8th : Hari Tanpa Arkan

4.1K 437 11
                                    

Pagi ini, harusnya menjadi pagi yang menyenangkan untuk siapa saja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi ini, harusnya menjadi pagi yang menyenangkan untuk siapa saja.

Namun, kerusuhan sudah terjadi sejak pukul enam tadi di rumah tujuh bersaudara ini. Rey yang sudah duduk manis di meja makan, menunggu semua saudaranya turun dan menghentikan kerusuhan yang mereka perbuat.

Saat ini, dirumah, hanya ada Rey sebagai yang paling tua. Arkan sedang memiliki urusan pekerjaan yang mana harus membuat nya meninggalkan rumah selama beberapa hari. Pada awalnya, Rey juga diharuskan untuk ikut karena ini menyangkut peresmian cabang baru A7 Corp.

Tapi Arkan berpikir kembali, bila Rey ikut maka sudah dipastikan saat mereka pulang rumah ini tidak akan berbentuk lagi. Maka dari itu, adik-adiknya dan rumah dipindah tugaskan pada Rey untuk beberapa hari ini.

Sejak tadi, selalu terdengar teriakan bersahut-sahutan seperti dihutan. Hal itu membuat kepala Rey sakit karena kelakuan adik-adiknya yang diluar nalar ini. Tapi amanah tetap amanah, Rey akan berusaha kuat walaupun ia sendiri jadi ingin membungkam mulut adiknya satu persatu agar diam.

"MAS REY, TAS RAYN MANA YA?! OH, INI UDAH KETEMU MAS."

"MAS, LO LIAT JAKET KESUKAAN GUE GA?!"

"MAS REY, LIAT BUKU TEBAL CHENKA GA?!"

"MAS, LIAT SNEAKERS PUTIH GUE GA?!"

"MAS, HOODIE PUTIH KESUKAAN GUE MANA?!"

Ya, setidaknya begitulah teriakan-teriakan yang Rey dengar sejak tadi. Jujur saja, anak kedua itu mencoba mengabaikan. Telinganya mulai sakit ketika Rayn mulai berteriak dengan suara beratnya. Ia heran, mereka pemilik barangnya tapi tidak tahu dimana diletakkan.

Sekitar sepuluh menit, Rey menunggu. Namun tak ada adiknya yang turun juga dan berhenti dari aktivitas mereka. Kepalanya sudah pening karena teriakan jahanam itu, maka Rey memilih untuk sarapan lebih dulu saja.

Sejujurnya, Rey ingin marah. Biasanya Reno sama sekali tak pernah ceroboh jika menyangkut barang-barangnya. Lalu pagi ini, Reno sama sekali tak jauh berbeda dengan Chandra dan Chenka yang selalu ceroboh.

Mereka semua turun untuk sarapan ketika Rey sudah menyelesaikan sarapannya. Moodnya berubah sejak teriakan adik-adiknya itu mulai terdengar.

Reno yang penasaran pun bertanya, "Lho, Mas mau kemana?"

"Kamar."

"Ga ke kampus?" Ujar Rayn, karena biasanya pagi-pagi begini Rey sudah siap dengan pakaian casual yang biasa dipakainya sebelum ke kampus.

"Hari ini libur. Udah sana sarapan, nanti kalian telat,"

Rey berlalu dari hadapan kelima nya. Dengan perasaan jengkel yang tak tertahan tentu saja. Namun, semua jawaban Reyvan tadi sama sekali tak memberikan kelima adiknya jawaban.

Tiba-tiba Chandra teringat sesuatu,

Kunci mobil.

Lalu ia kembali berteriak, bermaksud bertanya pada Reyvan apakah kakaknya itu melihat benda kesayangannya atau tidak.

7A's Brother✓Where stories live. Discover now