Chapter 41

4.1K 697 100
                                    

Jin-Woo POV

"Hah!" Tubuhku tersentak, kedua mataku terbuka lebar. Kulihat sekeliling, masih sama seperti sebelumnya--Didalam Dungeon. Dimana (Name)?

Ku tolehkan kepala ke segala arah, mencari keberadaan kekasihku. Rupanya dia duduk agak jauh dari kelompok kami, sepertinya sedang menatap ke arah lapangan bersalju. Aku bersyukur karena anggota yang lainnya sudah tertidur lelap. Perlahan namun pasti, aku dekati dia lalu duduk disebelahnya.

"Tidak bisa tidur?" Tanyaku, ia menoleh lalu tersenyum kecil. Masker hitam yang biasa ia pakai sudah (Name) lepas.

"Begitulah." Jawab (Name) sekenanya. Aku mengangguk mengerti, lalu ikut menatap lapangan bersalju itu. Pikiranku kembali memutar mimpi yang baru saja aku alami, 'mimpi buruk' yang sebenarnya tidak ingin kuingat.

Disana ada (Name), dengan pakaian robek dan penuh luka. Di jantungnya tertancap sebilah pedang yang menembus punggung.

Tubuhnya mulai membeku, berkat suhu dingin luar biasa. Kepalanya menunduk, manik (E/c) yang biasanya berkilau kini bersembunyi dibalik kelopak matanya.

Tetapi, aku bisa mengetahui kalau dia tersenyum walaupun memakai masker. Dan saat itu aku tahu kalau (Name) sedang tersenyum tipis, seolah tahu kalau dia akan mati. Setelah itu aku tidak bisa mengingatnya, seolah hanya itu satu-satunya memori yang kuingat.

Aku menggelengkan kepala beberapa kali .... Itu mimpi yang cukup gila sih, terlebih lagi aku bermimpi (Name) mati 2 kali. Mimpi pertama adalah mimpi dia mati di Dungeon serangga. Aku belum menceritakan ini kepada siapapun, terutama pada gadis disebelahku ini. Aku tidak mau membuatnya khawatir.

"Hei, Jin-Woo." Panggil (Name) yang membangkitkanku dari lamunan. Aku menoleh, memasang ekspresi bertanya-tanya.

"Aku.. Masih lemah ya?" Tanya (Name), seketika aku menggeleng keras. Yang benar saja, mana ada orang yang bisa mengendalikan sihir sekaligus berpedang sebaik dirinya. Apalagi dia masih bisa berkembang menjadi lebih baik.

Aku gerakkan tanganku hingga mencapai pucuk kepalanya, lalu mengacaknya gemas. "Tidak (Name), kamu tidak lemah. Kamu hanya belum berkembang sepenuhnya." Aku bercoba menghiburnya.

(Name) mengangguk lagi. Aku kaget ketika dia tiba-tiba memelukku erat, bisa kurasakan kalau pipiku menghangat. (Name), jangan membuatku ingin segera mencium dirimu!! Aku tak lupa untuk membalas pelukannya.

Kakasihku ini sedang menyembunyikan wajahnya diceruk leherku. Sepertinya (Name) semakin lama semakin berani.. Aku biarkanlah dia tetap berada diposisi itu untuk beberapa waktu, lagipula ini cukup nyaman. Kuharap.. Mimpi buruk itu tidak terjadi.

Jin-Woo POV End

.
..
.

Kejadian beberapa waktu lalu kembali terulang, Chul yang marah-marah dan langsung 'ditenangkan' oleh Jin-Woo, kemunculan Baruka dan pasukannya, juga pertarungan Shadow Soldiers vs para Hyakki.

Perbedaannya, (Name) tidak ikut bertarung dengan pasukan Baruka. Ia memilih mendekati Kim Chul yang mulai sadar. Diambilnya pedang didekat sang pria, lalu mengeceknya. Chul sendiri sudah gemetar ketakutan.

"Ini salah kalian.. Kalau kalian tidak membantu kami.. Kalau kalian tidak membiarkan kami kedinginan dan kelaparan, aku pasti menang.. (Fullname), ini salahmu.." Racaunya. (Name) mengernyit heran, memperbaiki letak masker yang ia pakai.

"Apa yang kau bicarakan? Kau sendiri yang ingin berpisah dengan kami. Kau yang melarang timmu untuk mengambil daging Ice Bear sebagai persediaan, mengapa itu jadi salah kami?" Tanya (Name) seraya menatap datar Chul. Pria itu terbelalak, mengapa gadis didepan nya tahu tentang kejadian itu?

The Regressor (Solo Leveling × Reader)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن