14th : Dad?!

2.3K 295 31
                                    

One Months later
07.03 WIB,
Rumah-Bandung

Sebulan sudah berlalu sejak kejadian kecelakaan Rey, kasusnya masih diselidiki oleh tim polda Bandung yang diketuai oleh teman Arkan sendiri, yakni Luke Bryandi Adam teman semasa SMA nya. Tanpa disadari oleh mereka, peristiwa yang menimpa Rey hanyalah sebuah pengalihan semata. Sebab sesuatu yang sebenarnya tidak dinanti sedang bersiap untuk muncul.

"BANG CHANDRA, AYAM GORENG RAYN JANGAN DIMAKAN!!"

Hari masih pagi, tetapi teriakan si bungsu sudah menggelegar ke seluruh rumah. Memenuhi rungu lima pemuda yang sedang duduk damai di meja makan. Salah satu dari mereka masih berada di kamar, ia sedikit terlambat bangun pagi ini.

Masalahnya dimulai ketika Chandra dengan tidak tahu diri, mengambil dua potong ayam goreng Rayn yang tadi dimasakkan oleh bi Asri. Pagi-pagi sekali tadi, Rayn bangun dan bilang pada Nares juga Rey untuk minta dimasakkan ayam pada bi Asri, yang sudah tentu dituruti langsung oleh asisten rumah tangga itu.

Sejujurnya, ayam itu masih banyak. Hanya Rayn saja yang terlalu dramatis karena ayamnya dimakan oleh Chandra, mana tidak ijin pula. Itu sebabnya si bungsu mengamuk pagi hari ini.

"Minta dua potong, Yan. Abang mau juga tau," rengek adik ketiga Arkan itu membuat si bungsu menatapnya malas saat Chandra mulai memelaskan wajahnya seperti anak anjing.

Rayn menggeleng tegas, "Ga. Rayn belain bangun pagi cuman buat minta dimasakin ayam sama bi Asri tadi, tanya aja kak Na sama mas Rey tuh." Ia menari piring ayam itu kedekatnya, kemudian menjauhkan tangan Chandra dari makanannya ini.

Niat awal Chandra adalah membujuk Rayn hingga mau berbagi. Namun, ia sedang malas dan memilih menyerah. Ia tahu kalau Rayn bersikeras iya maka tidak bisa dibantah. Raut wajah Chandra berubah ketika satu potong dada ayam mendarat di piringnya. Ia mengangkat kepala untuk melihat siapa yang melakukan itu, tidak mungkin Rayn--

--"Mas?"

Rey menatapnya lembut, "Ambil aja. Gausah kebanyakan drama sama adek sendiri, Chan." Kata Rey sebelum melanjutkan makan nya. Chandra langsung menyantap ayam itu dengan senang, senyum tipis pun terbesit di wajah tampan Rey. Ia menggeleng heran dengan kelakuan adiknya yang satu itu.

Merasa ada yang kurang di meja makan, Arkan menghitung adik-adiknya yang ternyata kurang jumlahnya. "Chenka mana?"

Reno merespon dengan cepat, "Masih dikamar kak. Kayaknya lagi beresin buku buat mata kuliah hari ini deh, dia telat bangun soalnya."

"Ooh, sebuah hal yang agak mustahil ya. CHENKA, TURUN! SARAPAN!!" si sulung berteriak tiba-tiba, membuat tatapan horor dilayangkan padanya. Tapi Arkan tak mempedulikan itu dan langsung melanjutkan acara makannya.

"IYA, KAK ARKAN." balas Chenka dari kamarnya.

🍀

10.12 WIB,
Universitas Padjadjaran
Bandung-Jawa Barat

Hari ini, yang memiliki jadwal diluar rumah hanya Arkan, Reyvan, dan Chenka. Arkan pergi ke kantor sedangkan dua anak Adam lainnya pergi ke kampus, seperti biasa. Tersisa empat orang dirumah yang memang tidak memiliki kelas hari ini, entah kenapa bisa bersamaan seperti itu.

Setelah Rey memarkirkan motornya--lupakan Jeep kuning yang sudah ringsek itu--keduanya berjalan beriringan di koridor kampus. Dengan Rey yang sesekali fokus pada buku catatan ditangannya. Ia hanya waspada jika para dosen itu memberikan kuis dadakan hari ini.

7A's Brother✓Where stories live. Discover now