak monster semut dengan fireball, Dong-suk sebagai tank melakukan pekerjaannya dengan baik.

Begitupun para hunter lain, walaupun mereka sedikit.. Kasar. Jin-Ho juga menyerangnya dengan baik, karena equipment nya bagus, kekurangan pengalaman dirinya tertutupi dengan baik.

'Mereka bertarung dengan baik, tapi..' Jin-Woo kembali memutar memori ketika ia melihat (Name) mengelus kepala Jin-Ho. Ekspresinya menjadi tidak begitu baik. Bahkan monster semut yang diam-diam menyerang pun langsung dia tendang dengan keras.

'Ini membuatku sedikit frustasi. Aku tidak suka dia begitu.'

"Hei, ekspresimu jangan terlalu kaku begitu. Gak cocok sama kamu." Ucap (Name) yang tiba-tiba muncul di depan Jin-Woo, membuat si pemuda terkejut.

'Gara-gara siapa moodku jadi begini, hah..?' Pikir Jin-Woo menahan kekesalannya dengan senyum, memperhatikan si gadis yang menginjak monster semut itu seolah tanpa beban.

Mereka telah selesai bertarung dengan monster, beberapa mulai mengurusi pembersihan mayatnya. "Ini mungkin akan makan waktu jadi jangan terlalu memaksa diri kalian dan kontrol langkahmu." Ucap Dong-Suk yang disetujui oleh hunter lain.

"Ambil semua inti magis! Kita membaginya bersembilan!" Para hunter mulai mengumpulkan inti magis dengan senang hati. Dong-Suk menoleh pada Jin-Woo.

"Kamu menyelamatkan kami barusan. Bagaimana kamu tahu para monster datang dari atas?"

"Aku hanya.. Merasakannya." Jawab Jin-Woo. 'Sudah ku duga.. Stat sense lebih berguna dari penglihatan langsung.' Pikirnya.

"Kepekaanmu tinggi juga. Bagus, semua orang telah menyelesaikan pembersihannya. Terimakasih. Tetapi akan lebih baik jika kamu tidak memperhatikan hal kecil seperti itu."

"Huh?" Jin-Woo sempat bingung. (Name) mendekati si pemuda surai gelap ketika Dong-Suk dipanggil oleh temannya.

"Aku gak suka dia." Ujarnya jujur sambil menatap Dong-Suk. Jin-Woo hanya diam, menatap Dong-Suk yang mulai mengeluarkan aura tidak enak.

"Jin-Ho, pedang dan perisai itu mahal kan?" Tanya Jin-Woo.

"Iya? Oh, ayahku begitu peduli ketika mendengar aku akan melakukan raid pertamaku."

"Aku tidak yakin, tapi.. Kamu harus mulai waspada."

"Kau juga (Name)." Tambah Jin-Woo yang membuat si gadis tersenyum.

"Aku sudah waspada sejak awal, Jin-Woo."

Entah sudah berapa lama mereka memasuki Dungeon yang seperti labirin ini, selama itu pula (Name) dan Jin-Woo tidak banyak bicara. Mereka berdua hanya berjalan membawa tas, tanpa bertarung. Memang lebih menghemat energi, tapi membosankan karena monster yang mereka temui semakin sedikit.

'Hati-hati dengan Lizards. Aku tidak tahu kenapa peringatan ini muncul, tapi satu hal yang bisa aku pastikan : perasaan burukku tidak pernah salah.' Batin Jin-Woo seraya menatap Dong-Suk.

"Ini kuburan. Sudah lumayan lama tapi kita masih tidak menemukan monster apapun dengan anggota tubuh yang lengkap, disini hanya ada.. Mayat dan para monster mati daritadi."

Tak lama mereka berhenti berjalan, menemukan ruangan Bos--Monster laba-laba. Lorong itu tertutup jaring putih, bahkan ada beberapa mayat monster terlilit diantaranya.

'Ugh.. Berapa kalipun aku ikut raid, aku tidak pernah terbiasa dengan monster tipe serangga.' Pikir (Name) sambil mendekatkan diri ke Jin-Woo, mendapatkan tatapan heran dari si pemuda berambut gelap.

"Ini ruangan bos. Bersiap."

Mereka memasuki lorong itu, hingga salah satunya menemukan banyak kristal mana yang besar. "Jackpot ya.." Gumam (Name).

Ketika para hunter sedang mengobrol tentang adik Dong-Suk, Jin-Ho mendekati Jin-Woo. "Pinjamkan aku kontrak yang kamu setujui sebentar. Aku juga ingin memeriksanya dengan menyeluruh."

Jin-Ho sempat protes tentang pembagian kristal mana itu, tapi Dong-Suk mengalihkan pembicaraan dengan melihat Bos Dungeon--Monster laba-laba raksasa. "Kalian pasti sudah mengetahuinya, tapi setelah boss dikalahkan, Gate akan tertutup. Karena itu kita harus menambang dan membawa kristal mana sebelum membunuh laba-labanya." Jelas Dong-Suk.

Dan beberapa penjelasan yang tidak (Name) perhatikan. Maniknya menatap Dong-Suk tidak berminat. "Aku minta maaf, tapi bisakah kalian bertiga berjaga disini? Ku pikir kami akan kembali dan membawa equipment kami."

Jin-Ho terlihat kaget, tetapi Jin-Woo dan gadis dengan manik (E/c) hanya menatap mereka. Pemuda berambut coklat itu terlihat gugup, namun Dong-Suk meyakinkannya bahwa tidak akan terjadi apapun selama tidak mengganggu bos.

Dong-Suk pergi keluar dengan squadnya. (Name) menatap kepergian mereka sejenak, setelah itu berjalan mendekati Jin-Ho. Tetapi sesuatu menahan tasnya, membuat si gadis menoleh ke belakang.

"Jangan jauh-jauh dariku." Ternyata salah satu tangan Jin-Woo menahan tasnya. Namun ia menoleh ke arah lain, kemanapun asal tidak menatap si gadis.

(Name) mengerjapkan mata beberapa kali, tidak menyangka dengan reaksi pemuda itu. "Jin-Woo, apa kau ce--umph." Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Jin-Woo membungkam mulut si gadis dengan tangannya.

"Hentikan (Name), jangan dilanjutkan." Balasnya dengan wajah memerah tipis. Jin-Ho menatap mereka dengan tatapan seolah mengatakan 'Kalian pacaran?'

Sebelum (Name) bereaksi lebih banyak, suara ledakan terdengar dari pintu masuk ruangan bos. "Huuh!? Ja.. Jalan masuknya!!"

'Sudah kuduga, para bajingan itu.. Adalah Lizards.' Batin Jin-Woo. Sedangkan sang gadis hanya menghela napas.

1019 kata

Bersambung..

A/N : Wah bang Jin-Woo cemburu nih sama Jin-Ho *dilempar belati rasaka* Eh iya, maaf bangಥ⌣ಥ. Btw, seperti biasa cerita ini banyak typo, bahasa non baku, bahasa kasar, dll. Jangan lupa vote dan ramaikan comment, nantikan chapter selanjutnya~

The Regressor (Solo Leveling × Reader)Where stories live. Discover now