17th : Melindungi Yang Berharga

2.3K 289 10
                                    

10.14 WIB,
UNPAD [Taman Kampus]
Bandung-Jawa Barat

Chandra melakukan hal selayaknya orang bersemedi untuk menenangkan hatinya dari rasa gugup dan takut. Kini ia bersama Reno dan Nares tengah berada di taman kampus yang cukup luas. Masih belum memiliki niat untuk pulang setelah kejadian tadi. Melihat wajah sang ayah yang sejak lama menghilang lalu kembali, menjadi momok menakutkan bagi ketiganya.

Terlebih, Chandra masih sangat ingat apa yang dikatakan oleh Erick. Dua saudaranya sudah bertemu dengan ayah mereka lebih dulu? Tapi kenapa tidak bercerita? Itu isi pikiran Chandra sekarang. Namun, dibalik itu semua Chandra tidak ingin berprasangka buruk. Bisa saja disembunyikan menunggu waktu yang tepat baru dibeberkan. Hanya saja mungkin ia sedikit kecewa.

Drrrt.. drrrt..

Ponsel milik Reno bergetar disela-sela keheningan yang menyapa. Lelaki yang duduk diantara Chandra dan Nares itu merogoh ponselnya dan melihat siapa yang menghubungi.

Mas Rey.

Tanpa kata, Reno langsung menggeser tombol hijau itu. "Halo, Rey?"

"Tumben belum sampai rumah? Kalian ada kelas tambahan?"

"Eumh, ga kok. Ini udah selesai. Tinggal balik aja,"

"Ah, okey. Gue--

––Rey?!" Tiba-tiba Nares merebut ponsel mahal Reno itu. Membuat Rey diseberang sana terkejut karena suara Nares tiba-tiba terdengar.

"K-kenapa?"

"Goblok sia, kaget dia itu uyy." Sambar Chandra sedikit kesal.

Nares hanya meringis, "Mas, kita bertiga ketemu ayah disini. Di kampus, di gedung fakultas nya Chandra."

Diseberang sana Rey membatu. Jadi ayahnya berniat menampakkan diri pada semua putranya begitu?

"Kalian udah tau?"

Reno masih bisa mendengar nya dengan jelas, "Iya kami udah tau. Dia bilang, sebelumnya dia ketemu sama dua orang diantara kita. Tapi gue ga bisa tebak dia siapa, lo tau mas?"

Setidaknya Rey lega karena pria itu tidak menyebutkan namanya dan Chenka. Bisa-bisa mereka perang nanti ketika sampai dirumah, Reno bukanlah tipe orang yang bisa menjaga kesabaran apalagi ketika ada hal penting yang seharusnya ia tahu malah tertutup rapat darinya.

"Gue bakal jelasin dirumah, kalian pulang dulu kalau mau tau."

Pip!

🍀

Empat saudara sedarah itu terdiam. Rey menceritakan secara rinci kejadian dimana Chenka dan dirinya bertemu dengan Erick, ayah mereka. Yang tertua menghela nafas ketika adik-adiknya terdiam sesaat setelah mendengar ceritanya.

Reno menghela nafas panjang, "Ada cara buat jauhin dia dari Rayn?"

"Belum ada cara yang pasti, Ren. Cepat atau lambat, dia bakal tunjukkin wujudnya didepan Rayn. Bahkan sewaktu-waktu saat Rayn lagi ada di kampus, sama kayak kalian."

Nares yang duduk disamping Rey berdecak kesal. Tak suka ketika si bungsu sudah dipermasalahkan seperti ini. "Dia udah ga punya hak atas Rayn, atas kita lagi setelah dua tahun lalu ninggalin kita dan ibu dalam kesengsaraan."

7A's Brother✓Where stories live. Discover now